Part 25

990 118 3
                                    

Ali terduduk di kursi taman samping rumahnya hari mulai menggelap namun ia tak jua berpindah posisi pikirannya di penuhi perkataan bi minah yang ia temui tadi sore selepas menjenguk al di rumah sakit. Suatu fakta yang mengejutkan dirinya tentang status hubungan al rafi dan keluarga besarnya.

" Apa yang harus gue lakuin buat bantuin lo al. Biar bagaimana pun gue udah janji untuk selalu menjadi sahabat lo dan akan selalu melindungi lo dan juga yuki. Gue benar benar gak nyangka ternyata ayah kandung al itu memang om dani tapi kenapa? Kenapa om dani lebih sayang sama kak rafi ketimbang anaknya sendiri? "

***

Dani tengah berdiri memandang langit yang semakin menggelap senyum tipis terukir kala ia melihat bintang yang bersinar matanya terpejam menikmati semilir angin malam perlahan tapi pasti ia mendengar suara derap langkah yang semakin mendekat dan kemudian ia merasakan seseorang tengah memeluk punggungnya dengan belian halus di bahunya.

" Bunda ngapain kesini " Satu pertanyaan lolos dari bibirnya yang sejak tadi membisu.

" Bunda tahu ayah pasti sedih karena gak bisa nengokin al makanya bunda kesini " Ia tersenyum mendengarkn penuturan istrinya.

" Ayah gak sedih " Dustanya

" Bohong bunda tahu apa yang ayah rasakan sekarang. Ayah merasa bersalah tapi ayah juga enggan meminta maaf. Bunda mengerti ayah melakukan ini semua agar al tidak lemah. Tapi bukan begini caranya ayah "

" Bun.. Tolong biarkan ayah mendidik al dengan cara ayah. " Mendengarnya maia menghela nafasnya.

" Tapi al adalah anak kandung kita? Kenapa ayah selalu besikap kasar dan membuat al menderita. Tidak seperti ayah yang memperlakukan rafi dengan baik " Melepaskan pelukannya dani berbalik menatapnya istrinya.

" Justru itu? Justru karena al adalah anak kandung kita. Ayah harus menjadi lebih tegas agar dia tidak lemah seperti rafi agar kejadian itu tak terulang lagi " Mengingat rafi maia tak mampu menahan kesedihannya.

" Hiks bunda sedih bunda juga takut kalau ayah terus memukuli al hiks al bisa meninggal seperti rafi yang sudah meninggalkan kita "

" Bunda. Tolong jangan menangis ayah janji ayah tidak akan memukul al hanya saja bunda harus setuju dengan permintaan ayah "

" Permintaan "

" Permintaan apa yah? " Perlahan tapi pasti dani menuturkan keinginannya. Seketika maya membelalak tak percaya.

***

Hito tengah berjalan sambil menenteng barang belanjaannya yang ia beli di supermarket yang tak jauh dari kompleks perumahannya. Ia tersenyum kala mengingat wajah menggemaskan yuki saat ia menggodanya tadi. Bagaimana bisa adik kecil kesayangan nya itu belum juga menyadari perasaannya terhadap al. Padahal jelas kelihatan sekali yuki mulai menyukai al namun adiknya itu masih saja mengelak enggan mengakuinya dan hal itu malah membuatnya gemas sendiri. Saking asyiknya melamun hito sampai sampai menubruk seorang wanita di hadapannya.

" Maaf maaf saya gak sengaja "
Katanya pelan sambil memungut belanjaan wanita itu. Seketika hito membelalak melihat wajah wanita di hadapannya.

" Hito " Panggil gadis itu dengan raut wajahnya yang sama terkejutnya dengan dirinya.

" Febby "

***

Yuki tersenyum kala mengingat kejadian tadi siang bagaimana dia merasa sangat senang ketika mengetahui al menunggunya dan makan siang bersama pemuda itu. Sekilas ucapan kakaknya mengusik pikirannya apakah benar ia mulai menyukai al? Apakah benar ia merasakan perasaan cinta yang tak pernah ia sadari sebelumnya. Dan jika di pikirkan kembali ucapan hito memang ada benarnya mungkin selama ini ia hanya sebatas mengagumi maxime bukan mencintainya.

Love That Can't Be Erased (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang