Surprise!

1.1K 79 2
                                    

Pria itu menyadari tatapanku, ia tersenyum lebar.

"Hi, Annora, long time no see."

"Calvin ..." Mataku bergulir ke arah Vivian meminta penjelasan, tapi ia terlihat menatapku ragu-ragu, lalu perlahan tersenyum malu. "Kalian ..."

"New couple, Annora." Reyno terkekeh, ia melihat aku yang kehabisan kata-kata.

Vivian dan Calvin???
Mereka menjadi pasangan?
Vivian bahkan membenci pria itu sejak dulu, bagaimana mungkin ...?!

"Kau keterlaluan, Vivian!" protesku pada akhirnya.

"Maaf, Annora, aku sudah berencana untuk cerita kok ..." Vivian melepas pelukan Calvin lalu berhambur padaku. Ia merangkul lenganku begitu saja, lalu tersenyum lagi.

"Calvin, bisa kau jelaskan?" kini aku menyerang pria bule itu.

"Don't ask me, Annora, ask her." Reyno akhirnya terbahak, Calvin ikut tersenyum dan Vivian yang merona.

What?!

"Kau hutang penjelasan padaku, Vivian." Aku melotot kepadanya. Vivian pun mengangguk-angguk.

"Sebaiknya kita pergi, Cal, girl thing seriously terrible," ajak Reyno sambil diam-diam tersenyum. Calvin mengangguk, ia memang hanya mengantar Vivian pulang

"See you, Honey." Ia mengedip ke arah Vivian. Temanku itu hanya tersenyum tipis membalas. Wajahnya semakin merah.

"Call you later, Dear." Reyno tersenyum ke arahku seolah tak mau kalah. Namun aku hanya menghela dan melambai padanya tanpa ikut tersenyum. Pikiranku masih sibuk dengan seseorang di sampingku ini yang menyebalkan sekali.

"Dia memanggilmu Dear sekarang?" Vivian terkekeh dan aku mengetuk kepalanya.

"Dan dia memanggilmu madu. Ow, so sweet," cibirku masih kesal.

***

"Lo senggang setelah ini?" Reyno menekan remote kendaraannya membuka kunci.

"Gua berencana ke lokasi untuk kontrol, gambar kerja untuk interior dalam juga sudah siap, mungkin lo mau melihat?" Calvin menatap jam tangannya sepintas.

"Kalau begitu kita bisa ke sana sekarang, gua juga mau melihat progresnya."

"Oh, kebetulan sekali." Calvin tanpa sungkan ikut masuk ke dalam mobil Reyno, "by the way, sorry to interupt you, Rey, gua gak bermaksud tadi, gua pikir gak ada siapa-siapa, dan Vivian membuka pintu itu begitu saja." Ia terkekeh.

"No problem, Cal, masih banyak waktu dan kesempatan." Mereka berdua serempak tertawa.

"Lo benar-benar serius ya, gua dengar dari Vivian ini bulan terakhir lo di hotel itu." Reyno terkekeh.

"Dan itu tenggat waktu untuk mengejar target lo, Cal." Calvin tertawa sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lo tetap gak berubah dalam urusan target." Reyno hanya tersenyum tipis, "lo tahu kan, gua butuh tambahan pekerja, ini bukan hal yang mudah."

"Gua akan bayar berapa pun jika itu perlu, waktu lo tetap sebulan lagi, we've agreement."

"Ok, ok, take it easy, Man." Calvin kembali tertawa, "but honestly, i'm curious, untuk apa sih lo membangun itu? apa lo akan berubah profesi?"

JUST ONE BELIEVE (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang