First Meet

9.6K 286 2
                                    

Sabtu pagi.

Hari yang senggang, tidak ada kerjaan, kuliah tambahan dan semua tugas sudah selesai. Cukup melegakan. Sambil menggeliat dan menjatuhkan diri ke kasur, aku menghela.

Kerja part time di restoran XX sudah berakhir sejak minggu lalu. Sudah seminggu ini juga aku tak sempat mencari pekerjaan lain karena sibuk mengejar deadline tugas. Memang sebaiknya aku tidak hanya mengandalkan uang saku dari papa.

Kulirik ke arah jam dinding. Sudah pukul satu siang.

Hari ini santai saja seharian saja deh, mumpung tidak ada apa-apa.

Pikirku sambil bangkit, membuka lemari dan memilih baju.

Hmm ... kaos saja deh sama celana jeans, kayanya lebih kasual.

Aku menarik kaos t-shirt berwarna baby blue sambil mengambil skinny jeans, mengikat rambutku yang hitam dan panjang dengan gaya pony tail, lalu memakai sepatu slip-on putih.

Sambil melangkah keluar aku mengambil kunci, dan memutarnya.

"Mau ke mana nih?" Sapa Kellan, tetangga sebelah kamarku yang berusia setengah baya, usianya mungkin sekitar 35 tahunan, tetapi belum menikah, sepertinya, dan kudengar ia bekerja di sebuah toko pakaian.

"Oh ... hei mas, mau jalan-jalan sebentar, suntuk banget di kamar."
Aku tersenyum sambil memasukan kunci kamar ke dalam tas.

"Wah asik dong, sip deh, hati-hati."
Ia kemudian melambaikan tangannya sambil masuk kembali ke kamar. Di tangannya tampak satu keresek besar belanjaan. Mas Kellan cukuo sibuk  Jarang-jarang sebenarnya kami bertegur sapa, mungkin sebulan sekali sudah bagus.

Kuturuni tangga apartemen ini perlahan. Memang apartemen ini sudah tua, tapi pemiliknya sangat apik, dan harganya juga sangat cocok. Aku memilih mengontrak di sini karena jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus. Cukup satu kali menggunakan bis.

***

Hari itu begitu cerah dan aku sudah sampai di pusat kota, berjalan di sepanjang trotoar. Hampir dua jam berjalan dan tertimpa panas terik, perutku pun mulai terasa lapar.

Mungkin kali ini fastfood menjadi pilihanku, apalagi kebetulan aku punya voucher 20% di resto XX itu.

Tak jauh dari sana terlihat sepasang pria dan wanita sibuk membagikan sesuatu.

Haduh ... kertas apa ini sampai berserakan di jalan?

Tampak orang hanya membacanya sekilas lalu membuangnya.

"Permisi ... silahkan ...!" sapa sang pria sambil memberikan selembaran tadi kepada sekelompok remaja di depanku.

Mereka tampak acuh tak acuh mengambilnya. Aku ikut mengambil salah satu yang terjatuh di jalan lalu membacanya. Isinya tentang promosi menu baru.

Mataku menelurusuri kalimat perkalimat. Membuka lowongan kerja di bagian staff. Kualifikasi pria/wanita, usia 18-25 thn, ceria, energik, siap bekerja keras dan menyukai tantangan.

Aha! ini dia, kebetulan sekali!

CV dikirim ke alamat ini, dan tunggu dikabari. Ok deh! segera kujejal selembaran tadi ke dalam tas. Benar-benar kebetulan yang menyenangkan. Aku pun tersenyum sambil berlalu.

***


"Lagi ngapain kamu, Ann?" sapa suara Vivian dari ponsel sore itu.

Vivian adalah seorang teman dekat sejak SMA, dia berkuliah di luar kota, mengambil jurusan Akuntansi, sangat sibuk, tapi dia selalu menyempatkan diri datang ke kota ini untuk bertemu denganku, atau sekedar bermain. Kami sangat akrab dan selalu saling kontak untuk menanyakan kabar masing-masing.

JUST ONE BELIEVE (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang