Sparks

2.4K 149 4
                                    

Kedatangan Reyno siang itu ke kampus, merupakan suatu hal yang tak biasa. Jujur aku sedikit takjub. Antara bingung, tegang, malu, tapi juga senang.

Aku tengah berada di kantin bersama Gwen ketika tiba-tiba saja ponselku berbunyi. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba tawaran menjemputku ia layangkan begitu saja, bahkan tanpa menunggu persetujuanku.

Dan baru saja setengah jam berlalu, sebuah SMS masuk, dan dia kini sudah sampai.

"Sudah dijemput ya?" Gwen tampak antusias. Sejak awal dia memang penasaran. Ia ingin tahu pria seperti apa Reyno itu.

"Iya, sepertinya aku harus duluan, nih." Gwen tersenyum menatap wajahku yang tampak aneh.

"Hei, jangan bilang kau gugup?" tawanya cukup membahana membuat beberapa pasang mata mengarah pada kami.

"Sedikit sih, tidak biasanya dia seperti ini." Aku menggigit bibir. Tapi Gwen langsung merangkul dan menarik tanganku.

"Ayo cepat kalau begitu, seseorang sudah tak sabar menunggumu." Ia pun menarik aku bangkit dan menyeretku keluar dari kantin.

Keluar dari gerbang aku tidak langsung bertemu Reyno. Karena aku tidak bisa menemukan kendaraannya di manapun sepanjang jalan itu. Kuedarkan pandangan mencari sesuatu berwarna hitam. Mungkin saja ia parkir agak jauh agar tidak menarik perhatian. Namun, seseorang yang sejak tadi sama sekali tak kuperhatikan, bersandar di sebuah pohon di samping kami, seketika saja melambai.

Senyuman menyambut aku yang terkejut dengan tangannya tetap melambai pelan. Entah kenapa wajahku seketika saja terasa panas. Kulihat Reyno sudah berada di sana, bersandar santai, dengan kacamata hitam bertengger di atas rambutnya. Ia masih mengenakan kemeja yang kali ini berwarna coklat, celana hitam dan sepatunya pantovelnya. Masih berpakaian formal.

"I-itukah pacarmu, Annora?" suara Gwen terdengar aneh, belum lagi aku melangkah, ia sudah lebih dahulu menarikku mendekati Reyno.

"Rey ..." Aku tersenyum canggung ketika mendekat. Ia pun ikut tersenyum dengan kedua tangan di dalam sakunya.

"Maaf aku mendadak datang." Sapanya hangat, lalu menoleh ke arah Gwen yang sejak tadi terus menatapnya terang-terangan.

"Ha-hai, aku Gwen, teman Annora." Gwen tersenyum lebar sedikit canggung, lalu mengangguk.

"Halo, Gwen, senang berkenalan denganmu." Reyno ikut mengangguk sambil mengulurkan tangan. Gwen sempat terkejut lalu menyambut buru-buru. Aku terkikik melihat tingkahnya. Bahkan Gwen pun sampai gugup. Reyno memang keterlaluan.

"Kau sudah makan?" tanya Reyno dan aku menggeleng.

"Kami sempat ke kantin, tapi belum memesan apapun." Aku melirik Gwen mendadak tersenyum.

"Aku tahu tempat yang bagus untuk kalian." Tiba-tiba saja ia mengusulkan.

Kami saling berpandang sebelum akhirnya Reyno tertawa.

"Kalau begitu mari kita ke sana." Reyno begitu saja menjawab. Dan Gwen hanya terperangah, lalu menatapku. Aku mengangguk dan tersenyum.

"Iya, ayo kita ke sana." Aku merangkul tangan Gwen kali ini.

"Maaf mobilku terpakir agak jauh, aku tidak diperbolehkan parkir di area kampus tanpa kartu." Aku pun tertawa. Pantas saja aku tak menemukan mobilnya sejak tadi.

JUST ONE BELIEVE (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang