Teman

102K 14.5K 1.3K
                                    

Maap telat banget update
Karena kemarin aku kebanyakan main uhuhu
Bentar lagi masuk, jadi suka main sama temen. Sebelum berpisah lagi :(

Btw makasih ya minta updatenya pada sopan. Seneng deh ehehhe

Aku tunggu komentarnya biar semangat hehe

Happy reading! ❤

🚴🚴🚴

"Nanti sore enggak usah jemput, gue mau langsung pergi sama Bondan," ucap Adel seraya memberikan helm pada Jumardi.

Jumardi menaikkan sebelah alis, "Berdua? Mau pergi kemana?"

Adel mengangguk, "Cari kado buat papa."

"Harus sama Bondan? Kalau sama saya aja, gimana?" tanya Jumardi membuat Adel menatap heran.

"Memangnya lo enggak narik penumpang lagi?"

Jumardi mengibaskan tangannya, "Penumpang bisa dicari lagi lain waktu. Beda sama kamu. Kalau saya biarin kamu jalan sama cowok lain, apalagi tujuannya cari kado buat papa kamu. Bisa fatal akibatnya."

"Yaelah, cuma cari kado--"

"Pokoknya saya jemput kamu sore nanti," Jumardi berdecak tidak suka, "Saya enggak mau ambil resiko hati papa kamu luluh ke cowok selain saya."

Mendengar ucapan Jumardi, Adel lagi-lagi hanya bisa memutar bola matanya malas. Adel heran, sebenarnya Jumardi tidak tahu atau pura-pura tidak tahu jika kemarin Adel sempat marah padanya. Adel bukan tipe orang yang suka mengungkit kesalahan orang lain, sehingga ia memilih bertingkah biasa agar tidak canggung dengan tukang ojeknya itu.

Mungkin hal itu juga yang dilakukan oleh Jumardi, pikir Adel.

"Yaudah, terserah lo," ucap Adel seraya berlalu meninggalkan Jumardi yang tersenyum riang padanya.

🚴🚴🚴

Sepulang kerja, seperti biasa Jumardi menjemput Adel di kantornya. Bedanya, Jumardi tidak langsung mengantar Adel kembali ke rumah. Jumardi dan Adel mengunjungi mall yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor perusahaan tempat Adel bekerja.

Alhasil keduanya kini berjalan berdampingan di tengah keramaian, selayaknya pasangan pada umumnya. Jumardi sengaja melepas jaket hijaunya sebelum masuk ke dalam mall, menyisakan kaus hitam ketat dipadu celana jeans denim.

Adel sempat melihat banyak gadis mencuri pandang pada Jumardi. Tidak heran jika banyak gadis dari berbagai usia terpesona pada pria itu, karena Adel juga sempat terpesona hanya karena melihat Jumardi menggunakan kaus.

Penampilan Jumardi dapat berubah sepenuhnya hanya dengan melepas jaket hijau yang selalu ia kenakan. Pria itu terlihat jauh lebih highclass padahal hanya menggunakan kaus saja.

"Papa kamu sukanya apa?" tanya Jumardi.

"Hmm, " Adel mengerutkan kening dalam, "Gue juga bingung, soalnya papa enggak pernah bilang ke gue suka barang apa. Kalau ditanya pasti enggak mau jawab."

"Loh, kenapa?"

Adel mengedikkan bahu, "Papa memang enggak mau gue buang-buang uang cuma buat beli barang yang enggak berguna."

Jumardi mengangguk paham, "Rencananya kamu mau beli apa?"

"Mungkin jaket, soalnya jaket papa udah lusuh banget kena oli," Adel menghela nafas, "Heran, cowok kenapa enggak bisa rapi sedikit, ya? Kenapa enggak jaketnya dilepas dulu terus disimpan di tempat bersih. Udah tahu tempat kerjanya di bengkel."

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang