40. Purnama

16.8K 881 0
                                    

"Kamu kapan peka?"
.
.
.
"Apaan Sih Len, emang aku serangga apa harus peka" Seketika Luna pun Blusshing

"Dia nya aja gak pernah nyatain duluan ko" Batin Luna

"Lan, kamu sendiri kapan...." Oow!! Alan menatap tajam Alen yang membuatnya Berhenti bicara.

"Gw udah Ngode, keras banget malah kaya kepala lu. Tapi dianya gak mau peka" Batin Alan.

"Udah lah bahas nya malah peka²an, ntar juga peka sendiri" Sahut Senna yang di respon sangat positif oleh teman² nya tidak terkecuali Alan dan Luna yang masih berdebat dengan pikiran masing².

"Fed, ntar malem nginep lagi ya" Ucap Senna kepada Fedrick

"Tumben izin, ya.. Kaya gak biasa aja" jawab Fedrick dengan santainya.

Obrolan begitu lama, mereka bisa menghabiskan waktu bersama dihari terakhir liburan sangat lah membahagiakan bagi pribadi masing². Tapi tidak terkecuali dengan Alan dan Luna tentu nya, mereka masih di Galau Zone :v
.
.
.
Malam hari yang terang bulan..

Didalam salah satu kamar Asrama Luna, Felis, Gracia dan Seera sedang mengobrol dengan santai nya namun tiba²..

"Ah... Kenapa.. Kenapa badanku panas" Ucap Seera

"Ser, kamu kenapa?" Tanya Luna panik

"Ba...dan..ku.." Seera mulai menunjukan reaksi² aneh yang membuat teman² nya khawatir

"Seera, sejak kapan matamu Merah menyala begitu? Setahu ku matamu merah darah" ucap Felis

"Merah? Menyala?".
Seera melihat ke arah luar jendela dan terlihat sebuah bulan Purnama yang bulat sempurna dan cukup besar sedang Tertampil anggun di tengah² gelapnya langit malam.

"Hari ini.. Purnama"

"Purnama..?"

"FEDRICK.."

Seera langsung berlari ke arah Asrama putra, bahkan tanpa memperdulikan Sahabat² nya yang sudah berusaha keras melarang.

Drog Drog Drog..
"Fedrick buka pintunya"..
" Fedrick... Senna, siapa pun yang ada di dalam buka pintu nya"
Badan Seera mulai terasa sangat sakit, namun tak lama pintunya terbuka menampilkan Senna dengab wajah takutnya.

"Seera.. Fedrick... " Seera langsung masuk ke kamar Fedrick dan memegang erat tangannya..

Seera segera menteleport Dirinya dan Fedrick ke taman Belakang Academy agar Fedrick tidak membahayakan teman² nya saat ia menggila..

Dari dalam kamar Senna langsung berlari menuju kamar Asrama Alen

"Alen.. Buka pintu nya Alen!".

Kriiett... Pintu di buka oleh Alen dengan tenang nya.

" ada apa sih?"

"Seera... Seera..."

"Seera?? Seera kenapa? Jawab Senna"

"Seera... Seera dan Fedrick menggila"

"Apa maksudmu?"

"Naluri Vampire nya menggila, dia akan menghisap darah siapa saja yang ada di dekatnya"

"Sekarang Dimana dia?"

"Dia.. Dan Fedrick di taman belakang"

Alen langsung berlari menuju taman belakang.

"Alen.. Tunggu itu berbahaya" tanpa menghiraukan ucapan Senna, Alen terus berlari ke taman belakang.

Setelah sampai di taman belakang Academy, ia melihat Gadis yang di cintai nya sedang mengerang kesakitan Seperti menahan sesuatu dalam dirinya.

Tak lama Senna datang menyusul dengan 3 lagi Gadis² Sahabat Seera.

"Saat bulan Purnama Seperti ini para Vampire yang tidak pernah lagi mengonsumsi darah akan mengerang kesakitan Seperti yang terjadi pada Seera dan Fedrick. Tapi.. Sejauh yang aku tau Seera lebih bisa mengendalikan dirinya daripada Fedrick, jadi kemungkinan Seera tidak lebih berbahaya dari Fedrick" Jelas Senna yang masih bersembunyi dibalik pilar² bersama Alen dan 3 gadis Sahabatnya Seera.

"Lalu bagaimana cara menghentikan kesakitan mereka?" tanya Alen mulai serius

"Darah...." jawab Senna.

Tanpa pikir panjang Alen melangkah keluar dari persembunyiannya.

"Alen, kau mau kemana?" tanya Senna

"Kau bilang cara menghentikan rasa kesakitan mereka..Darah kan? Jadi aku akan mengorbankan darah ku untuk Seera"

"Tapi.. Itu gila Alen, jangan!!" Teriak Senna yang khawatir dengan perbuatan Alen tersebut.

"Tapi aku tidak bisa melihat nya terus menerus mengerang kesakitan begitu, apalagi dihadapan ku" Alen langsung berlari menghampiri Seera yang masih menahan rasa sakitnya.

"Alen jangaaan !!"


Fuerza Academy  (Vol.1) [END]Where stories live. Discover now