58. Villa

13.9K 731 2
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 PM ketika mereka sampai di Villa yang ditunjukan Alan dan Alen, mereka semua keluar dari mobil dan masuk kedalam Villa tersebut.

Letaknya di tebing yang tidak terlalu tinggi apalagi curam, Tebing di tepi pantai.
Halaman belakangnya menghadap ke laut, dan model rumahnya memang sangat modern.

"Mah!!" Seru Alen dari Ambang pintu.

Sesaat kemudian dari balik tembok munculah Seorang wanita berumur sekitar awal 30 tahun, dengan mengenakan Dress selutut berwarna maroon.

"Alan, Alen!!" sahut wanita tersebut yang tak lain adalah Ibu dari dua bersaudara itu.

Mereka segera memeluk ibu nya itu dengan penuh rindu.

"Lean bilang kalian tidak akan pulang"

"Jangan percaya, kami malah membawa Oleh²" Ucapan Alen malah membuat dua bersaudara itu tertawa tidak jelas.

Alen menggandeng tangan Seera, begitupun Alan yang menggandeng tangan Luna.

"Calon menantu" Ucap Alan dan Alen jahil sembari menunjuk Luna dan Seera.
Seera segera menyenggol pelan tubuh Alen, sementara Luna hanya tersenyum kikuk.

"Oh.. Selamat datang sayang, aku Ratu Eleanor kalian panggil mamah saja, kalian spesial disini" sambut Ibu dari dua saudara tersebut kepada Luna dan Seera dengan senyum ramah nya.

"Terima kasih tan-- mah" ujar Luna dan Seera bersamaan.

"Oh iya, kalian mau kebelakang? Alean sedang menikmati Sunset, kalian mau lihat juga?"

Serempak mereka berempat (tentu tidak terkecuali ratu Eleanor) mengangguk semangat.

"Tidak termasuk kalian Alan, Alen. Kalian bereskan barang² dan kamar gadis² ini" seketika Air muka Alan dan Alen berubah sambil mendengus kesal.

"Dimana kamarnya?" tanya Alan.

"Dikamar Lean, biar Lean tidur dengan Mamah"

"Oke!!" 2 saudara itu segera melakukan tugas yang diberikan oleh ibu mereka, sementara Luna, Seera dan Ratu Eleanor menyaksikan Sunset di balkon halaman belakang villa.

"Nah itu Alean, dia sangat suka Sunset" Ratu Eleanor menunjuk pada seorang gadis yang sedang berdiri di tepi pantai dan membiarkan kaki nya terendam air ombak yang melaju lembut kearah pantai.

"Apa.. Dia sedang sedih mah? Aku.. Merasakan sebuah aura kesedihan dari dalam diri Lean" Ucapan Luna membuat Ratu Eleanor menatapnya bingung.

"Ya, aku membaca sebuah kesedihan, rasa sakit dan bingung" Ucap Seera menyetujui

"Entahlah Sepertinya... Iya, sejak pulang dari Academy semua yang ia lakukan Seperti paksaan. Bahkan untuk tersenyum pun Seperti dipaksa, tapi dia tidak pernah bilang apa²" jawaban Ratu Eleanor membuat Seera dan Luna yakin ada sesuatu yang disembunyikan dari Alean.

"Dia tidak pernah begitu sebelum nya?" tanya Luna, sang Ratu hanya menggeleng menanggapi pertanyaannya

"Kalian sebagai temannya, tolong coba bicara. Mungkin Lean akan sedikit terbuka"

"Kalau begitu.. Kami akan kesana" sekali lagi Ratu hanya mengangguk.

"Mamah akan siapkan makan malam, kembali lagi jam 7 ya"..

"Iya" jawab Luna dan Seera bersamaan.

Kini mereka berdua turun dari atas tebing kearah bibir pantai dan menghampiri Alean yang sedang berdiri Seorang diri di bawah langit yang mulai menggelap.

"Lean?" Seera memegang pundak Alean yang sontak membuatnya terkaget.

"Ah.. Seera?" ucap Lean lirih, dari wajahnya benar² terpampang kesedihan. Tanpa pikir panjang ia memeluk gadis yang sekarang ada di hadapannya itu "Seera".

"Ada apa Lean? Kamu.." belum sempat melanjutkan kata² nya, ucapan Luna dipotong oleh Suara Alean.
"Luna..Seera, aku bersyukur ketemu kalian disini" kali ini Alean benar² tidak dapat membendung air matanya.

"Kenapa Lean? Ada apa?" Seera masih mencoba menenangkan temannya itu dengan mengusap lembut punggung nya dan membiarkan Gadis itu membasahi pakaian nya akibat air mata yang tak kunjung henti.

"Kamu bisa ceritain nanti ko kalo sekarang belum siap" Luna ikut Mengusap lembut kepala gadis bersurai Cokelat itu.

"Aku...Aku akan ceritain, tapi...jangan...disini. Aku takut...ada orang lain...yang denger" jawab Alean dengan nada yang masih terisak.

Alean beranjak dari tempatnya dan menggandeng kedua temannya itu menuju tempat yang tidak cukup jauh, hanya saja disana ada bangku panjang dari kayu yang ada di tepian pantai yang bisa dibilang cukup sepi.

Fuerza Academy  (Vol.1) [END]Where stories live. Discover now