62. Kebakaran

14.2K 747 0
                                    

Mereka sampai lebih cepat di Gaerdes, betapa terkejutnya ketika mereka sampai disana.
Hutan yang ada di Kanan, kiri, belakang istana telah dilalap api. Bahkan si jago merah merambat dengan cepat menuju istana.

"Siapa yang melakukan ini!!" Gumam Seera, matanya memutar mencari siapapun yang bisa disalahkan atas kejadian ini.

"Alan, bantu aku padamkan Api nya" Ujar Luna, alan mengangguk

"Alen, Ambil alih kendali Draff "
Alan mengambil posisi salto, dan melompat kepunggung belakang naga nya.
"Draff semburkan salju nya" naga itu menyemburkan salju ke segala arah hutan.

"Naru bawa aku ke arah danau, aku akan buat tsunami kecil untuk memadamkan api" Ujar Luna, Peryton nya itu langsung menurut.

Api berhasil dipadamkan, hutan Gaerdes kini hanya tinggal nama.

"Kemana yang lain?"

"SEERA!!" ah.. Suara Risa

"Risa dimana yang lain?" Tanya Seera.

"Tenang Seera mereka aman, ayo ikut aku" Mereka terbang mengikuti Risa, Peri itu menunjukkan sebuah padang rumput yang tidak jauh dari istana.

Mereka mendarat di rerumputan hijau itu.
"Apa ini? Kemana yang lain?" Luna mulai ikut panik.

"Tunggu sebentar" Peri itu kemudian berjalan beberapa langkah kedepan dan mulai mengetuk-ngetuk tanah sambil membisikan sesuatu.

Ddzrrtt..
Tanah nya bergerak..

Seperti ada gempa kecil, kemudian muncul sedikit demi sedikit sebuah bentuk Seperti goa dari bawah tanah. Oh!! Itu Mereka, ternyata Gracia yang mengendalikan nya.

"Seera!!" Felis langsung berlari dan memeluk Seera sambil terisak.

"Ada Apa Felis? Kenapa hutannya bisa terbakar"

"Aku ngga tau!! Saat aku dan yang lain lagi di hutan, hutannya terbakar" Felis masih menangis keras atas kejadian tadi.
"Di antara yang lain, cuma Risa dan Veela yang aku lihat selamat. Jadi aku suruh Risa buat ngirim pesan ke Kamu".

"Apa itu artinya semua Makhluk disana mati?"

"Kemungkinan... Ya"

"Kami turut bersedih Fel" Alen menepuk-nepuk pelan punggung Felis berniat untuk sedikit memberinya kesabaran.

"Tunggu, mungkin aku gak bisa mengembalikan nyawa Makhluk yang ada disana, tapi kalau untuk menumbuhkan lagi tanaman yang ada disana Aku rasa.. Aku bisa" Ucapan Luna membuat semua mata tertuju padanya.

"Kau benar yang mulia, kau terlahir dengan kekuatan itu" ujar Naru si peryton milik Luna.

Luna menunggangi peryton nya dan terbang ke arah pinggiran hutan yang kini hanya tinggal abu dan pepohonan yang hangus, ia ragu namun segera ditepisnya perasaan itu.
Ia berusaha setenang mungkin, dan perlahan menyentuh bagian pohon yang hangus. Luna memejamkan mata nya dan tak berani melihat apapun yang sedang ada dihadapannya kini.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

4 detik...

5 detik...

Tidak merasakan apa-apa, ia mulai khawatir jika ia tidak berhasil. Sampai tiba² suara peryton itu mengagetkan nya.
"Sudah ku bilang, Yang mulia buka matamu" .

Luna membuka matanya dan betapa terkejut nya dia.
"Aku... Aku.. Berhasil?"
Peryton itu mengangguk.

"Naiklah ke punggung ku yang mulia, kita hidup kan hutannya" Luna tersenyum dan naik ke punggung hewan nya itu.

Luna dan Naru terbang berputar putar di atas hutan, Luna mengulurkan tangannya kebawah dan dari telapak tangannya itu keluar Seperti bubuk² hijau lembut yang membuat Tanaman dibawahnya tumbuh subur Seperti semula.

Ia mendarat tepat di taman depan Istana, disana teman² nya sudah berkumpul.

"Luna...." Felis menatap sendu mata Ungu muda nya.
"Terima kasih" kemudian gadis bermata sipit itu memeluk Luna erat.

"Tidak apa² Fel".

" Luna? Jadi, kamu udah tau jati diri kamu?" tanya Gracia.

"Aku masih ragu, hari ini aku akan pulang ke kota. Aku akan tanya orang tua ku" Jawab Luna.

"Aku Antar" itu suara Alan.

"Tidak perlu Lan, aku akan pulang dengan Naru"

"Kalu begitu, kamu harus lewat Academy. Setelah keluar dari Gerbang Fuerza Academy ada dua jalur kanan dan kiri, kamu ambil jalur kanan. Disana akan ada portal transparan yang akan mengantarkan kamu ke hutan dekat kota." Jelas Alan.

"Terima kasih, aku pergi dulu" Luna segera menaiki peryton nya dan terbang secepat kilat tanpa menunggu lagi persetujuan teman² nya.

"Kita ke Fuerza Academy"

"Baik yang mulia."

Fuerza Academy  (Vol.1) [END]Where stories live. Discover now