3. Hidup Baru

37K 2.2K 9
                                    

"Kasihan sekali anda yang Mulia"
.
.
.
06.00

"Kota yang Sepi, hanya ada beberapa orang saja yang berlalu lalang. Tapi aku suka disini masih Asri" Ucap seorang wanita dengan senyum nya yang tak lain adalah Nessi yang sedang menyapu halaman rumah baru nya.

Lalu terdengar suara dari dalam
"Nessi..? Kau kemana?" ucap Lero dari dalam rumah, Nessi pun lang syng masuk ke delam rumah dan menghampiri Lero.

"Ssstt.. Jangan berisik tuan putri sepertinya masih tertidur" bisik Nessi. "Oh.. Maaf, eh aku hanya ingin Izin Pergi ke pusat kota untuk mencari pekerjaan, biar aku yang akan mencari uang untuk menghidupi kalian" ucap Lero.

"Masih pagi Lero, pusat kota kemungkinan belum beroprasi, tunggu sampai jam 7 atau jam 8 nanti" kata Nessi.
"Baiklah Ak..."  belum sempat Lero melanjutkan kata² nya tiba² terdengar teriakan dari kamar putri

"AAAAAAAHHH!!" reflek Nessi langsung masuk dan langsung memeluk Tuannya itu sambil menenangkannya.
"Kau kenapa tuan putri?"
"Aku takut.. Aku takut.. Istana, Ledakan, Darah... Apa.. Aku.. Aku tak mengerti" ucapnya tersengal sengal sambil menangis, tubuhnya bergetar seolah dia benar² takut.
"Aku.. Aku tak..." belum sempat melanjutkan ucapannya Sang Putri kemudian pingsan.
"Yang mulia.. Yang mulia" ucap Nessi dan Lero Panik.
"Bagaimana ini? Badannya Panas" ucap Nessi Panik..

"Kau rawat dia aku akan mencari tanaman obat yang pernah kau ajarkan padaku, tunggu disini"

Lero langsung berlari ke arah bukit di belakang rumah nya Mencari cari Apa yang ia butuhkan. Tak lama ia menemukan apa yang ia cari lalu ia langsung kembali kerumah dan memberikan tanaman itu pada Nessi.

"Nessi.. Aku menemukannya.. Ini" sembari memberikan tanaman² obat itu kepada Nessi
"Aku akan membuatkan ramuan, kau jaga yang Mulia" Nessi pun langsung pergi ke dapur dan membuat ramuan yang pernah ia pelajari dulu di istana.
.
.
"Ini.. Bantu aku meminumkan ini pada tuan putri" kata Nessi
Lero pun membantu Putri menjadi posisi duduk.
"Minumlah Tuan Putri" .

"Sudah jam 7 Nes, aku akan ke pusat kota" kata Lero
"Tunggu... Ini, kau jual saja ini" ucap Nessi sambil memberikan 3 butir berlian sisa yang ia ambil dari air terjun.
"Kau dapat dari mana?" tanya Lero terkejut
"Kau tak perlu tau, cepat pergi dan kembali lah dengan selamat" ucap Nessi, Lero hanya mengangguk kemudian pergi..
.
.
11.00

"Aku Pulaaangg" seru Lero
"Lama sekali, aku khawatir. Tuan Putri belum sadar jadi jangan berisik ya" ucap Nessi sambil agak berbisik.
"Ya baiklah, tapi lihat aku membawa apa?" Jawab Lero sambil menunjukan beberapa tas belanjaan.
"Apa?" tanya Nessi penasaran
"Ini.. Tadi setelah aku berhasil menjual berlian² itu aku berjalan pulang dan aku melihat beberapa pakaian di sebuah toko baju, bagus sekali dan aku rasa ukurannya sangat Pas untuk kau dan Tuan putri, jadi aku belikan saja. Kalian belum mempunyai baju ganti kan?" jelas Lero.
"Wahh.. Terima kasih, kau baik sekali" sahut Nessi senang.
.
.
"Nessi... Nessi.." Lirih Sang Putri dari kamarnya
"Kau dengar?" ucap Nessi dan langsung masuk ke dalam kamar,
"Aku di sini  Putri" Ucap Nessi sambil memeluk Tuan kesayangannya itu, dan tentu dibalas pelukan juga oleh sang putri.

"Aku Tak ingin seperti mimpi ku tadi, aku ingin selalu bersama mu, bersama kalian aku tak mau siapa² lagi.." ternyata sang putri sudah bangun.
"Ya tentu Putri, tentu saja kami akan selalu bersama mu" ucap Lero yang berdiri di depan kasur sang putri.

"Kalau begitu maukah kalian menjadi keluarga baru ku? Bolehkah aku memanggil kalian Ibu dan Ayah? Dan berhenti lah memanggilku Putri, panggil Aku Luna" Ucap sang Putri dengan lirih.
"Tentu Pu..eh.. Sayang" ucap Nessi lalu mengecup kening 'Putri' nya itu.
"Istirahat lah jika kau masih pusing"..

"iya" jawab Sang Putri atau kata Lain 'Luna'..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Cerita nya ada yang panjang, ada yang pendek, ada yang nyambung ada yang kagak:v maklum lah author baru belajar bikin cerita sendiri. Jadi harap maklumi ya ^_^

Fuerza Academy  (Vol.1) [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt