Pertemuan

344K 29K 3.8K
                                    

Nb: Prolog kemarin buat cuplikan scene part kedepan. Jadi ini permulaannya wkwk
Makasih yang kemarin sudah komentar
Ditunggu lagi ya komentarnya, hehe
Mohon dukungannya
Thankyou!

INI CHAPTER TERAKHIR YANG BISA AKU POST SEBELUM UJIAN
DUA MINGGU KEDEPAN AKU FULL UJIAN
SABAR MENUNGGU YA
LIBURAN AKU SEGERA KEMBALI!

Kalau kalian punya kejadian unik bersama abang ojek bisa komen disini ya
Siapa tahu terpilih untuk bisa jadi salah sati scene di cerita ini 😍

Happy Reading!

🚴🚴🚴

Semua orang pasti memiliki impian memperoleh kehidupan nikmat selayaknya seorang raja. Berkelimpahan harta, tidak perlu membanting tulang, dapat menghamburkan uang untuk membeli semua barang yang di inginkan. Segalanya terasa mudah jika berada di posisi itu.

Namun kenyataannya, hanya sebagian kecil manusia yang memperoleh kesempatan istimewa untuk dapat menikmati kemudahan itu. Beberapa di antaranya mendapatkan perjalanan hidup yang lebih berliku dan penuh rintangan.

Salah satunya adalah gadis berusia dua puluh empat tahun itu, Adelheid Lanira Devi. Mulanya beberapa orang yang pertama kali mendengar nama Adelheid pasti akan mengira gadis itu berparas sedikit bule dengan mata biru yang indah dan tubuh tinggi semampai. Kenyataannya justru berkebalikan dengan ekspektasi yang dibayangkan. Adel adalah orang jawa asli yang lahir di Yogyakarta meski sejak ia berusia empat tahun, kedua orangtua Adel memutuskan untuk tinggal di Jakarta karena tuntutan pekerjaan.

Warna kulitnya kuning langsat tampak kontras dengan warna rambut panjangnya yang berwarna hitam legam. Tubuhnya terbilang kurus dengan tinggi badan seratus enam puluh lima dan berat badan lima puluh kilogram.

Adel bukan perempuan yang memiliki paras sangat cantik dan dipuja oleh banyak orang. Memang tidak sedikit yang memujinya cantik, tetapi beberapa di antaranya adalah sanak saudaranya sendiri. Namun tidak sedikit pula masyarakat luar berpendapat wajah Adel sedikit mirip dengan artis Indonesia bernama Tatjana Saphira. Untuk ukuran perempuan sederhana yang tidak pernah menghabiskan waktunya di salon hanya untuk merawat jari kuku, Adel termasuk gadis cantik yang menjadi incaran beberapa kaum adam saat masih duduk dibangku kuliah dulu, bahkan hingga sekarang.

Sejak dua tahun yang lalu setelah lulus dari kuliah, Adel telah bekerja sebagai manager keuangan di sebuah perusahaan di Jakarta. Dengan berbekal lulusan S1, Adel sangat bersyukur dapat memperoleh pekerjaan itu.

Adel bukan seorang bangsawan, bukan juga seorang ahli waris dengan harta melimpah. Ia hanyalah gadis dari keluarga yang bisa dibilang 'pas-pasan'. Rudy ayah Adel bekerja sebagai pegawai bengkel, sedangkan Santi ibu kandung Adel bekerja sebagai penjahit.
Dapat dibayangkan seberapa besar beban pikiran Adel saat Rudy memintanya melanjutkan study setelah lulus SMA dulu.

Tentu saja Adel ingin seperti teman-temannya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus SMA. Namun, melihat orangtuanya membanting tulang membuat Adel tidak sampai hati dan ingin mencari pekerjaaan saja dari pada harus membuang banyak biaya untuk kuliah. Tetapi karena paksaan dari ayahnya, alhasil Adel mendaftar di sebuah Universitas negeri dan mengambil jurusan akutansi.

Karena tidak ingin mengecewakan sang ayah, Adel belajar sangat giat dan berusaha memberikan yang terbaik. Saat kuliah dulu, Adel juga bekerja sambilan sebagai kasir di supermarket dekat kampus. Saat teman-temannya sibuk bermain snapgram dan memamerkan kehidupan mewah, Adel justru menghabiskan waktunya untuk bekerja sambilan. Hasil kerjanya dapat ia gunakan untuk membeli buku pelajaran dan keperluan lainnya.

Sesuai Titik, Ya?  Where stories live. Discover now