II

2.1K 432 130
                                    

Tiga bulan berlalu saat Yona memutuskan untuk meninggalkan Kinal, Yona benar-benar tidak sedikit pun memberi celah pada Kinal untuk mendekatinya, dia malah menyibukan dirinya dengan berbagai hal, beruntungnya pekerjaanya akhir-akhir ini selalu menyita waktunya tanpa henti. Sekarang saja dia baru pulang dari luar kota.

Lelah, itu yang sekarang dia rasakan, mungkin dulu dia mempunyai penghilang rasa lelahnya, tapi sekarang tidak ada, Kinal menghilang satu bulan ini, dia tidak lagi mengganggu Yona, dia tidak lagi memohon agar Yona kembali, dan pekerjaan Kinal akhir-akhir juga jadi lebih sering menemani team J atau bahkan hanya menemani Melody mengurusi member generasi enam. Ntah takdir seakan tak pernah mempertemukan mereka.

Setelah seminggu memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Kinal, Yona meninggalkan kosaannya, bukan tanpa alasan, Yona hanya ingin menenangkan hatinya, dia hanya ingin sendiri sampai hatinya siap, ya sekarang Yona tinggal di Bogor, alhasil semua semakin terasa berat jika di rasa, dia harus pulang pergi Jakarta-Bogor setiap harinya.

Selentingan suara-suara yang dia dengar kini malah terdengar begitu menyayat hatinya, dia mengetahui satu hal kalau Kinal kini semakin dekat dengan Veranda, ntah sebagai apa, Yona tak mau terlalu mengulik, karna itu sudah cukup membuat hatinya yang hancur semakin hancur, Yona tau itu bukan salah Kinal ingin dekat dengan siapa saja, sekarang semuanya bukan hak nya untuk cemburu karna dia sendiri yang memutuskan Kinal. Tapi hatinya tak pernah bisa bohong, sampai detik ini pun cintanya masih tertuju untuk orang yang sama walau diselimuti rasa sakit, cintanya untuk Kinal tersimpan rapih dengan rasa sakitnya.

Kini diruangan yang tak terlalu besar, Melody masih saja menimang keputusan yang Yona ambil, dia seakan tidak mau membiarkan Yona pergi begitu saja, Ya, Yona memutuskan untuk Grad dari group yang membesarkan namanya.

"Jangan hanya gara-gara Kinal lo jadi ngecewaiin Fans Lo, Yon."

Nafas Yona lolos dia hempaskan dengan lirihnya. "Ini kan gw udah minta dari tahun yang lalu ka, ini gak ada hubunganya sama dia."

Memang benar, Yona mengajukan pemberhentiannya dari JKT48 dari tahun lalu dan di acc pada tahun ini.

Yona bukan member yang akan di luluskan begitu saja dari JKT48, nama Yona cukup menjanjikan untuk perkembangan jeketi, alhasil manageman memang menahan Yona satu tahun dari pemberhentian yang Yona ajukan.

"Hm baik lah, jadi siap nih di handshake minggu depan?"

"Iyah ka."

"Yaudah, lo bisa tanda tangan disini."

Dengan hembusan nafas yang dia hempaskan lagi, tangannya menandatangani surat pemberhentian kontrak kerjanya. Keluar dari suatu tempat yang bertahun-tahun sudah ditempati bukan hal yang mudah, mungkin bukan hanya Yona semua member akan merasakan ini, meninggalkan atau ditinggalkan adalah kesedihan yang nyata bagi setiap member jeketi.

"Sukses ya Yon." Melody menepuk bahu Yona, sebelum Yona keluar dari ruangannya.

Pelupuk matanya memanas dia sedikit menengadahkan kepalanya agar air mata nya tidak jatuh. Dia yakin keputusannya sudah benar, umurnya tak lagi muda, masa depan sudah harus dia pikirkan, dia juga ingin seperti wanita di umur 25 tahun lainnya, yang akan sudah memikirkan hal yang jauh, menikah dan mempunyai anak salah satunya.

Dengan keputusannya lulus dari jeketi dengan ini dia akan benar-benar pergi, dia akan pergi membawa semua hal yang dia rasakan tak terkecuali cintanya untuk Kinal.

Tubuhnya yang kecil kini sudah duduk dengan tenang sesekali bibir tipisnya itu menyesap cappucino hangat yang dia pesan sore ini. Akhir-akhir ini dia jadi menyukai kopi, rasa pahit kopi selalu bisa membuat keresahan dalam hatinya hilang digantikan rasa pahit yang kemudian terasa manis walau sedikit.

Dibalik Layar [END]Where stories live. Discover now