II

2.6K 424 175
                                    

"Maaf, gw gak suka."

Kinal hanya mengulurkan tangannya untuk memyentuh rambut Yona. Kinal mengerti kenapa Yona melakukan itu, sekarang Yona hanya diam, matanya menatap kedepan dengan tangan Kinal yang sekarang menggengam tangannya.

Awan pekat berbalut mendung tak dapat lagi membendung air laut yang menguap, gemercik air hujan membasahi bumi pada pelataran jalanan aspal yang macet, hening sangat mereka rasakan, rasa cemburu seakan terbentur dengan jatuhnya air hujan.

"Lain kali gak aku angkat."

"Kalau cuman buat kamu jadi diem."  

Yona langsung menoleh pada Kinal yang menatapnya, jalanan memang macet jadi mobil mereka tak bergerak. "Gak gitu Yang." Ucapnya dengan wajah tak enak nya.

"Trus gimana?"

Yona menghembuskan nafasnya, sebenarnya dia tidak mau melarang Kinal, apalagi hanya sekedar mengangkat telpon, dia tidak mau terlihat kekanak-kanakan hanya karna hal sepele, tapi hatinya tidak bisa di bohongi, Veranda memancingnya untuk cemburu.

"Ya kalau mau angkat mah ya di angkat aja"

"Trus nanti kamu diemiin aku lagi?"

"Ya itu tergantung dia gimana nelpon kamunya, yang"

"Padahal tadi aku mau bilang kalau aku tetep pulang sama kamu, kamu malah matiin gitu aja."

"Aku gak yakin kamu bisa nolak ka Ve."

Kali ini hembusan nafas Kinal yang keluar, Yona mungkin yakin kalau Veranda bisa saja menolak Kinal, tapi dia tidak yakin kalau Kinal akan menolak Veranda, mobil mereka bergerak maju, Kinal memutar setirnya, menghentikan mobilnya di sisi jalan.

Dan kini fokusnya langsung tertuju pada Yona, tangannya langsung menyesap manangkup pipi Yona.

"Liat aku." Kata Kinal.

Yona langsung menatap manik mata Kinal yang menampakan wajah seriusnya.

"Apa mata aku masih bilang kalau aku gak cinta sama kamu?"

Yona diam saja dia terus menatap mata Kinal.

"Jangan buat hati kamu sakit hanya karna pikiran kamu sendiri, sayang."

"Kalau aku gak pulang sama kamu, aku telpon ka Melody sekarang juga buat batalin acaranya."

Yona menggeleng. "Ih, gak gitu." Jawab Yona dengan rasa bersalahnya. Dia jadi terlihat kekanak-kanakan sekarang.

Kinal hanya mengurai senyum sangat tipis, dia terus memandang wajah kekasihnya yang kini menampakan wajah sendunya, dia jadi merasa bersalah membuat Yona seperti ini.

Kinal terus memberikan sentuhan pada pipi Yona, dia mendekatkan wajahnya mengecup sebentar bibir Yona, dan Yona langsung memeluk Kinal, Kinal membalasnya tak kalah erat, dia ingin Yona tau kalau sekarang hanya dia lah yang ada dihati.

Cemburu itu amarah yang menggebu di dalam hati, sangat jelas kalau Yona sedang merasakan nya, cemburu ada karna rasa tidak saling percaya, Yona memang terlihat ragu dengan Kinal, wajar saja dia beranggapan seperti itu karna Vernada adalah seseorang yang begitu dekat dengan Kinal.

Mobil mereka kini berjalan menerobos hujan yang sedikit deras siang ini, sampai pada akhirnya berhenti di depan sebuah gedung dimana Kinal syuting.

Yang terdengar sekarang hanya rintikan hujan yang terus saja menghantam bumi, bahkan Cresendo yang dihasilkan dari audio mobil pun terasa tak terdengar. Kinal memandang wajah samping Yona yang seakan sedang menghitung air yang jatuh pada kaca mobil.

Dibalik Layar [END]Where stories live. Discover now