14.Lembar Keempatbelas

Začít od začátku
                                    

Aku saja yang pacarnya tidur disofa dan dia hanya seekor kucing seenaknya tidur diatas tubuh Yona.
Tangan Yona terus memberikan sentuhan-sentuhan pada tubuh kucingnya, dia tersenyum saat kucingnya semakin mendekat seakan semakin memeluknya.

"Yon."

Dia hanya meliriku sebentar.

Aku duduk ditepi ranjang nya, dia jadi bangkit menyandarkan tubuhnya, masih dengan kucing yang berada dipangkuannya sekerang."Kamu masih marah?"

"Kamu marah gak kalau pacar kamu gak mau jujur sama kamu?" Dia malah mengangkat kucingnya, menatap kucingnya.

Si kucing itu mengeong seakan mengatakan iya untuk pertanyaan Yona.

Aku hanya bisa menghembuskan nafasku yang begitu pasrah. "Aku gak maksud boong sama kamu, Yang."

Lagi-lagi dia hanya melirikku tanpa menjawab apapun, di malah berjalan keluar menggendong kucingnya. Tapi tak selang berapa lama dia masuk lagi dengan tangan yang kosong, saat dia menutup pintu kamarnya, aku langsung mendekat memeluknya dari belakang.

"Aku gak suka kamu diem gini." Kataku dengan suara cukup bergetar, sungguh aku tak menyukai keadaan seperti ini saat dia hanya diam.

"Aku minta maaf Yona."

Aku merasakan tangannya menyentuh tanganku, dia membalikan badannya, wajahku yang menunduk diangkat dengan kedua tangannya.

"Aku juga gak suka kalau kamu gak jujur."

Dia tersenyum sakit seakan sedang mengatakan kalau dia benar-benar kecewa akan sikapku.

"Iya, aku minta maaf."

Hembusan nafasnya dia hembuskan begitu berat dia mengangguk, mengiyakan kata maafku. Aku langsung memeluknya dia juga membalas pelukaanku.

Sekarang aku dan dia sudah berada dikasur dengan dia yang duduk bersandar pada ranjang, aku menidurkan kepalaku dengan kaki nya yang menjadi bantalan, dia sedari tadi sibuk dengan handphonenya, aku jadi mengambil handphonenya.

"Kangen" kataku melihatnya yang kini menunduk tak trima karna handphonenya diambil.

"Aku tau, aku emang ngangenin."

Aku jadi memeluk pinggangnya, menenggelamkan kepalaku diperutnya. Tangannya menyentuh rambutku memberi sentuhan-sentuhan sayang terus menerus, percis seperti yang dia lakukan tadi pada kucingnya.

"Kamu kapan pulang?"

"15 menit lagi aku pulang, nanti malem harus nemenin ka Mel ngurusin gen 6."

Dia mengangguk mengerti. "Aku masih mau disini."

"Kenapa?"
Karna pikirku dia akan ikut aku pulang ternyata tidak.

"Gapapa, masih pengen disini aja."

Jadi aku harus bersiap menahan rindu lagi, kalau ka Melody tidak memintaku untuk menemaninya aku juga tidak akan pulang sampai dia pulang.

15 menit kemudian, kini Yona tersenyum berdiri didepan gerbang rumahnya, aku sudah memutar stir melajukan mobilku meninggalkan rumahnya. Karna ini mobil milik Lidya jadi tujuan utamaku adalah rumah Lidya.

Jalanan begitu padat mobilku sedari tadi cukup lama diam, tiba-tiba hapeku bergetar dan aku mengangkatnya, Veranda menelponku.

"Aku tunggu ya Nay,"

Kata itu yang menjadi ucapan terakhir suaranya lewat telpon tadi, dia memintaku untuk menjemputnya, ya ku iyakan saja.

Sekarang mobilku sudah memasuki Jakarta dan aku jadi mengarahkan mobilku ke rumah Veranda terlebih dahulu. Saat mobilku sudah didepan rumahnya ternyata dia sudah berdiri didepan gerbang rumahnya dan langsung masuk ke mobilku.

"Mamah udah berangkat ke rumah oma, kamu kelamaan." Kata nya dengan wajah yang dia tekuk.

"Macet, Ve."

"Hm.. Kamu dari Bogor?"

"Heem."

"Kok Yona gak ikut?"

"Dia masih di Bogor, aku ada kerjaan malem ini jadi harus pulang."

"Aku ikut boleh gak?"

Aku meliriknya. "Ikut? Kemana?"

"Ikut nemenin kamu kerja, aku bosen kalau harus dikosaan sendiri."

Aku mengangguk mengiyakan ucapannya, dia jadi tersenyum. "Ini mobil Lidya, kita naik taksi online aja, gapapa kan?"

"Gapapa, asal sama kamu."












































Bersambung

#TeamVeNalID

Dibalik Layar [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat