Chapter 11

7.7K 859 8
                                    

POV Raihan

*Kicauan Burung si Nyai Rombeng*

🌼🌼🌼🌼

Kenyataan menjadi bos dadakan untuk si nyai rombeng ternyata  memiliki kekurangan dan kelebihan. Yang pertama, aku bebas menyuruhnya untuk mengantarku kemanapun aku mau. Ke sekolah, joging track di stadion, ke warnet dan masih banyak lagi bila aku ingin ke suatu tempat.

Dan yang kedua. Dia berisik. Itu adalah hal yang aku benci. Jika kalian menonton film Spongebob Squarepants lalu melihat tokoh Squidward yang datar, anggap saja aku seperti dia. Dan Raisya bagaikan Spongebob yang pengganggu, berisik dan wajib di hindari.

Saat ini mobil sudah berjalan sejak 10 menit yang lalu menuju sekolah Madrasah Aliyah Darrul Ilmi yang berada di kawasan Kalimantan Timur.

Aku memilih duduk di kursi belakang layaknya bos dan si nyai rombeng itu duduk di balik kemudi bagaikan supir pribadi. Ck. Memang pantas dia. Jangankan itu, pulang sekolah nanti dia akan menjadi pembantu dirumahku untuk menemani bibik melakukan tugasnya.

Tapi..

Kekesalan pertamaku pagi ini adalah ketika Raisya memasang USB ke dashboard mobil, menyambungkannya ke ponselnya lalu memutar lagu-lagu Rossa, Afgan dan silih berganti menjadi lagu dari penyanyi Marcel - Takkan Terganti.

Aku hanya bisa diam dengan raut wajah datar. Mengabaikan Raisya yang menyanyi dengan suara cemprengnya dan aku memakai headset di telingaku. Memutar lagu-lagu yang menjadi favoritku sejak dulu. Kangen band. Lagu adem ayem sepanjang masa.

Aku memejamkan mataku. Ini baru satu hari dan Raisya benar-benar kesialan dalam hidupku. Apalagi-

"Woiii Raihan yang sok jadi bos hari ini! Kita sudah sampai!"

Dan aku terkejut. Tanpa diduga dia menarik headset ponselku sampai putus. Aku menatap Raisya dengan tajam.

"Kemarin kamu hilangkan motorku, sekarang kamu putuskan hedsetku!"

"Kan gak sengaja!"

"Gak sengaja dari mananya?! Ganti rugi!"

"Aku tidak mau! Rugi!"

"Dan aku tidak perduli!"

Raisya tidak terima. "Lagian salah kamu sendiri! Dipanggil gak denger!"

"Ganti!"

"Bukan salahku!"

"Gitu ya?" Aku menatap Raisya dengan sinis. "Kata Pak Ustadz Dani, hutang itu harus di pertanggung jawabkan. Termasuk caramu yang menghilangkan motorku, kemudian membuat tali hedsetku putus sekarang. Dosa mu bertambah ya. Ck!"

Raisya bertambah kesal dan tidak bisa berkutik. Kami masih didalam mobil dan belum keluar. Aku memalingkan wajah kesamping sambil bersedekap. Lalu tanpa diduga dia mengulurkan headsetku hello Kitty kearahku.

"Nih! Aku ganti. Puas?!"

Dengan santai aku mengambilnya, lalu menarik dengan paksa sampai akhirnya terputus. Raisya membulatkan matanya tidak percaya.

Raihan & RaisyaWhere stories live. Discover now