Chapter 12 ( Bahasa )

5K 401 42
                                    

Akhirnya mereka tiba villa keluarga Rome. Villa tersebut bukan villa yang besar namun cukup untuk menampung mereka semua.

Arthit yang mengantuk kelelahan segera menuju ke kamar dan tertidur. Meninggalkan Kongpop dan teman-temannya untuk membereskan barang bawaan mereka.

Bright memberitahu mereka semua bahwa Arthit sedang hamil, jadi ada kemungkinan mood Arthit naik turun seperti rollercoster. Awalnya mereka tak percaya tapi setelah dijelaskan oleh Kongpop akhirnya merekapun mengerti. Kongpop meminta mereka agar memaklumi sifat Arthit yang suka berubah-rubah.

Rome, Tew, Toota dan Bright memilih untuk bermain dipantai sementara Knot, Wad, Prem dan Kongpop memilih beristirahat di villa.

"Sudah berapa bulan Kong ?" Tanya Wad yang membuka pembicaraan para seme ( eitsss jangan salah ya Wad dan Prem ini equal. Jadi tak ada seme atau uke diantara mereka.)

"Jalan bulan ke 3." Jawab Kongpop.

"Ini sebuah keajaiban Kong." Kata Prem yang masih tak percaya Arthit yang notabene seorang laki-laki bisa hamil. Kemungkinan itu hanya 50% saja tapi Arthit mendapatkan keajaibannya.

Kongpop mengangguk setuju atas perkataan Prem.

"Aku tak pernah menyangka semua ini akan terjadi P. Ini merupakan anugerah terbesar untukku."

"Kau pasti menderita Kong." Kata Wad yang mengetahui tingkah-tingkah ajaib wanita hamil.

"Ehmm... tapi aku tetap bersyukur. Ini hanya 9 bulan tak sebanding dengan aku mengejar P'Arthit bertahun-tahun. P'Knot juga kena getahnya."

"Iya, selalu saja aku yang dicarinya." Ucap knot memasang tampang masam.

"Hahahaha..." mereka ketawa serempak. Itulah deritanya menjadi seorang ayah Knot.

***

Arthit bangun disaat hari sudah menjelang tengah malam. Ingin membangunkan Kongpoo tapi Arthit tak tega, karena Kongpop sepertinya sudah sangat kelelahan. Meski terkantuk-kantuk, sang bayi sudah berteriak meminta makan. Arthit turun ke dapur melihat apakah ada makanan disana.

"P, mau kemana ?" Tanya Rome yang keluar kamar karena ingin pipis.

"Aku lapar." Jawab Arthit malu diiringi dengan bunyi perutnya.

"Baiklah P, ayo ketemani turun." Roma tak mungkin membiarkan Arthiy sendirian apalagi sudah mengetahui bahwa Arthit sedang berbadan dua.

Tak ada makanan didapur, terpaksa Rome membuatkan roti isi supaya Arthit tidak kelaparan.

"P, boleh aku bertanya ?" Tanya Rome penasaran.

"Ehm.. silakan." Kata Arthit sambil mengunyah roti isinya

"Kenapa P'Arthit rela melakukan pencangkokan rahim itu ?" Rome tak bisa mempungkiri bahwa ia penasaran alasan dibalik operasi itu.

"N'Rome, apa kau tahu keluarga Suthiluck mempunyai kerajaan bisnis yang besar dan Kongpop adalah anak lelaki mereka satu-satunya."

Rome mengangguk.

"Mereka sudah sangat baik padaku. Mereka bahkan tak memperdulikan ahli waris mereka dan merelakan Kongpop bersamaku."

Rome menangguk sekali lagi.

"Aku ingin membalas kebaikan mereka selama ini dan lagipula aku juga anak laki-laki satu-satunya keluarga Rojnapat. Meski orang tuaku tak bicara tapi aku tahu mereka menginginkan cucu yang meneruskan nama Rojnapat. Makanya aku memutuskan untuk mencoba operasi itu."

Rome sungguh terharu dengan kepedulian Arthit terhadap orang tuanya maupun mertuanya.

"Berapa anak yang ingin P punya ?"

"Aku rasa dua anak laki-laki cukup. Satu penerus Suthiluck dan satu penerus Rojnapat. Adil kan. Hahahaa...."

"Maafkan aku P." Kata Tew yang tiba-tiba muncul seperti hantu ditengah malam.

"Oiii... P'Tew, kau mengagetkan saja." Kata Rome yang mengatur detak jantungnya yang tadi berdetak kencang akibat kedatangan Tew.

"Aku sudah memaafkanmu Nong, dan juga maafkan P ya. P sudah meminta makananmu terus. Maaf itu bukan kemauan P tapi kemauan si bayi ini." Kata Arthit yang memamerkan perutnya yang mulai membuncit.

Arthit meraih tangan Tew dan berkata. " Knot sungguh mencintaimu Tew, Knot hanya menganggap aku ini adiknya karena ia anak tunggal. Prem, Bright dan Toota juga adalah adiknya. Jangan cemburu na..."

"Maaf P." Kata Tew malu akibat kelakukannya yang seperti anak-anak. Arthit mengelus kepala Tew dengan sayang. Entah harus sebut kakak atau adik ipar.

"Kalian tak tidur ?" Kata Kongpop yang muncul karena Arthit tidak ada dikamar.

"Hush hush sana, kami lagi membicarakan hal yang penting." Usir Arthit merasa Kongpop ini menganggu saja.

" Aw P apa aku tak dilibatkan dalam pembicaraan penting itu ?" Kata Kongpop yang berpura-pura memasang muka sedih.

"Sudah sana pergi..."

"Baiklah P." Kongpop mendekati Arthit dan mencium keningnya. Tak lupa mencium perut Arthit. " Makan yang banyak my baby. Daddy menunggumu dikamar."

Rome dan Tew tertawa melihat tingkah Kongpoo yang tak rela diusir sama Arthit. Benar-benar pasangan yang manis.

"P, apa aku bole tahu tentang prosedur pencangkokan rahim itu ?" Tanya Tew yang masih bisa didengar oleh Kongpop yang baru melangkah tak jauh dari dapur. Wow wow kabar baik nih P'Knot.

"Kau serius Tew ?" Tanya Arthit ragu apakag Knot akan setuju atau tidak.

"Aku serius P. Tolong kenalkan aku dengan dokternya." Arthit melihat kesungguhan dimata Tew. Mau tak mau akhirnya Arthit luluh juga.

"Beam Barmerre, dokter Beam Barmerre."

AUTHOR :

Karena saya mau keja report dan juga akan segera liburan, jadi ini chapter terakhir di bulan ini dan akan dilanjutkan dibulan depan.

Thanks,
Lazy Writer

3. MARRIAGE LIFE ( PRIVATE BODYGUARD SEASON 2 ) - COMPLETEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt