Chapter 5 ( Bahasa )

6.2K 424 17
                                    

ARGHHH.....

"Inii...inii..." Arthit menatap horor cermin didepan wajahnya. Dimuka putih mulusnya ada sebuah titik merah jerawat terpampang jelas menantang diatas puncak hidungnya.

Teriakan histeris dari kamar Arthit yang melebihi suara ayam berkokok di pagi hari membangunkan seluruh penghuni rumah.

Mrs. Suthiluck dan P'Mu segera menghampiri kamar calon menantu kesayangannya.

"Oonnn... ada apa buka pintunya."

Tak ada jawaban dari dalam karena sang pemilik kamar sedang meratapi nasib wajahnya.

"Oonnn...." panggil Mrs. Suthiluck lebih kencang.

Klek..

Akhirnya sang pemilik kamar membuka pintu. Mrs. Suthiluck dan P'Mu langsung menghampiri dan memeriksa badan Arthit, takut -takut ada luka. Sedangkan Arthit menutupi jerawatnay dengan salah satu tangannya.

"Kau tak apa-apa ?" Tanya Mrs. Suthiluck benar-benar khawatir.

"Maaf Ma,P'Mu. Oon sudah mengejutkan semuanya." Arthit berbicara tetap menutupi hidungnya. Arthit memanggil Mrs. Suthiluck dengan sebutan Ma bukan Aunty seperti biasanya, ini semua atas permintaan Mrs. Suthiluck yang sudah menganggap Arthit sebagai menantu laki-lakinya walau upacara pernikahan mereka masih seminggu kedepan. ( Dari sini sebutan untuk Mrs. Suthiluck berganti menjadi mama dan Mr. Suthiluck berganti menjadi papa ).

"Hidungmu kenapa ? Apa berdarah ? Kenapa kau tutupi ?." Tanya Ma bertubi-tubi.

"Oon tak apa-apa Ma." Jawab Arthit pelan.

"Coba Ma lihat." Arthit mengelengkan kepalanya, berusaha menghindar dari tangan Ma yang berusaha membuka tangannya yang menutupi hidung. Melihat hal itu P'Mu menjadi gemas, Arthit yang melonggar pertahannya, tersentak atas serangan tiba-tiba dari P'Mu.

Munculah bunga yang mekar merona yang bertengger sempurna di hidung Arthit. Ma dan P'Mu melihat jelas dan menahan tawa.

"HAHAHA...." Tawa P'Mu pecah membahana setelah berusaha ia tahan sepersekian detik. Arthitpun segera menutupi kembali jerawat indahnya.

"Oon, kau ini mengagetkan Ma, Ma kira kau jatuh eh ternyata cuma gara-gara sebiji jerawat hahahaha...." Ledek P'Mu habis-habisan yang tak melihat mata Arthit yang sudah berkaca-kaca.

Ma yang melihat perubahan raut wajah Arthit menjadi bingung segera menepuk mulut P'Mu dan menatap garang. P'Mu yang mengerti kode dari Ma pun langsung terdiam. Arthit berbeda dari biasanya yang cuek, akhir-akhir ini Arthit menjadi lebih sensitive akan hal-hal kecil.

"Maaf Nong, jerawat itu hal yang biasa." Kata P'Mu mencoba menenangkan.

Arthit masih tak begeming.

"Erhhh.... karena kau tak apa-apa, kami pamit dulu ya Oon." Ma menarik tangan P'Mu untuk keluar dari kamar Arthit.

Tuh kan Aku jadi jelek. Pikir Arthit sedih.

***

Arthit memakai masker menutupi jerawatnya dan berencana seperti itu terus sampai jerawatnya benar-benar menghilang dari wajah mulusnya.

"Oon, kau tak sarapan ?" Panggil Ma yang melihat Arthit langsung menuju pintu depan.

"Tidak Ma, Oon ada janji sarapan bareng Knot." Arthit sengaja berbohong agar Arthit tidak melepas maskernya dihadapan yang lain saat makan. Arthit segera melaju pergi ke kantor dengan masker kebanggaannya itu.

Arthit sudah lulus dari kuliahnya dan bekerja di tempat Papa sebagai salah satu staff bagian purchasing bersama Knot. Semua karyawan disana sudah mengetahui bahwa Arthit adalah calon menantu kesayangan keluarga Suthiluck, oleh karena itu tak ada yang berani mengoda ataupun mencibir Arthit.

***

Arthit tak melepas maskernya selagi bekerja. Teman-teman sekantornya menanyakan keadaan Arthit yamg hanya dijawab simpel oleh Arthit 'sedang flu'. Arthit bertingkah aneh seharian, untuk minumpun ia bersembunyi-sembunyi agar yang lain tak melihat wajahnya.

"Arthit, ayo makan siang." Ajak Knot.

Arthit sedang galau perutnya lapar meminta asupan makanan tapi ia malu jika membuka masker. Akhirnya Arthit memutuskan untuk menolak tawaran Knot.

"Aku masih ada kerjaan Knot." Jawab Arthit lemah.

"Tapi mukamu pucat Arthit, ayo kita makan."

"Aku belum lapar Knot."

"Apa kau yakin ?"

"Ehm..."

"Baiklah, kalau kau lapar ingat langsung ke kantin makan. Jangan ditunda - tunda. Aku tak ingin mendengarkan ceramah panjang dari tunanganmu." Ancam Knot, pasalnya gara-gara Arthit ia kena omelan berkali-kali dari Kongpop.

"Iyaaa... iyaa... bawel sekali." Gerutu Arthit.

"Awas kalau kau gak makan." Knot mengancam sekali lagi.

"Siap boss.." Arthit melakukan penghormatan layaknya prajurit.

Selepas kepergian Knot, Arthit merasa cacing didalam perutnya menronta-ronta gembira menghasilkan suara perut yang indah.

Grrr... ini kenapa perut gak bisa diajak kompromi.

***

Arthit sudah mengintai kantin bagaikan polisi mengintai mangsanya, keadaan kantin masih ramai tak memungkinkan untuk Arthit makan disana.

Kenapa masih ramai , aku kan sudah lapar banget. Gerutu Arthit dalam hati.

Dengan berat hati Arthit kembali lagi keruang kerjanya. Knot yang melihat Arthit balik dari kantin langsung mengintrogasinya.

"Kau sudah makan ?" Tanya Knot.

Arthit menganggukan kepala walaupun sebenarnya ia belum makan apa-apa dari pagi.

"Tapi wajahmu masih pucat, apa kau yakin sudah makan ?"

"Sudahhh... Knot kau ini bawel sekali. Aku sebal." Arthit mengerutkan keningnya layaknya anak kecil yang sedang marah.

Knot menghela nafas sebal menghadapi Arthit yang sedang keras kepala.

Jarum jam menunjukkan pukul 3 siang, Arthit benar-benar merasa lapar. Muka Arthit sudah benar-benar pucat pasi dan keringat dingin mulai bercucuran dikening dan belakangnya. Penglihatan Arthit berkunang-kunang dan tak lama kemudian.

BRUKK...

***

Ditempat yang lain, Kongpop sedang mengerjakan soal-soal ujian akhir. Handphonenya terus bergetar disaku celananya. Hati Kongpop sudah gelisah tak karuan, pasalnya getar handphonenya tak berhenti-henti menandakan ada sesuatu yang penting terjadi.

"Swasdekap P'Knot." Kongpop segera melakukan panggilan setelah ia selesai ujian.

"........."

"APA ? P'ARTHIT PINGSAN."

".........."

"Sekarang ada dimana ?"

".........."

"Baik, aku segera menuju kesana."

Kongpop langsung melesat pergi ke rumah sakit yang sudah diberitahukan oleh P'Knot sambil berucap dalam hati semoga tidak terjadi hal yang buruk kepada P'Arthit, terutama calon bayi kami.

3. MARRIAGE LIFE ( PRIVATE BODYGUARD SEASON 2 ) - COMPLETEWhere stories live. Discover now