Chapter 9 ( Bahasa )

5.8K 439 25
                                    

JUST FOR BONUS

"Kong, kau yakin tak ingin pergi berbulan madu ?" Tanya Mae kepada kepada Kongpop setelah hari ketiga anaknya menikah.

"Yakin Mae." Jawab Kongpop santai sambil meneruskan makan paginya. Dimana Arthit ? Arthit masih tertidur pulas dikamar tidurnya yang hangat.

"Apa kau sudah membicarakan hal itu  dengan Oon ?"

"Belum."

"Kenapa Kong ? Apa Oon tak menginginkannya ? Lagipula ini saat yang tepat, kau sedang liburan semester."

"Bukan begitu Mae tapi Kong takut terlalu lelah."

"Kenapa begitu ?"

"Mae, tolong kasihanilah Kong. Please jangan bahas tentang bulan madu dengan P'Oon." Kata Kongpop memelas.

"Loh, memangnya kenapa Kong ?" Mae sungguh bingung dengan tingkah anaknya ini. Dimana-mana yang namanya pengantin baru itu selalu mendambakan berbulan madu. Untuk menambah keromatisan hubungan mereka tapi ini si Kongpop malah menolaknya.

"Mae, disini saja aku sudah kewalahan menghadapi P'Oon. Apalagi kalau sampai kami berbulan madu."

"Hmm... Kong.." Mae mengubah nada suaranya sebagai tanda agar anaknya berhenti berbicara, pasalnya orang yang sedang dibicarakan mereka sedang berdiri didepan pintu dan dengan pasti akan mendengar semuanya.

"Disini Kong bisa minta bantuan Mae, Pho maupun P'Mu tapi kalau bulan madu berdua, Kong rasa Kong tak sanggup mengikuti semua keinginan P'Oon." Mae memukul kepala Kongpop agar ia tak berbicara lebih lanjut.

"Auh.. sakit Mae, kenapa Mae memukul kepala Kong ?" Kongpop sungguh bingung dengan sikap Mae.

"Jadi, aku ini beban untukmu Kong." Wajah Kongpop pucat mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya. Kongpop menoleh dengan harapan bukan Arthit yang berbicara melainkan seseorang yang meniru suara Arthit, namun semua harapan itu sia-sia belaka.

"Oo P, P sudah bangun ?" Tanya Kongpop berlagak tidak tahu dan mendekati Arthit.

"Jawab aku Kong, apa aku ini beban untukmu Kong." Arthit menekankan nada bicaranya dengan tegas seperi saat-saat menjadi head hazer dulu.

"Tentu saja tidak P, darimana P bisa berpikiran seperti itu ?" Kata Kongpop mengelak. Mae sungguh khawatir akan keadaan ini, anaknya baru menikah 3 hari dan sekarang ada percikan-percikan api pertengkaran.

"Jawab aku dengan jujur Kong." Kata Arthit menuntut.

"Aku sudah jujur P, P bukan beban bagiku. Hanya saja aku yang beban bagi P'Arthit."

"Pembohong." Kata Arthit sungguh-sungguh jutek. Kemarahan terpancar jelas diwajahnya.

"P...." Kongpop mencoba meraih tangan Arthit namun dihempas kasar oleh Arthit.

"Oon... Kong tak pernah menganggapmu sebagai beban dan kami juga tak pernah menganggapmu seperti itu." Bujuk Mae mencoba mencairkan ketegangan anak dan menantunya.

"Maaf Mae jika selama ini Oon menyusahkan. Oon akan berusaha tidak menyusahkan lagi dikedepannya." Arthit memberikan wai dan berjalan balik menuju ke kamarnya.

"Mati aku, mati aku..." kata Kongpop kesal pada diri sendiri. "Harusnya aku bisa lebih bersabar." Kongpop sungguh menyesal karena mengeluh tentang keinginan Arthit kepada Maenya.

"Kong, jangan sampai Arthit lepas. Kau mengerti maksud Mae." Kata Mae lembur tapi cukup memberi tekanan kepada Kongpop.

Arthit berubah 180 derajat hari ini, tidak ada lagi sikap-sikap manja Arthit, ataupun permintaan Arthit akan makanan atau minuman tertentu. Arthit berubah menjadi dingin, walaupun Arthit masih sopan kepada orangtua dan kakak Kongpop.

"P, mau kemana ?" Tanya Kongpop yang melihat Arthit bersiap-siap pergi.

"Kemana saja aku suka." Kata Arthit cuek sambil mengambil kunci mobil.

"P, mau menyetir ?"

"Iya, kenapa memangnya ?"

"Tidak boleh, P baru belajar menyetir dan P sedang hamil. Aku tak ingin terjadi apapun pada P'Arthit. P mau kemana ? Aku akan mengantar P kemanapun."

"Tidak usah, aku tak ingin merepotkan seseorang."

Pang. Hati Kongpop sakit mendengar hal itu keluar dari mulut Arthit. Kongpop sungguh merasa bodoh, kenapa ia tak hati-hati bicara.

"Aku tidak merasa kerepotan kok P." Kata Kongpop berusaha bersabar.

"Aku akan naik taxi."

"Akan kutemani P."

"Aku tak ingin."

"Tapi aku ingin P."

"Dasar egois." Arthit kesal lalu memganti baju perginya dengan piyama.

"Aku tak jadi pergi, kau tak usah antar." Arthit pergi membanting pintu kamar, menuju kolam renang untuk menenangkan diri.

"Hhhahhh..." Kongpop menarik nafas dengan berat. Sungguh Kongpop ingin menangis sekarang. Jika ia tahu akan seperti ini, Ia rela ribuan kali memenuhi permintaan Arthit daripada dicuekin seperti ini.

Apa yang harus aku lakukan sekarang - pikir Kongpop kacau.

Malamnyapun Arthit tak ingin dipeluk Kongpop seperti malam-malam sebelumnya. Arthit tidur menjaga jarak dari Kongpop.

"P, maaf. Please jangan seperti ini P." Kata Kongpop berusaha membujuk agar istrinya tidak marah lagi.

"Please P, demi anak kita."

"Anak ? Hahaha anak yang mana Kong. Dia anakku. Aku tak pernah menganggapnya sebagai beban. Kau pikir aku menginginkan menyusahkanmu, menyuruhmu membeli makanan berkali-kali, membuatmu kurang tidur kelelahan. Itu semua bukan keinginanku Kong tapi keinginan anakku. Jika kau menganggapnya sebagai beban, tidak masalah. Aku Arthit Rojnapat dapat membesarkan anakku sendiri."

"P...Please jangan berkata seperti itu. Aku mohon berikan aku kesempatan kedua. Aku mohon P." Kongpop sudah mulai meneteskan airmata, ia tak sanggup kehilangan mereka berdua. Dua orang yang sangat dicintainya.

"Aku berjanji akan menuruti semua permintaanmu. Please P...hik... aku mohon hik..."

Sebenarnya Arthit masih kesal tapi ia juga merasa tak tega melihat Kongpop menangis seperti itu. Kongpop anak yang kuat, ia jarang sekali menangis. (Author : Kongpop itu menangis semua gara-gara kamu Arthit.)

"Sungguh ? Kau akan menurutinya."

Kongpop menganggukan kepala dengan cepat.

"Kau janji ?"

"Janji P. Apapun permintaan P akan kulakukan asal P tidak minta untuk berpisah denganku. Aku tak sanggup berpisah denganmu P."

"Kong... kau pikir aku gila apa berpisah hanya gara-gara hal ini." Arthit maju dan mengusap airmata Kongpop dengan tangannya. " Jangan menangis na..."

"Kong, aku tak mau minum jus tomat lagi."

"Oke, akan kubilang pada Mae agar tak memberi P jus tomat." - yes I am free, goodbye jus tomat 😆😆😆

"Aku mau minta uang saku."

"Oke P, P mau berapapun akan kuberikan." Anime aku datang...

"Kong... aku mau bekerja na..."

"Hah ? Bekerja P?"

"Iya, aku bosan dirumah terus. Lagipula otakku bisa tumpul kalau tak dipergunakan."

"Tapi P sedang hamil, lagipula morning sick P masih parah."

"Isss Kong, aku ini hamil bukan orang sakit. Pokoknya aku mau bekerja. Kalau kau tak memperbolehkan aku bekerja, aku akan mencari pekerjaan lain."

"Baiklah P, akan kubujuk Pho agar membiarkan P bekerja kembali."

"Thanks." Arthit bergoyang senang dan menberi kecupan kepada Kongpop sebagai hadiah.

Akhirnya aku bisa bebas kembali. I am a winner - pikir Arthit senang.

3. MARRIAGE LIFE ( PRIVATE BODYGUARD SEASON 2 ) - COMPLETEWhere stories live. Discover now