Chapter 10 ( Bahasa )

5.4K 422 71
                                    

"P.... P mau pergi kemana ?" Tanya Kongpop sambil meletakan brosur travel perjalanan satu per satu. Kening Arthit mengenyit melihat brosur tersebut.

"Untuk ??"

"Tentu saja berbulan madu P." Kata Kongpop ceria.

"Bukannya kamu tak mau berbulan madu karena takut lelah." Kata Arthit ketus.

"P... bukankah P sudah memaafkan aku, kenapa P mengungkitnya kembali ?" Kata Kongpop menunduk, rasa bersalah masih menghantuinya setiap Arthit mengungkit masalah itu.

"Aku kan akan mulai bekerja Kong."

"Apa P lupa syarat dari Pho, bahwa kita berbulan madu dulu sebelum P masuk kembali untuk bekerja."

"Kesini." Kata Arthit menunjuk asal salah satu brosur.

"P, yakin mau kemari ?" Kata Kongpop karena Kongpop merasa tempat itu biasa saja.

"Iya, kau bawel sekali." Arthit berkata tanpa melepas komik yang dibacanya.

"Baiklah, akan segera aku booking P."

"Ehmm.."

"Ajak yang lain Kong." Teriak Arthit yang masih menempel pada komiknya.

"Roger P."

***

Tiga hari sebelum keberangkatan Kongpop menrapikan baju dan keperluan mereka selama berbulan madu, sedangkan istrinya yang tercinta Arthit membuang-buang semua pakaian kelantai.

"Kong... tak ada yang muat lagi.." mood manja Arthit, perutnya sudah mulai membuncit memasuki bulan ke 3. Lebih buncit dari kebanyakan wanita hamil pada umumnya.

"Bagaimana besok kita membeli baju dan celana P ?" Kongpop menawarkan idenya.

"Memangnya mereka jual pakaian laki-laki hamil ?" Kongpop menahan tawa karena Arthit yang tak sadar dengan apa yang diucapkanya. Sejak kapan ada toko yang menjual pakaian laki-laki hamil.

"Kita beli pakaian yang ukuran besar P."

"Pasti aku jadi jelek pakai itu." Kata Arthit cemberut.

"Tidak akan P, percaya padaku. P tetap imut eh tampan P." Kongpop merevisi ucapannya setelah dapat delikan mata dari Arthit.

"Kong... aku mau makan.." Arthit memain-mainkan jarinya di dada Kongpop.

"P, mau makan apa ?"

"Makan dirumah Knot."

Semoga perang tidak meletus.

***

KONGPOP POV

Disinilah aku, P'Arthit, P'Knot dan Tew duduk berhadap-hadapan dimeja makan kecil di apartemen P'Knot.

Untuk yang kesekian kalinya, P'Arthit menganggu kencan P'Knot dan Tew. Walau merasa bersalah pada P'Knot dan Tew, mau tak mau aku harus menuruti keinginan bayi kami atau lebih tepatnya keinginan P'Arthit.

Knot memasak nasi goreng seafood dengan telur mata sapi diatasnya, seharusnya semua berjalan mulus jika sajaa.....

"Kong, aku mau udang itu.." kata P'Arthit yang menunjuk udang digarpu Tew.

"P kan sudah ada udang dipiringmu." Kataku mencoba menenangkannya.

"Aku mau itu..." Aku melirik Tew dengan tatapan 'maafkan aku Tew, dan tolong aku'.

Tew memberikan udangnya kepiring P'Arthit.

"Aku juga mau telur mata sapinya.." dan sekali lagi P'Arthit menunjuk kepiring Tew. Omg P, kenapa gak menunjuk ke piringku saja sih.

Aku mencoba memberi telur amat sapiku tapi ditolak olehnya.

"Sorry Tew, Please..." kataku yang menyadari raut wajah Tew sudah berubah sebal karena permintaan P'Arthit yang menganggunya.

Tew kembali memberikan telur mata sapinya kepiring P'Arthit. P'Knot yang melihat itu menjadi tak enak dan memberikan telur mata sapu miliknya kepada Tew.

Belum berlangsung lama terdengar lagi permintaan P'Arthit.

"Kong, aku mau jus alpukat itu.." dan sekali lagi P'Arthit menunjuk kearah gelas Tew.

"P... kenapa selalu merebut makananku sih ?" Kata Tew yang sudah tak tahan sebal melihat sikap Arthit.

"Maaf Tew..." kataku tak tahu apa yang harus kukatakan lagi.

"P, minum jusku saja ya.." bujukku mencoba mengalihkan perhatian P'Arthit.

"Enggak, mau jus Tew.."

"Gak akan ku kasih." Bantah Tew yang sudah benar-benar merasa terganggu dengan permintaan P'Arthit.

"Aku mau itu...."

"Gak boleh...."

"Mau..."

"Ngakk...."

"Aku mau...."

"Tew berikan saja, nanti aku belikan lagi." Kata P'Knot yang membuka suara , jengah atas pertengkaran anak kecil didepannya. Aku memberi isyarat agar P'Knot sebaiknya diam saja tapi P'Knot tak memperdulikannya.

"P, kenapa P selalu membela P' Arthit ?" Kata Tew yang makin mengamuk.

"Bukan begitu Tew.."

"Aku selalu dinomor duakan, sebenarnya siapa kekasih P ? Aku atau P'Arthit ?"

"Tentu saja kamu Tew."

"Kong..aku mau itu...." kata P'Arthit mencoba meraih gelas jus Tew. Tew yang melihat itu langsung meraih gelasnya langsunhg meminum sampai habis.

"TEW...." Teriak P'Arthit kesal.

"Kong... hua....hua...." P'Arthit mulai menangis dan aku langsung memeluknya.

"P... nanti aku belikan ya..."

"Gak mau....hik...hik...."

"Tew, apa yang kamu lakukan ?" Kata P'Knot kesal.

"Kenapa P marah padaku ?" Kata Tew semakin berapi-api.

"P'Knot... sudah..." kataku sekali lagi mencoba memberi isyarat agar mengalah saja. Jika uke sudah marah, duniamu terasa seperti di neraka P.

"Kenapa kau tak mau mengalah ?"

"Aku terus yang selalu mengalah, P tak suka padaku. Baik aku akan pergi dari sini." Tew segera keluar membanting pintu sambil menahan air matanya.

Knot yang kaget akan perlakuan Tew menangis untuk yang pertama kalinya. Segera berlari mengejar Tew darpada kisah cintanya kandas tengah jalan. Aku bilang juga apa P, mengalah saja. Uke selalu benar.

"Kong... kita pulang." Kata P'Arthit membuatku menoleh padanya tak percaya. Great P, sudah membuat masalah runyam dan membuat bom meletus disini.

Aku menarik nafas panjang dan berkata "Khap P, ayo kita pulang."

3. MARRIAGE LIFE ( PRIVATE BODYGUARD SEASON 2 ) - COMPLETEحيث تعيش القصص. اكتشف الآن