hansol+yoomin (3)

Start from the beginning
                                    

"tadi siang gue ngomong sama dokter. dokter bilang intinya, sampe sekarang ini gaada peningkatan pada kesehatan hansol. kalo udah gini kita gabisa ngapa-ngapain selain pasrah." kata yoomin.

mendengar itu timo dan hojung menjadi sedih. mereka tidak bisa membayangkan diri mereka tanpa adanya hansol. tidak akan pernah bisa.










tiiiit... tiiiit... tiiiit









tiba-tiba mesin pendetak jantung itu berbunyi dengan keras yang membuat mereka terlonjak kaget dan panik.

"hansol lagi berjuang. kita harus percaya sama dia." kata timo.

tapi suara mesin itu semakin keras yang membuat yoomin semakin panik. hojung dan timo juga gak kalah panik.

timo langsung memencet bel untuk memanggil dokter dan suster. tak lama kemudian dokter dan suster datang.

"pasien sedang kritis. kita harus banyak berdoa." kata dokter.

yoomin tidak dapat membendung air matanya lagi. hojung juga nangis. timo juga cuma bisa melukin hojung sambil nahan tangis.



tiiiiiiiiit...........





tapi mesin pendetak jantung itu perlahan mulai mati.

dokter dan suster meletakkan pemompa jantung di dada hansol. tapi.... tidak ada efeknya.

"dengan berat hati, pasien ji hansol sudah tiada." kata dokter.

mimpi buruk yoomin menjadi kenyataan. pikiran yoomin sudah tidak beraturan lagi. rasanya ingin membenturkan kepalanya ke dinding.

jangan tanya bagaimana timoteo dan hojung. mereka semua terduduk lemas di lantai. bahkan lutut mereka sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi.

yoomin semakin histeris kala melihat suster sedang mencabut beberapa peralatan medis.

"DOKTER JANGAN DICABUT! HANSOL MASIH HIDUP!!!!" kata yoomin yang terisak menangis.

sekarang hansol sudah tiada. si batu nisan yang pelit ngomong dan pelit senyum itu telah tiada.


















tiba-tiba saja hansol terbatuk yang membuat seisi ruangan kaget. dokter langsung menghampiri hansol dan tak lama kemudian hansol langsung membuka kedua matanya.

"HANSOL!!!!!!" teriak timo dan hojung yang berlari langsung memeluk hansol.

hansol tertawa lemas. "apa sih lo berdua. hahaha."

"sol lo bikin susah aje! gue gak kebayang kalo lo beneran meninggal mungkin gue gabakal berenti nangis satu minggu!!" kata hojung.

"hahahah apa sih lo. lebay." kata hansol.

hubungan persahabatan memang lebih erat daripada apapun.

kedua bola mata yoomin dan hansol saling bertemu. yoomin langsung memeluk hansol dan melepaskan kerinduannya di sana.

tidak ada yang bersuara. hanya suara isak tangis dari yoomin dan hansol.




yoomin masuk lagi ke ruang inap setelah mengantar timo dan hojung sampai ke lift. ia melihat hansol sedang tersenyum.

hansol menepuk bagian sebelah kasurnya yang kosong. menandakan kalau ia meminta yoomin untuk tidur di sampingnya.

"kamu tuh ya hhhh. gamau ah nanti kalau ada suster gimana!" omel yoomin.

"aku usir." balas hansol.

yoomin berdecak lalu menaiki kasur dan berbaring di sebelah hansol di kasur yang sempitnya nauzubillah itu.

"aku kangen." kata hansol.

"aku lebih." balas yoomin.

"aku lebih kangen."

"aku lebih lebih lebih lebih kangen. puas?"

pandangan hansol melihat ke arah cincin yang melingkar di jari manis yoomin. cincin yang sangat ia kenal.

"kamu nemu di mana cincinnya?" tanya hansol.

"di tas kamu." jawab yoomin.

"so..... would you marry me?" tanya hansol.

"i'm waiting for it, ji hansol."




++








aSEEEEK DITUNGGU YA UNDANGANNYA MAS HANSOL DAN MBAK YOOMIN. ASEK MAKAN MAKAN LAGI.

poco a poco ✓Where stories live. Discover now