donghyun jadi bingung. ia semakin bingung ketika mendengar borim terisak menangis sambil berlutut di depannya.

"aduh jangan gini dong." kata donghyun. "iya iya iya kamu saya terima kerja!" balas donghyun.

keesokan harinya borim sudah mulai bekerja. ia menata beberapa barangnya di meja kerjanya dengan senyum merekah.

"jurnalis baru ya?" tanya seorang perempuan yang duduk persis di samping meja kerjanya.

"iya." jawab borim sambil tersenyum.

"gue haein jurnalis bagian bisnis dan keuangan. lo?" tanya haein.

"borim." jawab borim.

haein mengangguk sambil tersenyum.

tiba-tiba donghyun datang menghampiri borim.

"borim, tolong buatkan sebuah artikel tentang budidaya tanaman. deadline nya lusa." kata donghyun.

"l-lusa?!" pekik borim.

"ya. saya tunggu. jangan pernah lupa kenapa saya mempekerjakan kamu." balas donghyun terus pergi.

borim menggurutu sambil menyumpahi editor nya itu dalam hati. mengesalkan.

"dia emang tegas gitu ya?" tanya borim.

"pak donghyun? hahaha. dia baik kok. cuma ya dia tegas kalo soal kerjaan." jawab haein.

"kaku banget orangnya." komentar borim.

"kaku gitu duitnya banyak sis. tajir banget sumpah. kalo papanya udah pensiun dia naik pangkat jadi CEO tuh." cerita haein.

"keluarganya yang punya perusahaan ini?!" tanya borim

"iya. udah pinter. pekerja keras. masih muda tapi udah tajir. cakep lagi. gila lah pak donghyun itu." jawab haein.

borim hanya menggeleng-geleng. ia tidak menemukan sisi keren editornya itu. ya cuma kekayaan keluarganya aja???

tiba-tiba seorang wanita lewat dengan langkah angkuh melewati mereka berdua.

"itu siapa?" tanya borim.

"itu? itu mba jiwon. dia jurnalis senior di sini. gatau sih gue gak gitu kenal sama dia. benci banget gue sama dia. dia suka banget sinis sama jurnalis-jurnalis baru." cerita haein.

"oh."

borim sedang mengerjakan artikel nya kembali. dia pusing setengah mati. mana tau apa-apa dia tentang budi daya tanaman?

"oh? ini ya jurnalis baru kita?"

borim menoleh dan melihat mba jiwon yang diceritakan haein itu sedang berdiri di samping meja kerjanya.

haein hanya memutar kedua bola matanya.

"iya. saya borim." kata borim

"yang jiwon. panggil aja jiwon. jurnalis senior di sini." balas jiwon dengan nada sombong yang membuat borim muak setengah mati.

"mba kalo gak penting mending lanjut kerja aja deh. gak liat borim lagi sibuk?" kata haein.

jiwon hanya tersenyum meledek.

"aku kemarin liat kamu berlutut di depan donghyun. kenapa?" tanya jiwon.

borim panik. kok dia bisa tau?!

"kemaren aku mau masuk ke ruangan donghyun eh kamu malah berlutut gitu. kamu ngapain? mohon-mohon biar diterima kerja?" tanya jiwon.

borim udah emosi setengah mati.


"kata siapa?"

mereka menoleh dan melihat donghyun di sana. donghyun berjalan menghampiri mereka dengan santai dan kedua tangannya di saku.

"saya menerima borim karena dia memiliki pengalaman banyak di dunia jurnalis." kata donghyun.

borim jadi bingung. donghyun ngebelain dia???

"soal borim yang berlutut di depan saya, itu karena dia menyatakan perasaannya pada saya." kata donghyun.



borim melongo hebat. haein melongo tak kalah hebat. jiwon melongo lebih hebat.

"rim?!! lo pacaran sama pak donghyun?!" pekik haein.

jiwon masih kaget bukan main.

borim panik.

"saya sama borim udah pacaran. tolong jangan ganggu borim lagi." kata donghyun.

borim memasuki lift untuk bersiap pulang. dan ia melihat ada donghyun di sana.

"mau pulang?" tanya donghyun.

"iya." jawab borim singkat.

donghyun mengangguk lalu mereka hening lagi.

"ehm. yang tadi saya cuma mau bantuin kamu. maafin jiwon ya. dia emang gitu." kata donghyun.

"iya pak saya ngerti." balas borim. "tapi... kenapa harus pacaran bohongnya?"

"jiwon udah lama naksir saya. tapi... saya gak punya rasa apa-apa sama dia." cerita donghyun.

"oh... gitu..." balas borim.

mereka sudah sampai di lantai dasar dan mereka keluar dari lift.

"kamu pulang sendirian?" tanya donghyun.

"i-iya pak." jawab borim.

"ayo. sekalian aja saya antar."




borim pusing.

++

sumpah ini kapal asal bgt sangat crack dan tidak jelas asal usulnya. karena mereka berdua sama sama cakep??? cakepnya tuh cakep kinclong gitu ngerti gak sih....

terus aku mikir mereka berdua cocok bgt maen ftv indosiar???????????????????

poco a poco ✓Where stories live. Discover now