" Aduh gimana ini prilli gue malu kalo ketemu al "

" Eh tunggu tunggu tunggu. Apa jangan jangan lo mulai suka yah sama dia "

" Eh ngaco loh sembarangan aja kalo ngomong. Gue itu masih suka sama max lu kan tahu sendiri kali " 

" Iyah iyah gue tahuu " Prilli menyahut dengan santai. Selalu saja yuki menolak jika ia mulai menyukai al yah meskipun hanya dugaannya saja tapi prilli yakin yuki hanya merasakan kagum pada sosok maxime yang selalu ia ceritakan. Maxime adalah sosok pemuda yang tampan dewasa dan berpendidikan yang selalu yuki agung agungkan dan menjadi dambaan setiap wanita itulah yang ia dengar dari sahabatnya meskipun usianya terpaut jauh dari yuki namun yuki tidak mempermasalahkan nya baginya maxime adalah sosok pria idaman yang sempurna untuk dijadikan pendampingnya. Prilli menjadi penasaran seperti apa wajah pemuda itu karena sampai sekarang ia belum pernah melihatnya.

" Eh tapi yuk gue udah gak pernah deh ngedenger lo ceritain tentang dia lagi "

" Dia siapa? " Tanya yuki yang kemudian meminum secangkir susu coklat di tangannya.

" Elah kuy masa lupa baru juga lo sebutin tadi " Yuki mengernyit

" Itu si maxime " Lanjut prilli 

" Owh.. "

" Kok oh doang sih? Atau jangan jangan lo udah gak ada rasa lagi sama dia? "

" So toy deh lo "

" Eh gue gak sotoy kali. Nih ya elo ngehindarin al semenjak kejadian pagi itu terus lo juga gak pernah ceriain si maxime maxime itu. Itu namanya apa coba kalo bukan lo suka sama al " Ujar prilli membuat yuki berdecak sebal.

" Iihh prilli lo tuh apaan sih. Gue itu lagi mencoba menghindar dari al bukan berarti gue suka sama dia "

" Masa sih gak suka al kan ganteng lebih ganteng dari cowok cowok lain di sekolah ini " Ucap prilli dengan raut heran.

" Oh ya.. Terus ali gimana? " Skak mat prilli menjadi kesal mendengar nama pria yang selalu ia hindari itu.

" Apaan sih gak usah bahas dia deh "

" Eh kenapa lo jadi sewot " Yuki terkekeh melihatnya.

" Gue gak sewot. Udah deh ngaku aja lo tuh suka kan sama al " Ucap prilli menarik kesimpulannya. Dengan santai yuki menyahut.

" Enggak "

" Enggak apa enggak "

" Apaan sih gue malah benci sama dia "

" Oh yah benci itu.. Benar benar cinta loh " Goda prilli

" Ih apaan sih najis banget "

" Najis apa azisss "

" Iihh prilli apaan sih akh "

" Oh gitu jadi lo benci sama gue. Lo najis ngeliat gue. Oke fine gue pergi " Kata al yang tak sengaja mendengarkan pembicaraan dua sahabatnya. Dengan segera iapun pergi meninggalkan yuki dan prilli.

" Eh al " Ucap yuki setengah terkejut

" Aduh ya ampun prilli gimana ini "

" Gimana apanya sono dong kejar "

" I..iya iya yaudah gue pergi dulu " Dengan itu yuki pun bergegas pergi menyusul al.

" Aduh al kemana sih? Bentar lagi kan bel masuk kelas " Ucap yuki menelusuri sekolahnya. Namun seketika langkahnya terhenti saat melihat atap sekolahnya.

" Oh iya gue tahu pasti dia ada di atap sekolah. Oke gue susul kesana aja deh "

" Al "

" Al lo dimana? " Yuki berjalan menaiki satu persatu tangga menuju atap sekolah.

Love That Can't Be Erased (Tamat)Where stories live. Discover now