#11

18.4K 574 36
                                    

Nana merasakan ada sesuatu yang tak beres dengan dirinya lagi. Entah apa itu ia sama sekali tak bisa mengenali hal yang bisa membuatnya terlihat seperti orang aneh itu saat ini.

"Oi Na ! kebanyakan bengong lo kesambet setan aja"

"Disini terang mana ada setan dugong !"

"Bodo ah sebel gue ngomong sama lo Na bawaannya naik darah dasar jodohnya Ai emang nih"

Deg !

Nana terlihat seperti patung saat ini. Ia terdiam seketika ketika mendengar nama pria itu lagi. Saat ini otak Nana bekerja 5 kali lebih keras dari biasanya, mengingat semuanya ia baru sadar apa yang membuatnya terlihat lebih seperti orang kehilangan nyawa. Ya, Ai. Setiap mendengar nama Ai belakangan ini suasana hatinya begitu berbeda. Sangat berbeda, namun belum jelas kepastiannya.

Belakangan ini bukan hanya satu atau dua orang memang yang begitu jahil menjodoh – jodohkan antara Ai dan Nana yang katanya punya sesuatu yang bersifat sweet, lucu, dan berkesan. Kata mereka kisah Ai dan Nana seperti film – film romansa yang biasa mereka tonton walau hanya khayalan belaka.

"Bacot"

Kata – kata ini bukan baru sekali Nana dan anak – anak kelas dengar. Ai sudah berkali- kali mengatakan hal yang sama dan tujuannya hanya satu, hanya pada Nana. Selama ini Nana menanggapinya biasa dengan wajah autentiknya yang katanya 'judes dan jutek'.

...

"Nada Fatya"

"Naura Artia"

Sang guru mata pelajaran asik mengabsen murid – murid anti mainstream dari kelas X IPS C. Tiba saatnya Nana yang dipanggil namun tak ada jawaban dari Nana.

"Naura Artia (?)"

"Woi Nana !" teriak si botak yang membuat Nana terbangun dari lamunannya.

"Eh iya kak ! saya !"

"Aduhh Nana ini emang gimana si"

"Na jangan ngelamun...ngelamunin sape si? Serius banget dah sampe lupa dunia asli"

"Alaaahh Nana eh Nana makanya dengerin guru ngomong"

Kalimat yang terakhir kali terlontar dari mulut Ai membuat Nana bukan lagi memberikan ekspresi tertawa seperti ketika menanggapi Botak dan beberapa anak lainnya yang memang punya jiwa iseng yang tinggi.

Nana membalikkan wajahnya ke arah Ai yang terlihat membalas pandangan tajam Nana dengan ekspresinya yang seperti orang tak punya dosa, ia malah tertawa kecil melihat ekspresi Nana.

*

Tik tak tak tuk tik tak

"Nih tuh udah gue ambilin semuanya"

"Makasih Nana cantique sayangnya Ai"

"Jiji njir Fel"

Kamar Nana saat ini dipenuhi oleh ke 11 perempuan – perempuan gagal eksis yang hanya disebabkan kerecehan tak terkontrol. Lengkap dengan suara TV dan musik dari handphone Jia yang saling beradu volume, suara keyboard laptop yang khas, dan lampu kamar yang sama sekali tak menyala kecuali lampu tumblr berwarna biru itu yang dilengkapi dengan jemuran foto – foto polaroid milik Nana.

Nana fokus pada kertas gambarnya tanpa memerdulikan kesibukan teman – temannya itu. Ditemani dengan drawing pen dengan berbagai ukuran dan peralatan gambar pribadi lain miliknya, Nana benar – benar hanya memfokuskan matanya pada apa yang ia lakukan.

"Na ! lo jerawatan sih?! Lo lagi suka sama orang? Atau jangan – jangan lagi disukain orang nih" ejek Syasa tiba – tiba di tengah kesibukan.

"Inailahi Sa.... mata lo saking berlapisnya kacamata kayak tango sampe begini tajemnya?" tanya Nana.

"Alhamdullilah akhirnya Nana suka sama orang juga"

"Selama ini lo pikir gue suka sama apa? hah?"

Tata memutar bola matanya karena jengkel dengan jawaban Nana. Tata menatap kedua mata Nana "ngaku kan lo akhinya".

Mendengar jawaban Nana yang menanyakan selama ini memangnya dia suka dengan siapa membuat teman – temannya berfikir bahwa benar kalau Nana memang sedang suka dengan seseorang.

"Ngaku paan sih?"

"Itu nanya suka sama siapa....kalo ga suka kan biasanya jawab 'ga suka sama sapa – sapa' tapi lo malah jawab 'slama ini lo pikir gue suka sama siapa?' gitu kata lo Na"

Entah apa dan kenapa dan sejak kapan...rasanya Nana memang tak mampu lagi menutupi apa yang ia rasakan saat ini, sebenarnya sangat membingungkan namun Nana juga tak mengerti kenapa semau itu bisa terjadi begitu saja. Semuanya mengalir begitu saja seiring berjalannya waktu.

'Tahan Na ini bukan waktu yang pas' ujar Nana dalam hati.

"Ha udahlah ga penting daripada mikirin begituan mending kita ke abang seblak aja yang depan komplek sana mumpung belom rame jam segini"

"Gue maunya rame siapa tau bisa lamaan...liat anak – anak yang main futsal di lapangan sana yang cogan – cogan trus tiba – tiba mereka beli seblak terus abis itu ga sengaja dempetan terus kenalan terus deket terus jadian terus...."

Krik~ krik~

"Lah gue kok ditinggalin sih ?!" teriak Feli yang masih terduduk di lantai dengan wajah muramnya.

"Buruan !" teriak Nana dari arah tangga.

***


"Dari semua sikap dia? apa iya dia suka sama gue? atau cuma gue yang berhalusinasi dan terlalu berharap? dia sebenernya suka sama gue atau enggak sih?!"

-Nana-

Jadi gaes sorry ya aku baru bisa update hari ini dan jam segini karena kau baru pulang kerkom dan maaf ini pendek banget huhu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi gaes sorry ya aku baru bisa update hari ini dan jam segini karena kau baru pulang kerkom dan maaf ini pendek banget huhu...tapi tunggu chapter 12nya ya...aku hrap kalian masih suka dan ga akan bosen sama cerita ini. Quote yang diatas boleh dijawab kok Nana butuh pencerahan dari kalian.

 

High School Lovers/Haters (?)Where stories live. Discover now