#5

24.6K 671 6
                                    

"Na bangon woi"

"Aduhh paan sih nih gentong aer satu !"

Nana membuka pintu kamarnya dengan matanya yang masih tertutup sehingga Nana lebih terlihat seperti sleepwalker saat ini. Ivan yang saat ini ada di depan mata Nana sontak saja tertawa melihat adik perempuanya dan adik satu – satunya itu yang tertidur dalam kondisi berdiri, rambutnya berantakan, dan awajahnya yang memerah. Sebelumnya Ivan dan Nana sudah terbiasa hidup berdua sejak kecil karena orangtua mereka sering bolak balik keluar kota dan keluar negeri demi urusan pekerjaan.

"Bangunlah kau Nanaku sayanghhh" ujar Ivan sambil menggembungkan pipi Nana.

"Ngantuk ahhh Bang...."

"Bangun atau lo ga sekolah?! Inget hari ini lo ulangan apa Na"

Mata Nana melotot seketika ketika mendengar ucapan Ivan. Nana bahkan baru ingat hari ini ia mendapat jadwal ulangan Sejarah Peminatan dan ia juga baru ingat kalau dirinya bahkan tak belajar apapun dari kemarin sore karena tertidur terlalu pulas.

"Tungguin gue Bang ! gue mandi langsung brangkat okeh?!"

Nana langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. Hanya butuh waktu 5 menit untuk Nana mandi secepat kilat.

***

"Na liat deh si Ai...diliat – liat ganteng juga"

"Lo suka sama dia Re? Kalo suka gue bilangin nih sapa tau dinotice" ujar Nana kesal.

Dilihat – lihat Nana juga tak bisa untuk mengatakan tidak sih pada pandangan tean – temannya itu soal Ai. Dia memang cukup tampan, dia juga tinggi untuk ukuran anak SMA kelas 10, badannya juga bagus dan anaknya juga pintar. Seringkali Nana hanya tersenyum kecil saat mendengar pernyataan teman – teman segengnya itu tentang Ai yang adalah sosok yang selalu mereka pasang – pasangkan dengan dirinya dengan atau tanpa maksud tertentu.

...

"Apoy mie ayam satu ya biasa pake telor eksklusif, sayur, cabe rawit"

"Siap neng Nana"

Apoy si penjual mie ayam di kantin sekolah yang sangat dikenal baiknya oleh anak – anak di SMA Nana sekolah saat ini. Seperti biasa geng Nana sudah mentake tempat khusus untuk geng mereka makan setelah pelajaran olah raga kecuali Tata dan Feli yang memang beda kelas dan beda jadwal. Nana lebih suka menunggu indomie pesanannya itu tepat di meja jajaan dari jualan Apoy yang biasanya biskuit, roti, atau semacam gorengan titipan orang.

"Na" sontak Nana menengok ke samping kanannya. Dan yang ia lihat memang mengejutkan. Dia Ai. Dengan kaus olahraga dan bulu kakinya yang tak begitu tebal, dengan sisa keringat dan tubuh tingginya sontak saja membuat Nana diam tanpa kata. Nana membuang mukanya dengan kembali fokus pada mie ayam yang sedang dibuat oleh Apoy.

"Na kok lo songong banget sih. Sinis gitu muka lo. Kayak ga pernah bahagia"

"The hell...ga pernah bahagia katanya? Trus dia ngapain merhatiin banget raut muka gue?" tanya Nana dalam hatinya.

"Urusan gue lah. Muka muka gue...dan soal ga pernah bahagia. Selama 3 bulan skolah disini apa lo sama sekali ga pernah liat seberapa petakilannya gue di skolah?"

Nana langsung mencari alasan untuk pergi dari Ai yang masih berdiri di dekatnya dan menatapnya sambil menahan tubuhnya dengan tangannya yang menjadi penahan di meja jajaan milik Apoy. Nana langsung pergi ke tempat penjual minuman dan memperlama dirinya disana dengan memilih minuman yang harus dibuat terlebih dahulu.

Ekspresi teman – teman Nana saat itu sudah jelas sangat berbeda. Mereka menyembunyikan senyuman, tawaan, dan teriakan atas pemandangan yang baru saja mereka lihat. Saat Nana kembali ke tempat Apoy untuk mengabil mie ayamnya, Nana melihat Ai sudah bersama gengnya dan Nana juga mengambil tempat duduk di meja yang sudah di take oleh gengnya. Saat Nana kembali dan baru saja ingin membuka mulutnya lebar – lebar untuk menikmati suapan Indomie itu yang terjadi benar – benar membuat Nana rasanya jadi tak lagi lapar.

High School Lovers/Haters (?)Место, где живут истории. Откройте их для себя