(26) Ketetapan Hati

114 21 18
                                    

Cinta akan jadi menyakitkan bila di paksakan.

Aku tak ingin kamu menodai cinta tulusmu padanya hanya karena takut menyakitiku.

Aku lebih merasakan sakit bila kamu tak sungguh tulus ingin bersanding denganku.

~Karin Ashelin

***


Aku akhirnya menyerah. Mungkin hanya sampai di sini perjuanganku tuk mendapatkan balasan cinta Rayhan. Dia takkan mau melepaskan Karin hanya demi gadis yang baru di kenalnya seperti diriku ini. Dia juga telah menegaskan bahwa dirinya tak mencintaiku, meski sebenarnya aku tak ingin percaya.

Sangat terlihat ketulusan di matanya, caranya menatapku seolah penuh kasih sayang. Teduh selalu ku rasakan saat ku sandarkan hatiku pada kehangatan yang ia ciptakan.

Waktu singkat yang ku habiskan bersamanya, meninggalkan jejak indah yang mungkin takkan pernah bisa ku hapus dari pikiran dan hatiku. Namun apa dayaku bila dia tak menginginkanku di sisinya? Dia bilang, dia tak mencintaiku. Dan aku, harus bisa menerima kenyataan pahit itu.

Lagipula aku juga tak boleh hanya memikirkan diriku sendiri, masih ada Karin disana, yang juga akan tersakiti bila aku memaksakan kehadiranku dalam hidup Rayhan. Aku hanya harus yakin, bahwa Rayhan akan bahagia hidup bersamanya.

Mulai saat ini, mulai detik ini, aku tidak akan pernah mengganggunya lagi. Sudah cukup untuk rasa sakit ini.

Mungkin jika nantinya aku rindu pada lelaki yang akan ku benci itu, aku akan mengunjunginya diam-diam. Tapi jika dia menghilang lagi, aku hanya harus berhenti menjadi gadis bodoh.

Aku dan Selly pun akhirnya meninggalkan rumah sakit setelah mengetahui Dokter telah selesai membenahi luka Rayhan, meninggalkan Karin dan Rayhan di dalam sana. Yang pasti aku telah mengetahui keadaannya telah membaik.

Semoga dia bahagia.

------
***

*Di dalam kamar Rayhan.*

Suasana canggung masih tersisa meski waktu telah berlalu sekian menit.

Rayhan merasa tak enak pada Karin yang tiba-tiba sudah ada di sini mengetahui keberadaannya dengan Veily. Dia takut Karin akan salah paham akan kedatangannya.

Beberapa menit setelah kepergian Dokter, suasana menghening.

Siapa sangka Karin akan mendengar semua perdebatan yang terjadi antara Rayhan dan Veily? Membuatnya pun enggan untuk membuka pembicaraan.

Apa dia harus bilang kalau dia tahu semuanya? Atau dia harus pura-pura saja tidak tahu dan bersikap seperti biasa?

Ternyata, dia ada di balik pintu kamar Rayhan saat pertengkaran sengit itu terjadi. Sungguh sangat kebetulan bukan? Sementara Selly yang tadi ada di sana malah tidak tahu-menahu tentang hal itu. Entah ada di mana dia tadi. Yang pasti, mulai dari awal Rayhan membentak Veily hingga ia kesakitan pada akhirnya, Karin ada di sana.

Dia mengetahui jelas bagaimana situasi yang mereka alami meski hanya dengan membayangkannya saja di balik pintu.

Hingga beberapa saat kemudian mereka tak mau lagi diam-diaman. Mereka pun saling memanggil satu sama lain.

"Rin."
"Mas."

Rayhan tersenyum. "Kamu dulu saja."

"Em." Karin menangguk. "Sudah mendingan sakitnya?" tanyanya mencoba basa-basi.

SO PRECIOUS (PART COMPLETE)Where stories live. Discover now