(29) Rayhan POV~ (Bagaimana Cintaku Bermula Lalu Ku Akhiri)

Почніть із самого початку
                                    

Gadis cantik berkulit putih, berambut hitam sebahu dengan tatapan mata lugu yang sangat aneh. Seorang gadis yang terlihat acuh namun sesungguhnya sangat peduli terhadap sesama.

Nama Vei itu ku dengar dari seorang pria paruh baya yang di panggilnya papa saat di rumah sakit. Aku bertemu lagi dengannya untuk yang kedua kalinya.

Gadis yang ku temui beberapa bulan lalu di halte bus, gadis yang tak pernah bisa ku lupakan paras dan raut wajahnya itu. Padahal, dia hanya orang asing. Pertemuan kami hanya sekilas, namun meninggalkan jejak kesan yang penuh makna.

Biasanya, aku tak pernah mengingat wajah seseorang yang tak ku kenal dengan se-detil itu. Aku bahkan tak peduli dengan lawan bicara yang sama sekali tak mempunyai hubungan apa pun denganku.

'Aku lebih baik tak menciptakan sebuah hubungan yang menyebabkan keterkaitan terlalu dalam. Karena hanya akan ada rasa sakit disana.' Tapi itu pemikiranku saat kecil, sebelum aku mempelajari teori kehidupan pada tahap lanjut.

Dan sepertinya pemikiran itu masih bersisa dalam benakku, membuatku sempat berpikiran untuk tak mengenal gadis yang ku cintai saat ini lebih dari sekedar orang asing.

Sama seperti ketika pertemuan keduaku dengannya di rumah sakit. Dia tak melihatku, sama sekali tak menyadari keberadaanku. Aku hanya mengamatinya dari jauh ketika dia tengah duduk bosan sendirian di kursi lorong rumah sakit.

Saat itu aku sedang check up rutin dan mengenakan baju rumah sakit. Dia mungkin saja tak mengenaliku, entahlah.

Tingkahnya terlihat sangat lucu jika diperhatikan lebih dekat. Sebentar dia berdiri, mondar-mandir tidak jelas, lalu duduk lagi. Dia bahkan dengan sangat baiknya membantu para pasien yang tengah kesusahan di sekitarnya, terutama anak kecil.

Gadis manis itu tanpa sungkan mengajak anak kecil itu bercengkrama ria, memberinya semangat bahkan mengajaknya bermain. Dan ternyata dugaanku selama ini salah, dia tak sekaku seperti kesan pertamaku saat melihatnya. Dia ramah dan murah senyum.

Tanpa sadar gadis itu membuatku penasaran. Dalam diam aku selalu mengikuti langkah dan gerak-geriknya yang sangat menggemaskan bagiku.

Untuk pertama kalinya, aku ingin tahu lebih banyak tentang kehidupan orang lain, terlebih lagi dia seorang wanita.

Sejak saat itu, bayang-bayang gadis bernama Vei itu selalu terngiang dalam benakku. Ada desiran aneh yang singgah di hatiku ketika mengingatnya. Sangat aneh. Aku bahkan belum pernah merasakan hal sedemikian rupa bahkan saat bersama Karin sekalipun.

Dan, ya... Aku Jatuh cinta.

Pada waktu itu, aku masih menyangkalnya. Aku tak ingin menumbuhkan rasa terlarang itu dalam hatiku. Lagi pula aku tak mengenalnya, aku sudah memiliki Karin dan aku tak mau menghianatinya hanya demi sebuah rasa yang tak pasti. Mungkin aku hanya tertarik sebentar pada gadis itu.

Namun, lagi-lagi aku bertemu dengannya saat insiden sapu tangan di dekat halte bus yang sama. Ralat. Lupakan soal insiden, itu hanya sebuah kejadian kecil yang tak berarti apa pun bagi gadis bernama Vei itu.

Hanya aku yang menganggapnya special. Karena sejak dia memberikan sapu tangan imut bergambar panda itu padaku, aku yakin bahwa aku telah jatuh cinta padanya.

Dia bak malaikat tak bersayap yang terlihat sangat keren di mataku. Dia penolongku. Entah takdir apa yang telah Tuhan tuliskan untuk kami. Semakin hari hatiku semakin terusik karena kehadirannya yang tiba-tiba datang tanpa di undang itu. Bahkan, aku seringkali merindukannya.

Lalu inilah penyesalanku. Karena menuruti keegoisanku, aku menyakiti dua wanita yang ku sayangi sekaligus.

Awalnya aku memang memilih untuk tetap diam di tempatku tanpa ingin terlibat dalam kehidupannya. Namun karena rasa rindu ini semakin lama menyiksaku, hati kecilku ikut andil dan mengambil alih pikiranku secepat kilat.

SO PRECIOUS (PART COMPLETE)Where stories live. Discover now