J chapter 8 - gio oh gio

Mulai dari awal
                                    

×××××

Gisca sudah tiba di lokasi acara mengajari anak-anak TK bernyanyi, saat ia sampai tempat sudah lumayan ramai oleh panitia dan beberapa volunteer lain yang sama seperti dirinya. Dari segerombolan orang tersebut ada beberapa teman kampus yang ia kenal, ada juga yang tidak. Tentunya gica sedang mencari keberadaan orang yang mengajaknya kemari, yaitu gio. Untungnya gio tak sulit untuk dijumpai, ketika gio melihat gisca gio langsung berlari menghampiri gisca.

"Udah lama?" gio membuka percakapan, seperti basa-basi pada umumnya.

"Baru sampe" gisca menjawab alakadarnya.

"Ke sana yuk briefing dulu, sebentar lagi anak-anaknya dateng" gio menunjuk ke arah tempat briefing yang sudah ada beberapa mahasiswa lain disusul mahasiswa lainnya.

Acara suda dimulai, seperti pada acara umumnya acara dibuka oleh mc, ada acara inti, dan ada games. Saat ini anak-anak dibagi perkelompok yang terdiri dari 5 orang. Satu kelompok didampingi oleh satu orang kakak pendamping. Kini gisca sudah duduk bersama kelompoknya, kelompok itu diharuskan belajar menyanyikan lagu anak dan menyanyikannya di atas panggung.

"Hallo adek-adek namaku kak gisca, kenalan satu-satu dulu yuk nama kamu siapa?" Gisca melakukan tugsanya dengan baik sebagia kakak pendamping.

Disudut lain berdirilah gio yang sedang terpaku memandangi gisca, nampaknya ia sendiri tidak menyadari bahwa sudut bibir kanan kirinya perlahan terangkat melihat pemandangan gisca yang sangat akrab dengan anak-anak. Kebetulan saat itu gio sedang bertugas sebagai divisi dokumentasi yang mengalungkan kameranya untuk mengabadikan momen-momen. Otomatis gio langsung mengambil momen gisca dengan kameranya.

Gio menatap foto gisca yang sedang tersenyum bersama anak-anak 'cocok buat jadi ibu dari anak-anak gue' gio tersenyum sambil tangan kirinya memegang kamera dan tangan kanannya mengelus perutnya 'hmm anak' gio mengelus perutnya seolah ia sedang mengandung.

"Napa lo? Laper?" Lamunannya terhenti karena karena ada temannya yang menegurnya karena melihat gio mengelus perutnya.

"Hah? Kagak" temannya berlalu tapi gio masih mengelus perutnya.

'Eh! Gue kan laki, ngapain gue elus-elus perut' gio yang menyadari kebodohannya segera menghentikan aktifitasnya.

Acara sudah selesai. Semua orang puas dengan keberhasilan acara yang dibuatnya hari ini. Setelah menyelesaikan sisa-sisa acara, gio berterima kasih pada gisca.

"Ca, nih minum" gio menyerahkan es jeruk pada gisca yang sudah menunggu di bangku-bangku bawah pohon yang lumayan sepi.

"Seger banget" gisca melepaskan dahaganya.

"Makasih banyak ca, tadi keren banget kelompok lo dapet kelompok terbaik" kelompok gisca mendapatkan kelompok dengan penampilan terbaik, tentunya itu karena ide kreatif gisca dan anak-anak TK pada kelompoknya yang bisa diajak kerjasama dengan baik.

"Itu karena anak-anaknya pada nurut dan mereka juga ikut kasih ide" jawab gisca sambil tersenyum kemudian meminum es jeruknya lagi.

"Cape ya?" Gio melihat gisca seperti sedikit kelelahan, maklum namanya juga mengajari anak-anak jadi butuh tenaga dan kesabaran ekstra.

"Lumayan, tapi seneng banget acaranya seru. Gue juga harus makasih sama lo karena udah ajak gue tempat ini"

Gio tersenyum melihat gisca, tangan gio merapikan anak rambut gisca ke samping wajahnya agar gio bisa melihat keseluruhan wajah gisca. Tangan gio perlahan turun membelai pipi gisca, gisca langsung menengok ke arah gio, ia ingin melontarkan pertanyaan kenapa, apa ada sesuatu yang aneh diwajahnya.

Tapi, sebelum sempat pertanyaan itu dilontarkan gio sudah mengusap bibir gisca dengan jarinya. Tak lama kemudian bibir gisca bukan lagi diusap oleh jari gio, melainkan oleh bibir gio.

Gisca yang terkejut dengan perlakuan gio langsung membelalakkan matanya, saat ini gio hanya menempelkan bibirnya pada bibir gisca dengan mata terpejam. Gisca ingin memundurkan badannya untuk melepaskan dirinya dari gio. Gio yang sadar gisca akan mundur langsung memegang leher gisca dengan tangannya dan mulai mengerakkan bibirnya. Mata gisca terpejam, ia hanyut oleh lumatan bibir gio. Gio oh gio, ia begitu ahli memainkan bibirnya hingga gisca tak kuasa untuk membuka mata. Gio menyudahi permainannya perlahan dengan melepaskan bibirnya. Ia menatap gisca yang diam membalas tatapannya yang diartikan penuh tanda tanya.

"Pulang yuk" sambil tersenyum gio menggandeng tangan gisca mengajaknya pulang. Gisca hanya nenurut mengekor pada gio dengan diam.

*******

22 NOV 2017

JOMBLO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang