30. Rahasia Besar

4.3K 401 21
                                    

Don't forget to play your media 👌

Don't forget to play your media 👌

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rafa dan Riris.

If I tell you, I love you. Would you tell me 'you love me too'?

-Riris Alia Winata-

Suara kenop pintu yang terbuka membuat dua orang cowok dalam ruangan serba putih itu menoleh. Yang satu tersenyum melihat siapa yang datang. Sedangkan anak cowok yang duduk pada bangkar menoleh pada kakak laki-lakinya dengan wajah 'itu siapa?'

"Hai Raf, hai Alvaro?" Sapa cewek yang baru saja masuk dengan membawa kantung plastik berwarna putih.

"Siapa mas? Pacar?"

"Bukan. Dia temen mas," jawab Rafa yang lalu tersenyum pada cewek yang sudah berdiri di sampingnya. "Orang mah gak usah repot-repot, Ris. Pake segala bawa buah tangan."

Riris meletakkan kantung putihnya di meja. Mengeluarkan buah apel yang tadi ia beli di salah satu supermarket dekat rumah sakit. Mengambil pisau lalu mengupasnya. "Gak repot kok Raf, namanya jenguk orang sakit ya bawa buah tangan. Masa bawa buah hati," jawab Riris yang sekarang duduk di samping Rafa dengan tangan sibuk mengupas apel.

Setengah kulit dari buah itu sudah terkupas, Riris potong dan berikan pada Alvaro. Membuat anak cowok dengan perawakan kurus itu bingung. "Kok tau aku suka apel yang dikupas?" Tanya Alvaro sambil mengunyah.

"Tau dong. Aku kan peramal." Riris tersenyum lebar.

"Pasti mas Rafa," Alvaro sekarang menoleh pada kakaknya itu. Rafa menaikan kedua alisnya membenarkan.

"Kemaren Rafa bilang buah apel kamu abis, jadi tiba-tiba aku mau beliin ini aja. Sekalian jenguk 'kan. Dimakan ya."

"Tenang kak, abis lah ini nanti sama aku. Kakak namanya siapa?"

"Nama aku Riris,"

"Kakak bener bukan pacar mas Rafa?" Tanya Alvaro lagi sambil sesekali ia melirik ke arah kakaknya.

Riris hanya tersenyum.

"Kok gak pacaran aja sih sama mas Rafa? Dia ganteng loh gitu gitu. Yah..., walaupun tetep gantengan aku," tutur Alvaro sambil menepuk-nepuk dadanya membanggakan diri. Rafa meraih bekas kulit apel yang tadi Riris kupas ke arah Alvaro membuat anak cowok itu menangkis dengan cepat.

Sampai lupa bahwa tangannya masih ditusuk oleh jarum infus. Dalam saat seperti ini saja Alvaro masih bisa melawan.

Alvaro meringis lalu menarik tangannya mendekat dengan perutnya. Agar selang infus itu tidak bergerak ke sana ke mari. Membuat lengannya terasa ngilu juga berkedut. Syukur lah selanh infus tadi tidak ketarik kuat.

"Serius deh kak, Kasian dia tuh, udah lama banget gak pacaran. Kak Riris juga cantik, cocok sama Mas Rafa lah."

"Ro apaan sih?"

Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now