24. Apa Keajaiban Itu Ada?

4.3K 379 55
                                    

Don't forget to play your media. 👌

Apa mungkin masih ada keajaiban nantinya? Apa kesempatan kedua itu ada?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa mungkin masih ada keajaiban nantinya? Apa kesempatan kedua itu ada?

-Rafardhan Widan Shakel-

Sudah malam ke berapa rasanya Sheeva jadi sering datang ke cafe Lexa. Cafe pertama kali yang pernah Sheeva datangi bersama Rafa. Saat itu Sheeva menceritakan tentang bagaimana dia diusik Byan. Bagaimana cowok menyebalkan itu merusak harinya. Lalu juga bagaimana Rafa memperbaiki segalanya.

Hari itu mood terburuk Sheeva hilang hanya dengan adanya Rafa. Tapi sekarang? Rafa mungkin malah tidak ingat dengan tempat bersejarah ini. Lampu berwarna warmwhite memberi kesan tenang pada Sheeva. Tempat ini juga tidak selalu ramai. Kali ini Sheeva tidak memesan matcha, ia memesan segelas kopi hitam.

Mungkin dia sedang mengalihkan pahit di hatinya pada kopi itu. Atau mungkin berusaha menghibur diri dengan merasakan bahwa kopi ini jauh lebih pahit dari kisah cintanya. Mata Sheeva memendar memperhatikan seisi ruangan, tempat ini terasa berbeda tanpa Rafa ...

Loh Rafa?

Tiba-tiba matanya menangkap seorang cowok yang juga duduk di sudut ruangan. Tapi apa itu Rafa?

Sheeva berulang kali mengucek matanya lalu mengerjap berkali-kali. Demi memastikan bahwa itu Rafa. Sesaat ketika dirinya yakin, jantung Sheeva berdegub begitu kencang. Degub jantungnya tidak lagi normal. Tapi ini bukan seperti degub jantung orang jatuh cinta. Rasanya menyesakkan.

Melihat mantan yang berada di ruangan yang sama dengan dirinya. Masih di tempat yang sama seperti dahulu, hanya yang berbeda adalah keadaan di antara keduanya. Sheeva dan juga Rafa bukan lagi sepasang kekasih.

Tapi untuk apa cowok itu di sini. Apa Rafa juga masih suka dengan tempat ini? Atau Rafa juga sedang mengenang dirinya? Saat ini Sheeva ingin sekali melangkah tapi ...

Ah ya, dia lebih dulu menghampiri Rafa. Tidak tertahankan, dia sudah berdiri di depan Rafa sekarang. Mungkin saat ini Sheeva akan kebingungan harus apa. Kakinya berjalan begitu saja tanpa aba-aba.

"Hey," sapa Sheeva dengan canggung pada Rafa yang tengah membaca novel. Dan hanya membuat cowok itu mengangkat kepalanya sebentar lalu kembali membaca novelnya.

Sheeva berdeham lalu duduk di depan cowok itu, "Aku gak tau kalo kamu lagi di sini." Tidak ada jawaban. Sheeva menggigit bibir bawahnya. Haruskah dia pergi sekarang?

Tapi semua pertanyaan dalam hatinya memaksa Sheeva untuk menghampiri Rafa. Kalau saja Sheeva punya keberanian lebih, mungkin dia akan bertanya semua hal di kepalanya.

"Apa kabar?"

"Baik." Rafa masih berbicara tanpa menatap Sheeva. Matanya masih fokus pada bacaan di tangannya.

Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now