15. Yakin

4.9K 415 50
                                    

Play your media. 👌
Enjoy on your reading.

"Raf? Kita pulang ngangkot?" Tanya Sheeva ketika matanya tidak bisa menemukan motor Rafa di parkiran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Raf? Kita pulang ngangkot?" Tanya Sheeva ketika matanya tidak bisa menemukan motor Rafa di parkiran.

Rafa selalu gemas melihat pertanyaan polos Sheeva. Cowok itu mengacak rambut Sheeva yang semula tertata rapih. "Enggak lah, Sheeva. Saya bawa mobil. Tuh." Tangannya menunjuk mobil sport warna merah yang terparkir.

"Rafa lo gak bercanda? Itu yang merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Rafa lo gak bercanda? Itu yang merah. Mobil merah punya lo?" Mulut Sheeva menganga lebar sampai rasanya rahang itu bisa jatuh kalau Rafa tidak mendorong dagu cewek itu agar mulutnya menutup.

"Kebiasaan yah. Disentup tawon entar mulutnya," ujar Rafa. Tangannya masih menempel di dagu Sheeva bahkan ketika cewek itu sudah menutup mulutnya. Atas dengan kesadaran penuh Rafa mengusap dagu itu dengan jemari tangannya.

Entah apa. Angin mendadak bertiup lembut membuat keduanya hanya saling menatap dan tersenyum. Seolah mereka telah berpisah lama dan sekarang baru bertemu. Rafa menemukan sesuatu pada mata Sheeva. Menemukan yang ternyata selama ini ia cari.

Rafa sudah menyadari hal itu sejak lama. Tidak tahu bagaimana dengan Sheeva. Apa iya Sheeva merasakan hal yang sama dengannya. Suara orang berdeham membuat keduanya tersentak lalu saling membuang wajah ke segala arah.

Sesaat ketika orang itu masuk ke mobil yang ia parkiran di sebelah mobil Rafa. Tawa Sheeva berderai yang lalu diikuti oleh Rafa. Cowok itu mengangguk dan meminta Sheeva masuk ke dalam mobil dengan membukakan pintu mobil.

Menutupnya kembali saat Sheeva sudah di dalam. Lalu mengitari mobilnya dan duduk di kursi kemudi. Tanpa Rafa sadar Sheeva tersenyum.

Rafa membungkuk dan menyilangkan badan untuk memakaikan Sheeva seatbelt. "Saya harus mastiin kamu aman."

Perkataan Rafa membuat Sheeva tertawa. "Apaan sih, Raf. Lagian bisa sendiri kok."

"Enggak. Saya gak akan biarin kamu sendiri lagi, Sheev. Setidaknya cukup kemaren malem saya nyesel Byan yang ada di sana. Bukan saya."

Sheeva menatap Rafa yang terlihat begitu serius. Apa sebenarnya tujuan ucapan Rafa? Bisa katakan padanya jangan bercanda sekarang. Saat ini Sheeva sudah nyaris terbang kalau saja atap mobil ini terbuka. Hatinya sudah berlarian ke sana ke mari tidak karuan.

Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now