10. Permainan Dimulai

5.9K 460 35
                                    

Langkah gontai Byan memasuki rumah yang ia anggap base camp disambut oleh kepulan asap putih dari rokok teman-temannya.

"Noh si bapuk baru dateng, ditelfonin ga di ... anjing, muka lo kenapa babak belur?"

Ucapan Gerald memancing ketiga teman lainnya yang tengah sibuk dengan kartu remi langsung mendekat dan memeriksa wajah Byan.

Leo tidak ada di sana, biasanya malam seperti ini dia sedang mencari kehangatan di balik baju gadis yang ia kencani.

"Weh bro, siapa yang ngeroyok lo? Berani juga, minta digiling tuh manusia." Paul menonjokkan tangannya ke tembok. "Bilang! Kalo dia aja keroyokan, kita juga bisa."

"BISA DIEM GA BRENGSEK!" Bukan menceritakan, Byan malah menonjok wajah Paul seperti pelampiasan.

Paul terlempar ke lantai berkat bogem mentah dari temannya sendiri.

Remon memekik melihat Paul terpental, "Tolol lu ya!" Tangannya dengan tiba-tiba langsung mendorong Byan menjauh. "Emang sakit otak lo tuh, temen sendiri dibogem."

Remon dan Gerald membantu Paul berdiri.

Paul mendekat dan menyentil ujung bibirnya yang masih terluka yang lantas membuat pekikan Byan meninggi. Lalu kembali menjaga jarak sebelum kena bogem lagi.

"Kalo gitu gua tau nih, pasti lawannya satu orang. Dan lo kalah!" Paul menekankan kata kalah pada akhir kalimatnya.

Tebakan Paul tepat sasaran.

Pikiran Byan sekarang kembali ke dalam ruangan kosong penuh debu yang menjadi saksi kekalahannya dari seorang Rafa.

Cowok itu berusaha mengontrol emosi agar tidak memukul temannya lagi. Tangannya mengusap wajah berusaha meredakan emosi.

"Kebiasan lo tuh gini," Gerald yang sekarang berjalan menghampiri. "Lo mau tau kenapa lo kalah? Itu pasti karena lo cuma ngandelin ini, dari pada ini. Bagus cuma babak belur, kalo mati?" Gerald menunjuk otot bisep Byan lalu menunjuk otak.

Sayang, perkataan Gerald malah membuat Byan kembali tersulut emosinya dan berusaha menonjoknya. Untung saja terhalang oleh Remon yang sudah berdiri di antara ke duanya.

"Sakit lo ya? Masih mau mukul Gerald sekarang?" Paul ikut menghampiri dan menjaga Byan untuk tidak menghajar Gerald.

Byan berusaha menggapai leher Gerald tapi tertahan oleh Remon dan Paul. "Lepasin!"

Kalau saja Byan tidak sedang kelelahan. Kalau saja dirinya sekarang tidak babak belur, pertahanan Remon dan Paul sudah jelas bisa ia terobos.

"Lu mau gua mati hah, brengsek? Sini! Lo dulu yang gua buat mati. Lo kira gua secemen itu sampe mati di tangan cowok itu hah?"

Remon mendorong wajah Byan dengan telapak tangannya. "Aduh si tolol ini emang udah ga ada otaknya ya! Sadar bego, Gerald itu temen lo."

Setelah terus mencoba menghampiri Gerald yang gagal. Byan pasrah dan berhenti mencoba untuk mendaratkan tinjunya di wajah kurus Gerald.

"Berengsek! Gua harus bales tu orang." Byan mendang meja kecil di hadapannya lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa yang sudah banyak sobekan.

Paul duduk di samping Byan lalu menyalakan sebuah rokok yang dia ambil dari kantong. "Siapa sih orangnya? Dan apa juga yang bikin lo berantem sama itu orang?"

Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα