3. Hari Sial!

9K 731 111
                                    

Hari pertama kuliah. Hari di mana punya temen baru dan bener-bener ngerasain gimana jadi anak kuliahan. Mungkin kalau masalah teman harusnya mahasiswa sudah punya banyak teman dan kenalan saat masa ospek tapi beda cerita lagi dengan Sheeva. Dua hari pengenalan kampus malah Sheeva belum punya kenalan sama sekali, selain Rafa.

Mungkin karena terlalu sibuk dan merasa asik dengan Rafa, Sheeva sampai melupakan untuk berbaur dengan yang lain. Satu-satunya yang Sheeva kenal selain Rafa, cuma Dody. Itu pun teman Rafa yang tiba-tiba datang di Gedung Samanta kemarin.

Itu pun Sheeva tidak tau Dody anak jurusan apa. Pagi ini saat cewek itu bersiap melangkahkan kakinya ke kampus, yang ada di fikirannya adalah. Semoga bisa satu kelas dengan Rafa.

Mahasiswa jurusan teknik dan pertanian ada di gedung F. Fakultas Teknologi Pertanian di lantai 1.

Hari ini ada yang berbeda dari Sheeva, cewek itu memakai kacamata. Bukan, bukan karena dia memiliki mata minus atau silinder. Dia berusaha mengurangi ingatan orang-orang tentang kejadian saat ospek saat melihatnya. Cewek itu berjalan menuju mading yang dipenuhi mahasiswa baru yang sedang mencari nama mereka ada di kelas mana. Cewek itu membelah kerumunan sampai dirinya sekarang berdiri tepat di depan papan pengumuman.

Jarinya yang putih mengurut kertas putih bertuliskan nama-nama mahasiswa untuk jurusan Agronomi. Ketemu!

F.P 3.6 - Lavina Sheeva Malayeka. Belum selesai. Pikir cewek itu. Dia masih mengurut kertas putih itu berulang. Kali ini Sheeva mencoba melihat dengan lebih teliti mulai dari atas sampai bawah.

Gak ketemu!

Cewek itu masih ingat jelas nama lengkapnya kok. Rafardhan Widan Shakeel. "Ga mungkin salah kok!" Ini sudah yang ke-tiga kalinya cewek itu membaca daftar nama dari kelas F.P 3.6.

Masih sama. Gak ketemu!

Sheeva mulai memasang wajah cemberut. Cowok yang sudah sedari tadi memperhatikan Sheeva yang terus menerus mengulang membaca daftar nama itu mengernyitkan jidat.

"Mbak, anak F.P 3.6?" tanya cowok itu penasaran.

Sheeva sempat semangat mendengar suara cowok menyapanya. Saat diliriknya arah dari suara yang menyapanya. Wajah cewek itu berubah lemas kembali.

Sedangkan cowok yang tidak dikenal itu malah tambah kebingungan. "Saya—" belum selesai cowok itu bicara Sheeva malah berlalu pergi.

Sheeva benar-benar kehilangan semangat dan mengabaikan cowok itu dan malah pergi tanpa mendengar kata yang ingin cowok itu ucapkan.

Langkahnya lemas. Sejak kapan Sheeva jadi cewek yang mudah kehilangan semangat, padahal jelas Sheeva adalah tipikal cewek yang periang.

"Hai ..." tiba-tiba saja, ada 2 cewek tidak dikenal menyapa dan mendekatinya. Cewek itu bertubuh lebih sedikit pendek darinya, berambut panjang berkulit sawo matang dan ada tahi lalat sebesar coco chip di dekat bibirnya. Satu lagi bertubuh lebih kecil, yang bahkan jika diperhatikan cewek itu lebih terlihat seperti anak SMP. Tapi, dandanannya.

Menor.

"Hai ..." Sheeva membalas sapaan kedua cewek tadi dengan senyum yang ramah.

"Tadi gua liat lo baca daftar nama, tapi lama banget, anak Argonomi juga kan?" Tanya salah satu dari mereka yang bertubuh tidak terlalu berbeda tingginya dengan Sheeva.

"Iya. Kalian, anak—"

"Iya. Kita anak Argonomi juga. Kebetulan kita sekelas, di FP. 3.6 juga. Gua Juni. Nah yang ini namanya Riris," ucap cewek ke dua yang bertubuh lebih kecil dan agak menor.

Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now