4. Ketemu Rafa

7.6K 670 182
                                    

Kalau tiga hari kemarin Sheeva semangat berangkat kuliah, tapi berbeda dengan hari ini.

Diraihnya ponsel di laci meja samping kasurnya yang berbalut sprei berwarna putih dengan corak hitam.

Sepasang mata itu masih tidak menemukan ada satu pun pesan masuk dari Rafa. Sheeva membalikkan tubuhnya terlungkup mencium bantal. Fikirannya mengawang mengingat teman sekelasnya yang urakan. Menambah satu lagi alasan kuat untuk makin malas berangkat kuliah.

Tidak lama ponselnya berdering, suara James Arthur menyanyikan lagu Say you won't let go, menarik paksa tubuh itu untuk merespon. Dengan malas dia mengangkat badannya untuk melihat siapa yang menelfon.

Sheeva mengangkat sedikit kepalanya dan dilihat nama Rafa yang ada di layar. Dengan buru-buru dia bangun dan duduk di atas kasur, tanpa pikir panjang Sheeva men-slide tombol hijau lalu menempelkan ponselnya di telinga.

Sheeva terdiam menunggu suara dari seberang sana. "Pagi, Sheev." Terdengar suara bariton dari seberang sana mengucapkan selamat pagi.

Rafa memiliki suara yang memanjakan telinga, cewek itu malah terdiam mengingat bagaimana suara itu mengisi harinya semenjak dia menginjakan kaki di kota Malang. "Iya. Pagi," jawab Sheeva singkat, dia ingin Rafa tau bahwa dirinya kesal karena tidak mendapatkan kabar satupun dari cowok itu.

"Kamu gak kuliah?" Sambung lagi suara Rafa dari saluran telfon, suaranya cukup bising. Banyak suara kendaraan berlalu lalang. Kayaknya Rafa lagi di luar rumah.

"Kuliah ko," jawab lagi dengan dingin. Rafa tidak juga menjelaskan apapun. Tapi suara bising dari tempat Rafa cukup mengganggu, akhirnya cewek itu memilih bertanya. "Berisik banget tempat lo, lagi di mana sih?"

"Saya ada di depan kostan kamu. Mau berangkat kuliah bareng gak? Dari tadi pagi jam 6 saya nunggu kamu, gak ke luar juga."

Cewek itu sontak berdiri dan ke luar kamar lalu berjalan menuju rumah makan di depan kostannya. Benar saja, Rafa sedang duduk sambil nelfon. Cewek itu menepuk-nepuk jidatnya pelan.

"Kamu nyamperin saya?"

Satu lagi yang membuat cewek itu kaget setelah keberadaan Rafa yang tiba-tiba ada di depan kostannya. "Ko tau? Emang Keliatan?"

"Nggak. Saya dengar langkah kaki kamu lari gitu."

Malu benar malu Sheeva tertangkap basah diam-diam mengintip. "E-ya, yaudah tunggu dulu ya. Gua mandi dulu, kita bareng ke kampus."

"Iya Sheev. Saya tutup ya telfonnya?"

Setelah sambungan terputus, cewek itu dengan cepat menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, Sheeva menderetkan 3 pakaian di atas kasurnya. Satu kaos hitam bertuliskan 'No, photo please', lalu baju rajut berwarna cream, dan kaos abu-abu lengan pendek. Setelah berdebat dengan fikirannya selama 5 menit, pilihan Sheeva jatuh ke pada kaos lengan pendek abu-abu yang dipadu dengan kemeja biru navy kotak-kotak.

Sheeva mengusap bedak bayi ke wajah, lalu mengambil tas punggungnya dan memakai sepatu Adidas Neo warna putih. Siap. Cewek itu berjalan cepat ke tempat Rafa menunggu.

"Sorry lama ya?"

Rafa lalu menoleh ke samping dan dilihatnya Sheeva sudah berdiri di sana. Pakaiannya santai, layaknya anak kuliahan. Tapi rapih.

Cowok itu tersenyum, "Sampai besok juga saya gak masalah kalau disuruhnya nunggu kamu."

Cewek itu berdecih dan tertawa kecil, selalu ada saja kata-kata rayuan yang keluar dari sepasang bibir cowok itu. Baru saja Sheeva mau terus memasang wajah ceria tapi tidak jadi. Dia teringat masih kesal karna Rafa tidak sama sekali memberinya kabar.

Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now