5. Si Urakan Abyan

7.5K 623 121
                                    

Langkah kaki Sheeva terhenti yang lantas membuat kedua temannya; Juni dan Riris ikut berhenti. Mereka mengikuti arah pandangan Sheeva yang terfokus pada objek di sudut koridor.

Cowok urakan yang dikenal dengan nama; Byan itu sedang mengurung gadis berkerudung abu-abu tadi yang menempati kursi miliknya dengan dua tangan. Sheeva terfokus pada wajah gadis itu yang gemetar ketakutan.

Byan mengambil rokok yang yang sedang diisapnya dengan dua jari telunjuk dan jari tengah. Dihembuskan asap rokok itu tepat di hadapan cewek tadi yang lantas membuatnya batuk tak karuan. Dalam hati Sheeva benar-benar malas untuk berurusan dengan cowok sumber masalah seperti Byan.

Tapi kakinya tidak tahan melihat perlakuan cowok itu yang semena-mena. Juni dan Riris melihat gerak-gerik temannya yang seperti ingin ikut campur segera memegang tangan Sheeva agar tidak melalukan apapun yang ada di fikirannya.

Gadis itu paham isyarat yang diberikan kedua temannya tanpa harus ada satu katapun keluar memperjelas. Tapi ternyata fikiran Sheeva jauh lebih kuat dari genggaman kedua temannya saat gadis itu mendengar isak suara dari perempuan yang sedang disiksa Byan.

Tanpa pikir panjang dan penjelasan ba bi bu, Sheeva berjalan secepat kilat lalu menarik keras pundak Byan sampai terpental sedikit ke belakang.

Kedua tangan Sheeva membantu mengibas-ngibaskan asap rokok yang mengepul agar hilang. Dilihatnya gadis itu tertunduk dengan kacamata berembun karena air mata yang menggenang sedari tadi dia tahan.

Sheeva memberi isyarat untuk gadis itu pergi. Wajahnya menoleh ke arah Byan sangat cepat lalu menatatap dengan tatapan setajam kilat. Dadanya naik turun ingin meledakkan emosi yang dia pendam sedari tadi.

Byan yang melihat Sheeva seperti itu lantas menarik bibirnya membentuk segaris senyum kebencian. Cowok itu menghisap lagi rokok yang masih ada di tangannya lalu dikepulkan asap ke udara. Byan membanting rokoknya ke lantai dan diinjak sampai mati.

Asap rokok yang masih tersisa dalam mulutnya dihembuskan lagi sekarang tepat di wajah Sheeva yang membuat cewek itu sesak. Dengan secepat kilat Byan mengurung Sheeva dengan tangannya di tembok. Cowok itu mendekatkan wajahnya yang bau pekat asap rokok.

Sheeva yang terpojok hanya memiringkan kepalanya berusaha menghindar.

"Eh, berani banget lo ikut campur urusan gua, hah!" Telunjuk cowok itu menekan jidat Sheeva kuat sampai benar-benar menempel dengan tembok.

Sheeva tidak ingin berakhir tragis karena pilihannya yang berusaha heroik. Dengan sekuat tenaga, gadis itu memberanikan diri melawan Byan yang masih menahan kepalanya dengan jari telunjuk.

"Eh banci! Lu gak malu ngelawan cewek lemah kaya tadi? Lu pikir gua takut sama cowok modelan kaya lo gini?" Sheeva membanting telunjuk Byan menjauhi wajahnya.

Cowok itu berdecak kesal mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Sheeva. Dirinya tidak terima ada cewek yang menjatuhkan harga dirinya. "Berani juga. Cari mati lo hah?" Kini tangan kekar Byan mengepal menonjok tembok sampai menimbulkan suara dentuman keras. Sheeva memalingkan wajah takut.

Byan terkekeh, "yang kayak gini bilang gak takut sama gue? Baru gua gertak aja, udah masang muka kayak mau diperkosa."

Plak!!

Tamparan Sheeva tepat mendarat di wajah cowok itu tanpa aba-aba. Byan menyentuh pipinya yang masih terasa perih bekas gambar tangan cewek di hadapannya ini.

"Jaga ya omongan lo!" Nafas Sheeva terdengar memburu seperti habis lari marathon. Padahal cewek itu tidak sama sekali habis berlari.

"Eh, sialan! Mau lo apa hah? Gua cuma ada urusan sama cewek tadi, gak usah sok jadi pahlawan di sini." Byan mencengkeram kuat dagu Sheeva sampai bibir gadis itu maju ke depan. "Lo yang minta gua berlaku kasar ya, jangan sampe lu nyesel nantinya." Byan membuang dagu Sheeva dengan keras sampai menyisakan sedikit bekas merah dipipi putihnya.

Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang