22. Pertemuan Tak Terduga

4K 406 34
                                    

Don't forget to play the media. 👌

Cowok berengsek sesungguhnya itu adalah cowok yang bersikap sok malaikat di awal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cowok berengsek sesungguhnya itu adalah cowok yang bersikap sok malaikat di awal. Lalu ngehancurin hati cewek tanpa perasaan.

-Abyan Cetta Reynand-

Malam minggu terasa begitu panjang seiring terus bersambungnya lagu lagu yang DJ mainkan.

"Byan...,"

Saat tangan Byan menuang isi vodka ke dalam gelasnya, perempuan dengan baju ketat memanggilnya dan langsung menghambur memeluk tubuh Byan. Perempuan berbibir tipis dengan balutan lipstick berwarna merah bata. Rambutnya yang panjang terurai indah menutupi punggungnya yang sedikit terbuka.

"Apa kabar sayang?"

Raut wajah Byan mengeras seketika mendapati perempuan itu memeluknya. Raut wajah dengan keterkejutan luar biasa melihat wajah asing yang entah kapan terakhir kali ia temui. Dan kenapa juga harus bertemu di tempat ini. Perempuan itu masih tersenyum hangat, seolah ada ribuan rindu yang menumpuk pada dadanya. Sedangkan Byan menatapnya tajam. Pertemuan yang amat tidak Byan harapkan saat ini.

Sekilas Byan menoleh ke arah Remon yang pasti juga mengenal perempuan itu. Dan raut wajah Remon tidak kalah kaget dengan Byan. Sebelum yang lain melihat Byan menarik perempuan itu menjauh dari keramaian club malam saat itu.

Byan menarik perempuan itu keluar dari ruangan. Cukup jauh dari keramaian. Setidaknya mereka bisa berbicara tanpa harus didengar oleh sahabatnya yang lain, kecuali Remon. Remon mungkin sekarang sedang menebak nebak apa pembicaraan mereka. Byan melepas pegangannya pada tangan putih itu. Perempuan itu masih terus tersenyum hangat, dan kali ini tangannya terangkat mengusap wajah Byan.

"Kamu apa kabar sayang?"

"Ngapain di sini?" Bentak Byan saat itu.

Perempuan itu merapihkan rambutnya yang tertiup angin. Menghela napas panjang, ada raut kekecewaan di wajahnya mendapati anak cowok itu yang terlihat tidak senang bertemu dengannya. Sungguh saat ini Byan ingin sekali mempertanyakan banyak hal padanya. Tapi semua pertanyaan itu tertahan di tenggorokan. Byan benci dengan perempuan di hadapannya ini. Tapi Byan juga rindu. Dan rindu itu yang menambah kebenciannya.

Karena Byan tahu, sepertinya rindu yang satu ini tidak pantas tertuju padanya. Mengingat dia yang seolah melupakan Byan untuk waktu 6 tahun lamanya.

"Jadi gini sekarang kelakuannya? Ngabisin malem di club! Ngapain? Cari kesenangan dengan laki-laki jalang! Iya?"

"Yan," tangan kurus itu meraih tangan Byan. Menggenggamnya dan didekap di dada. "Jangan ngomong gitu, Mama juga terpaksa ada di sini."

Byan mendengus kesal dan menarik tangannya dari dekap perempuan itu, "terpaksa Mama bilang?" Byan lalu berjalan memutar sambil meneliti seluruh penampilan perempuan itu. "Mama lebih terlihat menikmati daripada terpaksa. Liat baju ini," Byan menyentuh baju ketat yang membalut tubuh Tesa; Mamanya. "Gak pantes banget seorang Ibu berpakaian kayak gini dan berada di tempat buruk kayak gini. Byan bahkan malu harus menyebut kamu dengan sebutan Mama."

Regret [Completed] ✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now