"Doraemon itu lucu!" Suri berseru.

"Benar." Sombre ikut mendukung.

"Sombre, jika aku mendengar kamu bicara sekali lagi, jangan salahkan kalau aku menendangmu sampai ke kerak neraka paling bawah."

"Oke. Aku diam sekarang."

Suri berdecak. "Nael, jangan galak-galak dong. Tadi pas baru dateng muka kamu asem banget. Kaya kedondong dipanen kemudaan. Aku sampe takut. Kamu kayak marah gitu. Sebenarnya kenapa?"

"Aku memang marah."

"Sama aku?"

Nael menatap Suri sejenak. "Kurasa aku tidak akan bisa marah pada kamu."

"Terus sama siapa?"

"Blanc." Sombre menyahut cepat, membuat Nael melepaskan sebuah dengusan secara refleks. "Ini semua karena Blanc, kan? Akui saja, Noir. Cinta sesurga-senerakamu itu yang sudah membuatmu merasa kesal seperti ini."

"Bukan karena dia, tapi karena apa yang sudah dia lakukan." Nael berkilah. "Apa yang dia lakukan sangat keterlaluan. Tindakannya berujung pada sesuatu yang berbahaya. Aku sudah bisa menebak dia akan melakukan ini, tapi tak menyangka dia akan sampai bertingkah laku sejauh ini."

"Maksud kamu?"

"Kamu ini agak sedikit letoy dalam berpikir kalau untuk ukuran manusia." Sombre mengusap dagunya seraya menatap pada Suri yang balik mendelik. "Jangan marah, Makhluk Mortal. Anggap saja itu pujian."

"Jangan salahin aku, dong. Mana aku ngerti soal surga, neraka dan urusan makhluk-makhluk tidak menapak tanah kayak kalian."

"Tongkat Zetheera dan data dari arsip yang dicurinya dari ruang arsip milik para undertaker jelas telah dia salah gunakan. Hantu-hantu yang datang tadi... mereka pasti datang kesini setelah mengetahui tentang kisah mereka di masa lalu. Mereka ingin bantuan kamu untuk membantu mereka kembali ke atas. Membantu mereka pulang."

"Iya, aku tau."

"Situasi akan memburuk, karena para hantu itu tidak akan hanya mengejar kamu, tetapi juga mengejar makhluk mortal lain yang punya kemampuan sama seperti kamu."

"Berarti Nadine juga?"

"Nadine?"

"Cappucino buatanmu... numero uno!" Sombre tiba-tiba bereru, membuat Nael melotot padanya dengan geram.

"Sombre, sekali lagi kamu menyela percakapan dengan celetukan tidak pentingmu, jangan salahkan aku kalau aku sampai mengambil tindakan radikal."

"Kamu ini benar-benar punya selera humor yang buruk." Sombre mendelik. "Tapi baiklah. Teruskan obrolan serius ala anggota dewan perwakilan rakyat kalian."

"Nadine temanku. Dia juga bisa melihat hantu kayak aku." Suri menerangkan.

"Ini bukan urusan yang sepele." Nael menegaskan, mengerutkan kening sejenak saat dilihatnya Sombre berjalan melintasi ruangan dan duduk di atas kursi meja rias Suri. Seolah tak sadar sedang diperhatikan, laki-laki itu menarik laci meja rias Suri dan mulai mengaduk-aduk benda yang bertumpuk di dalamnya. Menyerah, Nael mengabaikannya dan kembali meneruskan kata-katanya. "Energi manusia dan energi hantu itu bertentangan. Jika mereka berkumpul dalam satu ruangan dengan jumlah yang terlalu banyak dan niat yang tidak baik—seperti yang terjadi tadi—benturan medan energi akan berakibat buruk padamu."

"Aku tau."

"Kalau kamu tidak keberatan, aku bisa memasang rapalan anti hantu untuk melindungi rumah ini."

NOIRWhere stories live. Discover now