"Maksud kamu?"

"Nggak Abang Chandra, nggak Abang Calvin, nggak Abang Cetta. Kalau ada cewek minta foto bareng pasti diladenin. Memang, gen genit sepertinya mengalir di badan abang-abang dari lahir."

"Bukan gitu, Suri. Abang ngerasa nggak sopan aja kalau menolak."

"Alah, alasan. Abang Calvin yang bukan selebgram aja santai banget kalau diajakin foto bareng. Malah paling rajin pose. Yah, meski pun Abang Calvin suka nggak mau diajak foto bareng kalau nggak pake aplikasi B612 atau Candy Camera."

"Malika tuh hitungannya selebgram tau. Cuma nggak dimanfaatin aja sama dia."

"Padahal Abang Calvin nggak ganteng-ganteng amat."

"Emang nggak ganteng." Cetta menyahut pongah. "Kalau urusan ganteng sih, malaikat juga tau siapa yang jadi juaranya."

"Juaranya tentu Sebastian Dawala."

"Dih." Cetta mencibir. "Intinya, abang foto bareng orang-orang karena emang abang nggak enak nolaknya."

"Bahkan sama cewek?"

"Bahkan sama cewek."

"Kak Rana nggak cemburu?"

Cetta terdiam.

"Nggak adil. Abang cemburuan sama Kak Rana, tapi Kak Rana nggak boleh cemburuan sama abang."

"Kak Rana juga cemburu."

"Cuma sama Irene Mandala yang dulu berapa kali pernah foto endorse bareng abang. Sisanya, Kak Rana santai-santai aja tuh. Malah kadang bantu fotoin."

"Culi, jangan ngomongin Kak Rana, dong."

"Tapi abang cemburu sama semua cowok yang deket sama Kak Rana. Bahkan sama abang tukang ketoprak."

"Culi!" Cetta merengut. "Nggak gitu."

"Lama-lama bokapnya Kak Rana juga abang cemburuin."

"Kalau bokapnya Kak Rana sih abang nggak berani. Hehehe." Cetta meringis, teringat pada ayah Rana yang mantan atlet tinju nasional dan sempat berlaga hingga jadi juara tingkat dunia sewaktu dia masih lebih muda.

"Iya. Kalau abang nyolotin bokapnya Kak Rana, abang bisa dijadiin daging gepuk."

Mata Cetta menyipit. "Kamu kayaknya senang banget ngeledek abang hari ini."

"Emang. Udah lama nggak ada hiburan. Lagian abang genitnya kelihatan. Berlagak sok ramah dan sok nggak enak. Giliran aku yang diajak foto bareng aja, abang langsung nolak. Banyak alasan ini-itu."

"Kamu perempuan Suri. Nanti kalau foto kamu beredar bebas di internet, dilihat sama pedofil, nanti kamu diculik, gimana hayo? Nggak, deh. Mending nggak usah."

"Abang lebay."

"Karena abang sayang kamu." Cetta menyahut. "Lagian itu nggak lebay. Tau Michael Jackson, nggak? Dulu aja waktu anak-anaknya masih kecil, Michael nggak nunjukkin muka anak-anaknya di depan publik. Anak-anaknya ditopengin semua kayak ninja. Soalnya takut diculik."

"Abang kebanyakan alasan. Persis kayak Abang Chandra. Tapi lebih enak ngobrol sama Abang Chandra."

"Kok gitu?" wajah Cetta langsung berubah muram.

"Soalnya Abang Chandra lebih dodol dari abang. Jadi kalau aku debat paling reaksinya cuma 'iya, iya' aja. Abang Cetta lebih banyak bantahnya."

"Ah, Chandra mah emang goblok dari dulu."

"Abang, nggak boleh ngomong gitu."

Cetta nyengir. "Sori, Culi."

"Abis makan siang kita ke studionya Abang Chandra, yuk?"

NOIRWhere stories live. Discover now