DATANGNYA UTUSAN BARU

2.4K 48 0
                                    

DATANGNYA UTUSAN BARU

Hega harus segera memimpin briefing anak – anak buahnya di ruang meeting lantai dua. Kantornya ini tak besar. Hanyalah sebuah ruko empat lantai di tengah – tengah kawasan Kelapa Gading. Unit mobil yang dipasang sebagai display pun hanya muat dua unit saja. Tak sebesar kantornya yang dulu di Bandung. Tapi ia sudah mulai merasa kalau kantor ini adalah rumah keduanya…

Saat Hega tiba di pintu ruang meeting, semua anak buahnya sudah lengkap, duduk manis di dalam. Tapi anak buah Martin hanya hadir dua orang. Anak buah Martin dikenal bandel, koboi, urakan tapi memiliki kemampuan menjual yang hebat. Rata – rata menjadi top seller dari semua cabang. Hanya saja mereka tak punya kerendahan hati untuk tetap mau belajar dan taat pada aturan. Selalu beralasan ada janji dengan customer. “Sindrom orang hebat”… "berlaku semaunya"…, itulah stempel Hega untuk menamakan sikap dan perilaku semacam itu.

            “Baik! Sudah dulu gossip paginya!”, sentak Hega meredupkan kasak – kusuk sebagian dari mereka yang masih saja membicarakan kisah Ryan, si istri dan Rika si selingkuhan. Kisah yang tragis untuk diperdengarkan berulang – ulang…

            “Pagi, bu…” Raymond menyapa hangat diiringi sorak riuh sekelilingnya. Satu kantor tahu bahwa Raymond adalah fans berat Hega. Selalu bicara manis pada Hega, manut – manut kalau diperintah, semua tugas dikerjakan dengan baik… dan datang paling pagi! Security pun tahu. Karena setiap kali Raymond tiba terlalu pagi-bahkan di saat kantor masih dikunci, security yang baru saja tiba, harus selalu mendengar khayalan Raymond tentang dirinya bila berpacaran dengan Hega nanti… pacaran dua tahun saja, bertunangan, menikah dan punya enam anak, hidup di Australia, di rumah yang besar dengan pekarangan yang luas, memiliki toko roti di sana dan memelihara seratus satu anjing dalmation… dan Raymond tak pernah perduli bagaimana security bersikap nyeleneh terhadapnya sambil berkata… “Mimpi kauuuuu…”

Raymond juga tak perduli kalau banyak yang mengingatkan dirinya tentang usia Hega yang lebih tua sekitar sembilan tahun. Hega berusia 34 di tahun ini. Raymond baru genap 25 tahun. Hega berkarir lumayan sukses. Keturunan kaya raya, anak tunggal yang menerima warisan hampir milyaran, pintar, gelar master di bidang bisnis, mau kerja keras mulai dari bawah, dingin dan tertutup, teramat cantik dengan postur ala Barbie, rambut hitam tebal yang panjang, kulit semulus porselen tanpa kerut atau bekas luka, dan mungkin… masih ada seratus alasan lainnya, yang harusnya membuat Raymond gentar sebagaimana para lelaki lain gentar mendekati Hega…

Tapi Raymond adalah anak tunggal yang naïf dan telat dewasanya dalam mengenal dunia yang bisa begitu kejam… Dan karena wajahnya yang tidak ganteng sama sekali, bertubuh agak gempal, tidak tinggi, mata sipit hampir segaris, bibir tebal seperti sepasang bantalan yang menumpuk dengan kawat gigi mentereng yang terpampang jelas bila ia tertawa lebar, Raymond belum pernah pacaran satu kalipun dalam hidupnya hingga menjejak usianya yang sekarang… Bocah kaya yang baru saja merasakan dunia kerja sesungguhnya selain pengalaman kerja di toko emas papanya… Tapi ia selalu ceria, semangat dan tulus… tidak, “naïf” lebih tepat…

Kembali kepada Hega yang sudah berbicara memberi pengarahan dengan gayanya yang datar dan dingin, beberapa sales mulai sibuk mengetik BBM-nya… ada yang masih kasak kusuk bergosip… Saat itu Antonius bergabung di dalam ruangan dan memperhatikan situasi dari pojok belakang. Hega sempat berdegup… hanya sekali… degup yang teramat kencang di dadanya… tapi ia kembali menguasai dirinya… tetap tenang…

Menyadari Antonius memperhatikan Andi dan Sheila yang sibuk saling menggoda, Hega pun berdehem keras mencoba menghentikan itu… dengan skenario; ia tidak terkesan payah di mata Antonius…

NURANIWhere stories live. Discover now