FAJAR DI PAGI HARI

1.8K 27 1
                                    

FAJAR DI PAGI HARI

Inilah yang di lihat Hega, di banyak malam ia menceracau… Seorang mama yang dikenalnya sangat menyayanginya sebelumnya… wajah yang hangat itu berubah murung… kecantikannya pupus oleh kedukaan… mama yang dulu selalu senang mendampinginya bermain petak umpet di dalam rumah atau membacakannya sebuah cerita sebelum tidur… kini sosok itu lebih banyak melamun di teras rumah atau di balkon kamarnya… tidak membalas panggilannya, tidak mengantarnya tidur, tidak membelainya, tidak pernah lagi tersenyum… dan matanya… matanya begitu jauh. Tidak pernah lagi terpusat padanya… Hega harus melakukan semuanya sendiri. Hingga ia remaja… Dan mamanya tak pernah lagi ada di rumah… Hega hanya di temani Tante Ruby yang gila kerja, satu orang pembantu rumah tangga dan seorang pengasuh setengah baya yang tidak lagi terlalu memperdulikannya semenjak si pengasuh memiliki cucu yang yatim piatu yang turut tinggal di dalam rumah keluarga Hega… Tidak ada yang benar-benar memperdulikannya… pembantu rumah tangganya tidak banyak berkomunikasi, hanya bekerja… pengasuhnya hanya sibuk mengurus cucunya… Dan Tante Ruby hanya ada di rumah bila hari sudah larut malam. Dan papanya sudah beberapa tahun tak pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah… semua hanya berawal dari langkah-langkah sepatu di malam hari… Hega mendengar langkah itu mendekat menaiki lantai atas rumahnya…

            “Enggak… mamaaa…” Hega menceracau lagi saat langkah kaki David si petugas mendekat.

            “Mbak! Mbak Mira!” David memanggil Mira yang ada di satu ruangan dengannya di dalam kamar Hega. David memberi kode mata pada Mira, menunjuk ke arah Hega yang memberontak resah dalam tidurnya. Mira melangkah mendekati Hega yang terbaring di atas ranjangnya dan mulai menyanyikan lagu…” Burung pipit yang kecil… di kasihi Tuhan… terlebih dirimu… di kasihi Tuhan…” Mira terus-menerus mengulang lagu yang sama untuk dibisikkannya pada Hega sampai Hega mereda… Hega membuka matanya perlahan… Ia melihat sepasang mata yang sorotnya pernah dikenailnya… air mata mengalir perlahan ke pipinya yang masih tirus dan cekung… rona warna yang lebih gelap melukis bagian bawah matanya… “Ma…ma…”, kata Hega terbata-bata… Ia melihat perawakan tinggi besar di belakang mamanya. Ia mulai membelalakkan matanya dan menjerit, “Jangan!!! Awasss!!! Maaa!!!” Lalu Hega mulai histeris. Mira memeluknya. “Kamu aman, Hega”, bisik Mira. “Kamu dilindungi…”

Hega melihat semuanya lebih jelas. Antonius sedang berdiri di belakang Mamanya. Hega kembali terisak, menjulurkan tangannya ke arah David… “Anton…”, panggil Hega. “Cuma sama kamu aku merasa aman”, lirihnya sambil menangis seperti anak kecil. David memicing, menoleh pada Mira yang langsung merunduk, menyembunyikan wajahnya. Meski Mira sudah memaafkan Antonius, bukan berarti ia terbebas dari banyaknya pemicu yang seringkali ingin melecut jejak lukanya kembali… Mira menahan nafasnya sejenak. Ia sedang bergumul melawan luka dan kedukaannya sendiri, sekaligus dilemanya melihat keadaan Hega… Mira belum yakin, apakah ia bisa merelakan apa saja yang Hega lakukan dulu untuk memikat suaminya…

Hega masih terus merentangkan kedua tangannya pada David. David meragu untuk mendekat atau diam di tempat. Tapi Mira menyentaknya untuk diam di tempat. “Jangan!”, kata Mira tandas. Mira tidak menyangkal bahwa secara fisik, David sangat mirip dengan Antonius di usia dua puluh lima tahunan. “Bisa… tinggalin kamar… tolong…”, pinta Mira tanpa menoleh. Ia tidak mau menunjukkan wajahnya yang tersambar dilemanya… Mira tidak melihat apakah David mengangguk. Ia hanya melihat David melangkah perlahan ke luar kamar. “Relakan…” Mira berbisik di telinga Hega yang matanya masih membelalak. Mira terenyuh sejenak, menyadari satu kata itu berlaku bagi dirinya… setiap hari ia bergumul memerangi pikiran-pikiran dan kenangan pahit yang terus saja menyerangnya, ingin melemahkannya kembali menjadi Mira yang terluka… Tapi Mira mau sepenuhnya merdeka… ia tidak ingin kembali lagi ke masa-masa itu…

NURANIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora