KEJUTAN

2K 34 0
                                    

KEJUTAN

Riak hati yang riang mengantar Antonius untuk membeli bunga bagi Mira… Bunga imitasi… Entah kenapa… Mira lebih suka yang palsu… Ia senang mengoleksi yang aneh-aneh untuk ukuran perempuan seusianya… Dari boneka Barbie, tutup kerop botol yang bervariasi,,, sampai bebatuan yang ia temukan di jalanan, yang dianggapnya berbentuk unik… Dan di malam minggu itu, Antonius berniat membelinya di Matahari Departement Store… Banyak bunga-bunga imitasi di situ… tapi terlihat benar-benar mirip seperti asli. Antonius sempat memperhatikan bahwa Mira sedang gemar-gemarnya mengumpulkan bunga-bunga atau tanaman imitasi semacam itu. Sambil memilih-milih, Antonius pun terkenang saat ia mempertanyakan kebiasaan Mira yang menggemari segala sesuatu yang serba imitasi… bahkan untuk jewelry accessories pun, dia lebih menyukai yang terbuat dari kayu, bambu, bebatuan, kerang-kerangan, tali rami, batok kelapa, dan sebagainya yang serba etnik dan “membumi”. Antonius pernah menawarkannya sebuah gelang emas untuk Mira pilih… Tapi sekejap saja Antonius memalingkan wajah ke arah lain,,, Mira sudah menghilang… Mira sudah bertengger asik di gerai asesoris kerajinan tangan. Dan saat Antonius menghampirinya, Mira sudah berbusa-busa menceritakan pendapatnya, bagaimana kreatifnya orang yang membuat benda yang sedang di lihat Mira itu, bagaimana uniknya material yang digunakan, bagaimana spektakulernya ide para pengrajin tersebut… Lalu Mira akan memborong apa yang dianggapnya unik. Ia pernah dengan begitu bangganya mempromosikan sebuah kalung yang talinya di buat dari hasil daur ulang jok mobil bekas, dengan bandul hasil kombinasi rakitan logam-logam bekas yang tidak terpakai lagi… Dan kalung berbandul mur serta baut besar itu, menjadi kalung favorit yang selalu dikenakan Mira bila bermalam mingguan dengan Antonius…

Mira berkali-kali mengingatkan Antonius,,, apa yang ia suka dari kalung itu…

            “Mur… dan baut… itu seperti kita, papa… pas… pas untuk saling melengkapi dan mengunci sesuatu dengan begitu kuatnya… liat gak, solidnya logam ini…”

Sementara saat itu, Antonius tidak tertarik untuk melirik apa yang disodorkan Mira, sesuatu yang terus-terusan disodorkan Mira ke depan mukanya sampai ia mau melihatnya dengan seksama…

            “Itu… ya, mur dan baut… aku gak ngerti apa istimewanya… warnanya juga gak kinclong lagi, mam…”

            Eh! Justru itu!!! Aku suka dengan segala keberadaan aslinya… justru ketidaksempurnaannya adalah kesempurnaan bagi aku…” Saat itu Mira begitu kekehnya terus mendukung benda favoritnya itu untuk turut di voting juga oleh Antonius di dalam pemikiran Antonius… Tapi berapa kali pun Antonius memandangnya… yang ia lihat hanyalah logam-logam bekas bertautan menjadi bandul yang serupa dengan… logam-logam bekas…

Mira mudah sekali merasa senang dengan hal-hal kecil yang bahkan tidak diperhatikan orang lain… Ia selalu antusias… selalu bersemangat dengan dunia kerajinan dan kreativitasnya itu… Begitu pula saat Mira menunjukkan gelang tali temali yang dipilin dengan simpul-simpul yang tak di mengerti oleh Antonius, gelang yang mungkin mudah ditemukan di mana saja dengan harga murah… Tapi Mira akan melihatnya dengan takjub dan menelitinya dengan seksama… Lalu ia akan berkomentar… “Luar biasa… gimana cara bikinnya, ya?” Mungkin itulah salah satu alasan mengapa Antonius lebih ingat membelanjakan Mira barang-barang kerajinan dibandingkan lipstick atau alat make up… Mira lebih suka batik dari pada satin. Ia lebih suka tas anyaman pelepah pisang daripada tas kulit bermerk ternama. Dan ia lebih suka menghabiskan waktunya untuk membuat barang-barang kerajinan daripada merias diri. Antonius hanya bisa melihat Mira tampil memukau di malam minggu saja… di waktu mereka pergi berkencan lagi untuk mengenang masa pacaran… Terkadang, Antonius sering terpukau bila melihat Hega yang berdandan sederhana tapi rapi, dan selalu tampil anggun serta mempesona… Tapi seringkali juga ditepisnya pikiran itu. Antonius merasa, itu tak adil bagi Mira. Mira selalu repot seharian mengurus dua anak-anaknya yang masih kecil lalu mengerjakan apa yang menjadi minat, bidang dan bakatnya… Mira seperti sedang berusaha menemukan sesuatu di dalam dirinya… mungkin sebuah prestasi bagi dirinya sendiri… Karena setelah mereka menikah, Mira tak pernah punya waktu leluasa lagi untuk karir ataupun kongkow-kongkow dengan teman-temannya. Bagai katak dalam tempurung, Mira fokus saja mengurus rumah, anak-anak dan hobinya. Dulu kehidupan mereka sangat susah… membuat Mira banyak menahan dirinya hanya diam di kontrakan petakan mereka saja… menunggu Antonius pulang… seringkali di saat itu, mereka menyantap makan malam, sepiring berdua… Tapi Mira tampak nyaman-nyaman saja dengan kehidupannya yang terisolasi selama sepuluh tahun. Mira berkali-kali mengucapkan pada Antonius,,, yang penting adalah Antonius selalu pulang untuknya…

NURANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang