MENUNGGU...

1.9K 31 0
                                    

MENUNGGU…

            Jalan macet… adalah hal yang biasa bagi Antonius… hanya saja, malam minggu ini adalah malam yang kondisinya serba darurat… Akhir-akhir ini,,, malam minggunya lebih banyak tersita untuk menemani Victor yang selalu saja merasa dirinya sedang berulang tahun…

Tanda pesan masuk di BBM Antonius kembali berbunyi. Lagi-lagi Victor menanyakan Antonius sudah sampai di mana, dengan satu tanda tanya dan tiga tanda seru di penghujung kalimat…

Antonius belum sempat membalasnya. Karena Ia harus cepat-cepat mengarahkan kemudinya ke sisi kiri, di mana ada sedikit celah untuknya merangsek keluar dari situasi macet yang hampir tak bergerak sama sekali itu. Tapi X-Over warna hitam malah berbenturan dengan sisi kiri bagian depan mobilnya. Entah bagaimana, mobil itu bisa tiba-tiba ingin menyalibnya…

Perempuan tinggi semampai dengan bahu bidang, melangkah keluar dari mobil yang membentur mobil Antonius. Perempuan itu mengenakan gaun hitam yang simple, pendeknya sekitar sepuluh senti di atas lutut dan terlihat sangat elegan. Gaun ketat itu memperlihatkan bentuk tubuh yang lekuk-lekuknya teramat indah… Sosok yang familiar di pengenalan Antonius. Sosok yang sedang melihat-lihat kondisi bagian depan mobilnya, yang tadi baru saja berbenturan…

Hega!, Antonius menyebut nama itu dalam hatinya. Tapi tak lama kemudian, satu orang sosok lain yang juga familiar di mata Antonius, ikut melangkah keluar dari sisi jok penumpang. Antonius mengenalnya sebagai…

Stanley?, Antonius membatin. Menyebut nama itu dengan resah.

Hega menoleh ke arah Antonius, memicing, berusaha menembus penglihatannya ke bagian dalam mobil Antonius… melambai dan tersenyum pada Antonius,,, menggerak-gerakkan mulutnya untuk berkata, “Maaf, ya...” Tapi tak lama kemudian, bibir tersenyum Hega bergerak ternganga, tanda terkejut… “Pak Antonius?” Begitulah yang tergambar dari gerakan mulut Hega kemudian. Stanley ikut memicing ke bagian dalam mobil Antonius, ke balik kaca depan yang agak gelap. Bunyi klakson beberapa mobil di belakang, memprotes Hega dan Stanley yang membiarkan mobil X-Over hitam tanpa pengemudi. Celah di depan mobil Hega sudah mulai terbuka melebar. Hega dan Stanley segera masuk kembali ke dalam mobil. Sambil memundurkan mobil sedikit, Hega memberi tanda dengan tangannya agar Antonius mendahului. Antonius pun melajukan mobilnya perlahan.

Telepon genggam Antonius berdering. “Halo…”

Terdengar suara Hega yang tenang di seberang sana. “Maaf ya, Pak…”

            “Eh, gak apa-apa…” Antonius mendadak salah tingkah. “Lagi ada acara, ga?”

            “Iya… Stanley ngajak jalan,,,…” nada suara Hega terdengar menggantung di ujung.

Tapi Antonius cepat-cepat menyahut. Ia merasa tidak nyaman. Dan ia tak mau Hega menyadarinya. “Oh, bagus, ga… malam mingguan yang indah, ya…”

Hega terdiam sejenak. Sebelum akhirnya menjawab… “Kalo boleh tau… Pak Antonius gak bikin acara sama Bu Mira? Maaf, saya gak maksud lancang...”

Antonius menahan nafasnya mendengar itu. “Iya,,, niatnya gtu. Tapi,,, saya ada undangan mendadak dari Pak Victor… gak enak kalo gak nyetor muka dulu…” Antonius melihat ke kaca spion depannya. Berusaha memantau posisi mobil Hega. Mobil Hega tepat ada di belakang laju mobilnya.

            “Pak Victor?” Nada suara Hega terdengar menyelidik. “Di pub yang waktu itu juga, pak?”

            Oh, ng…” Antonius mulai gelagapan. Mengingat peristiwa memalukan saat Mira menceritakan bagaimana Hega sampai bisa mengantarnya pulang,,, akibat Antonius minum-minum sampai mabuk. “eh, iya… kamu… sama Stanley… mo acara kemana? Eh, saya gak maksud lancang, loh…” Antonius menelan ludahnya beberapa kali. Gugup. Salah tingkahnya semakin menjadi.

NURANIWhere stories live. Discover now