30. Dating

2.6K 224 32
                                    

Awas typo.
   📍

Canggung. Itu kata yang mewakili suasana hati Rena saat beberapa kali kedua bola matanya bertabrakan pada kedua bola mata hitam legam milik Raga. Ucapan Raga masih sangat jelas ia ingat. Walaupun cowok itu menyuruhnya untuk tidak memikirkan perasaan cowok itu, Rena tidak bisa.

Barangkali saat ia sedikit saja melamun, ucapan Raga yang mengatakan bahwa cowok itu menyukai Rena selalu muncul. Sudah banyak aktifitas yang ia lakukan agar ia tidak selalu memikirkan itu.

Saat Rena baru saja menutup kedua matanya, sebuah tangan jahil mendarat di atas kepala dan mengetuk-ngetukan jari di atas kepala Rena, membuat cewek dengan rambut dibiarkan tergerai itu langsung membuka kedua matanya kembali.

"Makan, yuk?" Rena kira orang itu adalah orang yang baru saja ia pikirkan, ternyata tidak.

Adnan masih menunggu jawaban Rena, setelah mendapat respon berupa anggukan, barulah Adnan meraih tangan Rena untuk digenggam dan cowok itu segera membawanya keluar dari kelas.

Bagi Rena, mungkin ini adalah awalan untuk ia mengakhiri perang di batinnya. Ia harus berbaikkan dengan Adnan, tidak perlu menunggu cowok itu untuk menjelaskan semuanya.

Alasannya, Rena hanya ingin segera menghilangkan perasaan baru yang hendak timbul di hatinya.  

  ♣️♣️♣️

Kedua mata tajam milik Bu Novi yang berada di balik kaca mata terus saja menatap murid-muridnya yang terlihat pusing mengerjakan sepuluh soal essay yang ia buat.

Namun, bidik kedua mata itu terarah pada seorang murid laki-lakinya yang kini menenggelamkan wajahnya di atas lipatan lengannya sendiri di atas meja.

Bu Novi mendengus sinis, ia tahu betul siapa itu. "Alvero!" Teguran dari Bu Novi membuat konsentrasi murid-murid yang lain pecah, semuanya menoleh ke arah Raga yang kini sudah menegakkan punggung.

"Mana hasil kerja kamu? Sudah siap? Kok enak-enakan kamu tidur." Bu Novi beranjak, berdiri di depan mejanya dengan tangan bersidekap sambil memandang Raga dengan sinis.

Di tempat duduknya, Raga mendengus. Ia melirik lembar jawaban ujiannya, lalu bangkit sambil membawa kertas jawaban. Cowok itu meletakan kertas itu di atas meja Bu Novi, lalu segera meninggalkan kelas.

Bu Novi yang memang sudah kesal maksimal, langsung meraih kertas Raga. Kedua matanya melotot, meneliti dengan seksama jawaban muridnya yang terkenal bandel itu.

Jawaban Raga, hanya salah satu.

Bu Novi yang masih tidak percaya, kembali memeriksa jawaban Raga. Beberapa menit berikutnya, bel pertanda jam pelajaran kimia telah usai. Semua kertas telah terkumpul, dan Bu Novi segera meninggalkan kelas sambil membawa lembar jawaban hasil ujian murid-murid XII MIPA 1.

  ♣️♣️♣️

"Panggilan kepada Alvero Ragandra dua belas ipa satu, harap segera ke ruang kepala sekolah sekarang juga."

Raga yang sedang berbaring di kursi panjang belakang sekolah, mengerutkan alis mendengar namanya di panggil. Untuk itu, ia segera melangkah menuju tempat yang di sebutkan.

Raga masuk setelah mengetuk pintu ruang kepala sekolah, mendapati Bu Via dan Bu Novi yang berada di dalam ruangan tersebut.

Shoplifting HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang