28. Kecewa

2.8K 263 39
                                    

Awas typo.

Wajah Mala memerah, dengan lelehan air mata yang terus menerus mengalir dari kedua matanya. Cewek itu menangis, dengan bahu yang terguncang dan isakan tangis yang cukup memilukan.

Rena menepuk punggung Mala dengan pelan beberapa kali, mencoba menenangkan cewek itu. Namun, Mala masih saja menangis.

"La, udah. Cowok kayak gitu nggak pantas lo tangisi, sia-sia, La." Rena melirih, ia seperti ikut merasakan bagaimana perih yang dirasakan oleh Mala.

Mala mengurai pelukan, mengusap air mata yang jatuh di pipinya dengan sedikit kasar. "T-tapi, Na, gu-gue sayang banget sa-sama Leon, Na," tutur Mala dengan suara pelan dan masih sesenggukan.

Rena menghela napas panjang. Mendengar penjelasan Mala, tentu saja Rena marah bukan main. Walaupun ia sudah tahu kebusukan Leon, tapi kalau Mala sendiri yang menyaksikan, dan berujung seperti ini, Rena benar-benar marah dan benci pada cowok itu.

Ketulusan Mala hanya dianggap mainan oleh Leon. Cowok itu dengan seenaknya mematahkan hati Mala. Rena awalnya kesal, sudah beberapa kali ia mengingatkan Mala, tapi cewek itu seakan menutup telinga. Tidak mau mendengar apapun tentang keburukan cowok yang sudah menjadi mantan pacar Kemala Adriana. Alhasil, semuanya menjadi rumit.

"Gue tahu dia brengsek, tapi gue nggak kepikiran dia bakal kayak gitu, Na. Gue lihat jelas dia ci-ci--"

"Udah, La. Nggak usah dibahas. Yang penting sekarang lo berhenti nangis, gue nggak mau lihat lo kayak gini lagi. Lupain dia, lo pasti bisa!" Rena meremas pundak Mala, menyemangati perempuan itu untuk tidak terlalu terpuruk akibat patah hati.

Seulas senyum tipis terukir di bibir Mala, meski ia sama sekali tidak bisa menutupi sakit hati yang begitu dalam.

♣️♣️♣️

Annoying: mau gue jemput?

Rena masih di rumah Mala. Selepas acara curhat yang menyesakkan, dan Mala sudah ia perintahkan untuk beristirahat, Rena bertukar pesan dengan Raga. Cowok itu yang mengantarnya ke rumah Mala. Awalnya, Mala menelpon sambil menangis, dengan rasa panik yang luar biasa, Rena yang baru saja turun dari motor Raga, langsung meminta cowok itu mengantarnya ke rumah Mala. Mereka bahkan baru pulang dari kegiatan belajar.

Jari-jemari Rena bergerak membalas chat dari Raga. Ia cukup susah menahan kedut di kedua ujung bibirnya, memaksa untuk tidak tersenyum.

Carrissa Agatha Renafa: Lo dmn?

Tidak perlu waktu lama untuk mendapatkan balasan dari cowok itu.

Annoying: di rumah, mau gue jemput apa kagak?

Carrissa Agatha Renafa: nggak usah, gue naik taksi aja.

Annoying: oke, gue jemput skrg.

Rena berdecak pelan, tapi tidak mengurangi niat untuk tersenyum. Sambil menunggu Raga yang menjemput, Rena menjelajahi media sosialnya.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara klakson motor dari luar. Rena beranjak dan melangkah keluar dari rumah Mala setelah berpamitan dengan asisten rumah tangga Mala. Dihampirinya Raga yang duduk anteng di atas motor besar itu.

"Mampir makan?" Raga bertanya, motornya sudah melaju meninggalkan area rumah Mala. Raga menoleh sedikit ke belakang, menunggu respon Rena.

"Pulang aja."

Hening. Perjalanan yang ditempuh hanya diisi keheningan.

♣️♣️♣️

Shoplifting HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang