Galang & Zea : Ending

11.7K 267 22
                                    

Bandung, 1 April 2019

Happy 2nd Anniversary itu tulisan yang menyambut kami masuk ke dalam rumah bersama ini.

Semuanya bersuka cita menyambut kedatangan kami bertiga, aku, mas Galang dan si kecil Quinna Sabria Gazetha.

Nama Quinna aku ambil dari Quinina atau yang kita kenal sebagai Kina, salah satu obat malaria. Sabria artinya sabar dan Gazetha gabungan dari nama mas Galang, aku dan mbak Gretha.

 Sabria artinya sabar dan Gazetha gabungan dari nama mas Galang, aku dan mbak Gretha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Haii baby Quin, sini sama nema" mam mengambil alih Quin dari pangkuan gue

Nema panggilan untuk mam, singkatan dari nenek mama. Sedangkan bubun dipanggil bune, singkatan bubun nenek.

"Mam, auntie juga mau gendong" Gemi merajuk

"Iiih, baru juga mam gendong ini!" mam menolak

Gue menatap wajah Zea yang sedang tersenyum melihat pertengkaran mam dan Gemi. Menarik lengannya saat akan beranjak pergi meninggalkan gue.

Kenapa mas?

Ada sesuatu yang mau mas kasih buat ade.

Loh ngasih apaan? Main rahasian segala nih...

Mam, titip Quin bentar ya.

Suamiku ini ada apa ya? Kok tumben bisa pisah dari Quin.

Ikut mas ke kamar ya!

"Loh mas, mau kemana?" Garnet keluar dari kamar sambil menggendong baby boy

Ke kamar! Awas ya lo jangan ganggu Zea dulu! Gue mau produksi adik Quin dulu!

Hussh maas! Apaan sih! Haii ganteng!

Aku masih sempat mencium pipi baby boy sebelum akhirnya mas Galang menarik lenganku masuk ke dalam kamar.

Tunggu bentar disini! Ade jangan kemana-mana!

Gue memasuki walk in closet dan mencari barang yang tahun lalu udah gue siapin buat Zea tapi lupa simpen. Gue baru inget itu barang gue simpen di salah satu laci lemari.

Aku duduk dipinggir ranjang, kami sepakat menjadikan kamar ini jadi kamar utama dan kamarku dulu jadi kamar anak-anak nantinya.

Garnet dan Kakang pindah kerumah lama ayah, di blok depan. Kamar Garnet digunakan bila mereka berkunjung seperti hari ini, sedangkan kamar kakang digunakan baby boy saat mereka menitipkannya pada bubun.

Bulan depan, aku dan mas Galang pindah ke Bandung. Akhirnya mas Galang kembali di mutasi ke Bandung. Jadi sejak seminggu kemarin mam dan pap menyiapkan kebutuhan kamar mas Galang menjadi kamar kami berdua.

Aku melihat foto-foto yang dipajang di dinding kamar. Mam mendesain foto itu terpajang rapih membentuk sebuah cerita awal kami berdua kecil hingga Quin hadir di antara kami. Aah ini foto saat aku sedang mengandung Quin.

LOVABLE (END)Where stories live. Discover now