Zea : Surprise!

4.1K 220 1
                                    

Bandung, 31 Desember 2015

Penghujung tahun ini aku sungguh sangat bahagia, tahun ini aku sudah bisa membuka lembaran baruku. Bisa terlepas dari traumaku dan bubun bilang aku sudah sembuh itu semua berkat mas Galang yang selalu setia menemaniku 5 bulan kebersamaannya.

Aku sudah tau bahwa mas Galang akan dengan segala cara membuatku bahagia terutama saat pergantian malam ini dan pasti itu akan membuatnya mengeluarkan banyak uang dari tabungannya. Ya, mas Galang sungguh terlalu royal untuk ukuranku. Sudah tau kan, ayah selalu mendidikku dengan kesederhanaan dan itu akan aku terapkan pada mas Galang.

Aku sudah memulainya pada mas Galang, mengurangi acara dinner romantis yang memerlukan budget besar untuk sekali bookingnya sampai mulai membiasakan untuk tidak selalu membelikan aku sebuket bunga di malam minggu. He's really romantic...yes i can't rejected!

Ini serius loh, tiap malam minggu mas Galang hampir selalu mengajakku dinner dan tentunya selalu ada sebuket bunga mawar yang aku bawa pulang dari tempat dinner. Kenapa aku bilang hampir selalu, karena sudah 2 bulan ini aku selalu menolak.

Aku akan mengajaknya untuk mengunjungi taman tematik yang ada di Bandung dibandingkan menghabiskan uangnya untuk dinner di hotel atau restoran mahal lainnya. Ngedate hemat tapi tak kalah romantis bukan, bisa berduaan saling bergandengan tangan dan berpelukan tanpa meja makan yang membatasi...modus ga sih jadinya? Hahaha abaikan lah..

Naah balik lagi ke rencanaku untuk melewati malam pergantian tahun 2015 ini, aku sengaja meminta mas Galang untuk tidak merencanakan apapun dan itu ternyata lebih sulit memintanya.

Flashback On

Aku mendatangi kantor mas Galang lagi hari ini (selasa, 29 Desember 2015) memberikan bekal makan siang dan menemaninya menghabiskan makanan yang aku bawa.

Kemarin kami bertengkar karena mas Galang masih keukeuh menolak permintaanku untuk tidak merencanakan apapun saat pergantian tahun baru, dan sekarang adalah perjuangan terakhirku untuk memintanya menyetujui rencanaku.

"Hai bu Dwi" sapaku

"Hai mbak, masih belum luluh mbak?" godanya padaku

Aku menggelengkan kepalaku dan menghela nafas.

"Semangat mbak, hari ini semoga goal ya!"

Aku tersenyum sambil memutar knop pintu ruangan mas Galang "Doakan ya bu" ucapku pelan pada bu Dwi

Aku masuk kedalam ruangan yang sudah dipenuhi bau parfum mas Galang. Kulihat dia masih sibuk dengan kertasnya yang tak pernah membuatku tertarik untuk membacanya, ya lah mana aku ngerti tentang kasus dan peraturan.

"Time to lunch honey" ucapku sambil menyimpan kotak makan didepannya yang masih membaca berkas.

Dia melepaskan kacamatanya dan bangkit dari duduknya, berjalan ke arahku dan well...dia memelukku.

"Hari ini ga berantem ya de, mas ngalah...mas nurut gimana rencana ade aja!" ucapnya sambil memelukku

Heii...are you serious? Ini mas Galang yang selalu ngotot itu kan? Mas Galang yang ga bisa di bantah kan?

Ada yang aneh dengan mas Galang, pasti sesuatu hal terjadi sebelum aku datang, wajahnya saat melepaskan kacamatanya tadi terlihat seperti kaget dan pucat. Aah...nanti juga mas cerita, sekarang waktunya merakayan keberhasilanku untuk mendapatkan persetujuannya.

"Ade belum berniat untuk berantem loh mas...tapi makasiih banget mas sudah setuju" aku lalu mencium pipi kanan kirinya "Mas, you inspired me for make your happy with me"

"You also too" ucapnya sambil mencium keningku

Flashback Off

Well...entah karena apa tapi mas Galang seperti mengerti bahwa aku sedang menyiapkan segalanya untuk pergantian tahun ini, sejak terakhir kali aku datang ke kantornya untuk membawakan bekal hari berikutnya dan hari ini mas Galang tidak meminta aku untuk datang membawakan bekal makan siangnya.

LOVABLE (END)Where stories live. Discover now