🍁 Chapter [40] - ENDING 🍁

Start from the beginning
                                    

DEG.

Bahkan Mamah pun setuju dengan hal ini. Tapi kenapa? Apa aku membuat kesalahan lagi hingga aku harus kembali padanya.

"Aku yang seharusnya meminta maaf ke Mamah sudah merahasiakan semua ini, maafin aku, Mah. Aku juga akan tetap tinggal dirumah itu dan aku ingin Mamah dan Ayah juga bisa tinggal bersama denganku. Aku ngerti Mah, Mamah boleh meminta Nadine melakukan hal itu dan aku tidak akan menolaknya karna Mas Samuel juga sudah memberikan saham untuk Nadine yang harus ia pertanggung jawabkan nantinya. Tapi.... Untuk permintaan terakhir Mamah, aku tidak bisa"

"Kenapa? Bukannya itu sudah tertulis di surat wasiat juga? Apa kamu gak mau menuruti kemauan almarhum suamimu?"

"Cintaku sudah sepenuhnya milik dia, Mah. Tidak mungkin aku rujuk kembali dengan Mas Steve, lagipula aku berpikir untuk lebih fokus merawat David dan juga Nadine. Aku lebih baik sendiri seperti ini, Mah"

"Sayang... Samuel ingin kamu rujuk kembali pasti punya suatu alasan yang kuat. Mamah juga melihat perubahan sifat Steven yang semakin membaik. Keinginan Samuel agar kamu rujuk kembali mungkin... Untuk anak-anak. Apa kamu tidak berpikir bahwa mereka di saat umur sekecil itu harus kehilangan kasih sayang seorang Ayah. Apa kamu tidak sedih, Nak?"

"Aku sedih, Mah. Tapi... Aku tetap tidak bisa. Ini 2 hal yang berbeda. Antara diriku dan untuk anak-anakku. Aku akan melakukan apapun untuk kebahagiaan anakku tapi tidak begini caranya"

"Lalu bagaimana caramu membahagiakan mereka dengan seorang diri? Kau pun saja belum tentu bahagia Stella, bagaimana bisa kamu membahagiakan anak-anakmu? Kalau kamu mau mereka bahagia dengan cara apapun maka ini adalah jalannya. Kembali dengan Steven itu yang harus kamu lakukan"

"Akan aku pikirkan lagi, Mah. Sekali lagi terimakasih Mamah sudah mau memaafkanku, aku tidak pernah membayangkan mempunyai mertua sebaik Mamah. Terimakasih, Mah"

"Sudahlah, mari kita buat lembaran baru dengan kejujuran. Bukankah itu yang di mau oleh Samuel kan?"

"Bagaimana Mamah bisa tau?"

"Seorang Ibu pasti tau keinginan anaknya meski tidak terucap oleh lidahnya"

"Baiklah, Mah. Mari kita buat lembaran baru yang lebih indah dengan kejujuran"

"Iya"

Aku merasa Tuhan masih menyayangiku dengan diberikannya mertua yang amat menyayangiku juga anakku, lalu orangtuaku yang terus mensupport aku juga. Aku sungguh bahagia, tapi mengapa aku juga harus kembali padanya? Apakah ini sudah takdir hidupku?

🍁🍁🍁

Steven duduk dengan serius di kursinya memeriksa tiap laporan dan kerjasamanya dengan perusahaan lain. Setelah kematian Samuel, Steven merasa menjadi dirinya yang dulu. Bekerja, bekerja, dan terus bekerja demi menghilangkan rasa rindu didadanya. Betapa ia ingin sekali melihat anaknya serta ibu dari anaknya.

TOK TOK~

"Masuk"

Tak berapa lama munculah sang Mamah dan juga Ayahnya. Ada apa ini! Tidak seperti biasanya mereka kompak mengunjunginya.

"Ada apa Mah, Yah?"tanya Steven.

"Kamu masih mau menutupi semua ini dari kami! Jawab Steve!"jawab Selena.

"Tunggu... Maksud Mamah apa si? Kenapa tiba-tiba datang langsung menyudutkanku seperti ini!"tanya Steven.

"Ahh... Kamu memang dari dulu gak pernah peka heran deh Mamah. Nih, barusan ada berita dan ini harus Mamah selidiki ke kamu"jawab Selena.

"Berita? Aku? Apa hubungannya sama aku emangnya?"tanya Steven bingung.

"Ya jelas aja ada dong. Ini masalah anak. Anak kamu dan Stella, kalian sempat mempunyai anak kan? Dan anak itu bernama David"jawab Selena gemas.

[3] My Wife StellaWhere stories live. Discover now