🍁 Chapter [17] 🍁

58.9K 1.8K 26
                                    

Steven POV

Beberapa hari setelah perceraian~

Suara desahan wanita terdengar di telingaku, dan aku mengenalinya. Clara. Itu suara Claraku. Mataku yang semula terpejam kini terbuka lebar mencari sosok wanita yang amat kucintai. Dan dia menghilang. Tidak ada disampingku lagi.

Kulirik jam di dinding masih menunjukkan pukul 4 pagi. Kemana perginya dia?

Kuberjalan keluar dan semakin jelas suara yang kudengar itu. Walau berat tapi aku penasaran dengan apa yang diperbuat oleh Clara, secara tak sengaja aku melewati bekas kamar Stella dulu dan disanalah sumber suara desahan itu berasal.

"Shhh... Ahhh..." entah itu suara siapa aku hanya terpaku di depan pintu yang terbuka kecil.

Dia. Calon istriku. Dia wanita yang amat sangat kucintai. Dia ada di kasur itu sedang...

"Keluar dari rumahku sekarang!"suara dingin mengintimidasiku menghentikan aktivitas mereka disana.

Lelaki itu berjalan keluar masih dengan setelan kerjanya. Hanya jasnya sudah disampirkan di pundaknya, sial. Kulirik kembali wajah merah padam Clara disana, tertangkap basah sedang berselingkuh dengan seorang pria yang tak kukenal.

Kesalahan pertamanya : selingkuh di belakangku.
Kesalahan keduanya : dia membawa lelaki itu kerumahku.
Kesalahan ketiganya : dia sedang mencoba mempermainkanku.

Kini aku tahu siapa dia sebenarnya. Wanita penjilat. Sialan!! Ternyata benar apa yang diucapkan adikku, Milley beberapa bulan sebelum aku bercerai dengan Stella.

Flashback On.

Suara langkah kaki yang mendekat membuat lelaki yang tengah sibuk memikirkan Laporan Keuangan itu menoleh.

"Kak Steven..."panggil Milley keras.

"Hey ada apa kamu ke kantor Abang?"tanyaku lembut dan menaruh dokumen itu sampingku.

"Aku baru saja melihat Kak Clara dengan lelaki lain"jawab Milley.

"Jangan bercanda, sudah sana jangan ganggu Abang kerja"ucapku.

Sebenarnya dalam diriku ada rasa penasaran yang tinggi. Benarkah Clara berselingkuh dariku? Setelah kebersamaan dan semua ini?

"Ih aku kan kesini ada berita penting lagi selain Kak Clara yang bersama lelaki lain itu. Mamah menanyakan keadaan Kak Stella, Kak. Apa Kakak tidak mau kerumah sekedar menginap, sepertinya Mamah kangen dengannya"ucap Milley menyadarkan lamunanku.

"Stella sedang sibuk. Dan Abang juga, tidak bisa jika harus pulang. Tolong bilang seperti itu pada Mamah"titahku yang diangguki olehnya.

"Sebenarnya Kakak masih berhubungan apa gak sih sama Kak Clara? Ko kayanya muka kakak kesel gitu waktu aku kasih tau dia jalan sama cowok lain?"tanya Milley membuatku tergagap.

"Te-tentu saja tidak. Abang kan sudah menikah. Kamu ini ada-ada saja"jawabku.

"Baguslah, karna aku sangat sangat tidak menyukainya. Dia sombong dan angkuh serta pakaiannya yang minim membuat hampir seluruh auratnya terlihat. Huft, kau harus berhati-hati kak karna seorang wanita penjilat. Dia memang kaya tapi tidak menutup kemungkinan dia juga menginginkan kekuasaan pula dan kepopularitas"ucap Milley.

"Cukup jangan terus-menerus membicarakan kejelekan orang lain. Abang sedang banyak kerjaan Mil, pulanglah"balasku.

Hatiku sakit. Hatiku juga merasakan ada yang janggal namun kutepis karna Clara tak mungkin seperti itu.

[3] My Wife StellaWhere stories live. Discover now