🍁 Chapter [38] 🍁

26.5K 644 13
                                    

Author POV

Keesokan Paginya~

Stella sudah bangun lebih awal karna terus memantau keadaan David, ia sengaja tidak mengabarkan Samuel karna ingin membuat kejutan tapi karna sang mertua yang heboh berita kepulangan David tentu akan tersebar dengan cepat, Stella pun akhirnya menuju ruang dokter dan menanyakan kembali perihal keadaan David.

"Keadaannya sudah baik, saya bisa memberinya ijin untuk pulang hari ini. Saya merasa ini sebagai mukjizat, untuk sebagian anak bisa saja meninggal dalam peristiwa itu tapi David sudah bisa melewati masa kritis itu. Saya berharap, Nyonya tidak akan pernah lupakan untuk selalu mengecheck keadaan David secara rutin tiap 6 bulan sekali"

"Baik Dokter, saya juga sangat senang David bisa kembali pulang kerumah. Terimakasih banyak atas pertolongannya, Dokter. Saya pemisi"

"Iya Nyonya, silakan"

Stella pun segera membereskan perlengkapan David dan menghubungi orang rumah bahwa ia akan pulang, sembari menunggu jemputan Stella pun mengurus semua biaya administrasi dan duduk diruang tunggu.

"Sebentar lagi kita akan pulang"gumam Stella.

Sekilas pikirannya pun teralihkan oleh mantan suaminya, Steven. Haruskah ia memberitahukan kondisi David? Dalam ragu akhirnya Stella pun mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan. Stella tersadar bahwa tidak semestinya ia bertindak seegois ini hanya untuk mempertahankan David. Meski begitu ia juga tidak menyesal telah melakukannya, ia hanya sedikit merasa iba terhadap Steven.

"Kau yang pertama kali membuatku seperti ini. Perselingkuhanmu, ketidakperdulianmu, dan juga kekerasan yang kau lakukan terhadapku membuatku menjadi seperti ini. Jadi jangan salahkan aku bila sekarang kau yang menerima akibatnya"batin Stella.

TAP TAP TAP~

Stella mendengar suara sepatu mendekatinya dalam keheningan Stella mencoba mengenali siapakah orang itu? Semerbak harum langsung memasuki indra penciumannya dan ia yakin itu adalah suaminya, Samuel Meshach.

"Sammm... Kenapa kamu bisa--"

"Karna aku ingin memastikan istri dan anakku baik-baik saja. Jadi aku lah yang menjemputmu"

"Ohh ya ampun, kamu kan harusnya itu istirahat aja di rumah. Tapi aku seneng ko, makasih ya sayang"

"Ahh sudah lama aku tidak mendengarnya. Sama-sama istriku, sayang"

Samuel merangkul pundak Stella sambil sesekali melihat wajah David yang berada di gendongan Stella. Mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit.

🍁🍁🍁

Steven membuka matanya yang terasa berat, akibat kurang tidur dia jadi seperti Monster. Sebuah getaran di mejanya membuat Steven segera meraih ponselnya. 1 pesan baru.

"Alah paling cuma dari operator"gumam Steven.

Lelaki itu tak lantas membukanya melainkan pergi kekamar mandi dan bersiap diri. Sudah cukup baginya untuk bersedih. Kini ia harus bangkit kembali. Karna masih banyak orang yang menyayanginya, terutama keluarga dan sahabatnya.

"Semangat... Kau pasti bisa Steven!"

Kata penyemangat itu membuatnya bangkit, ia berpikir bahwa jika dirinya terus menerus meratapi nasibnya. Bagaimana nanti? Ia akan merasa malu jika orang lain melihatnya dalam keadaan terpuruk hanya karna cinta. Jadi Steven pun mengambil keputusan untuk mengikuti permainan yang di lakukan mantan istrinya itu. Dia akan tetap bersikap baik, dan mengirimkan uang bulanan untuk David. Dan memperhatikan dari jauh perkembangan putranya. Dengan begitu perannya sebagai Ayah tidak akan hilang.

[3] My Wife StellaWhere stories live. Discover now