🍁 Chapter [15] 🍁

61.9K 1.8K 8
                                    

Stella POV

3 Hari Kemudian~

Aku tengah berdiri di taman belakang menikmati waktu pagiku bersama sang buah hati. Tanganku terulur untuk mengusapnya memberikan perasaan nyaman dan tenang untuknya.

Drtt drttt
Ponsel di sampingku bergetar menampilkan Samuel Calling. Dengan cepat kugeser kearah tombol hijau.

"Ya, Sam?"

"Ah aku lega mendengar suaramu, Stella. 2 hari aku sibuk dengan pemotretan dan melupakanmu. Apa kau dan bayimu sehat?"

"Kau terlalu berlebihan, Sam. Ya aku dan dia baik-baik saja"

"Syukurlah. Ah iya aku sudah dapatkan apartemen untukmu dan menyewakannya untukmu dengan suka rela. Jadi... Kalau kau ingin pindah bilang saja padaku aku pasti akan membantumu"

"Terimakasih banyak, Sam. Kau memang pahlawanku. Mungkin setelah perceraian aku akan langsung pindah"

"Kapan kau akan sidang?"

"Jika tidak ada halangan seharusnya 1 bulan lagi"

"Baiklah aku akan selalu disini menunggumu. Walau ku tahu hatimu hanya untuknya"

"Hey kau jangan membicarakan lelaki itu lagi. Aku sudah muak"

"Baiklah, princess, prince mau mandi dulu ya"

"Haha iya"

Sambungan terputus. Aku menatap kedalam rumah yang kosong. Sejak pertengkaran 3 hari lalu Steven memang tidak pulang kerumah.

"Kuharap kau datang membawa kabar gembira tentang perceraian kita"ucapku lirih.

Tak lama kemudian ponselku kembali bergetar menampilkan pesan masuk.

From : 0812xxxxxx
Datanglah ke cafe mentari sekarang!

Siapa lagi jika bukan Steven karna dia paling suka memerintah. Dengan segenap perasaan aku menuju tempat tersebut.

🍁🍁🍁

Disana aku melihat ada Clara dan Steven. Bagus sekali bukan? Dua pasangan paling serasi di dunia yang sangat memuakkan.

"Katakan yang ingin kau katakan"ucapku dingin.

"Apa benar kau hamil, Stella?"tanya Steven dingin.

"Tidak"jawabku lantang.

"Aku mempunyai buktinya Stella kau tidak bisa menyangkalnya lagi"ucap Clara.

Sial. Aku berusaha menutupi kegugupanku. Aku pasti bisa!!

"Ah begitu rupanya!! Kau sudah tau kan? Tapi sayangnya dia sudah pergi. Karna aku menggugurkannya"balasku.

"Apa kau sudah gila, hah?!!! Kau membunuh anakku, jalang!!"teriak Steven.

"Lalu apa perdulimu, Mas? Kau bahkan bisa membuatnya bersama kekasihmu, lalu setelah kita bercerai aku yakin clara sudah mengandung anakmu. Jadi untuk apa kau memperdulikan anakku yang sudah mati!"balasku ketus.

"Kau!!!! Benar-benar membuatku marah. Bagaimanapun dia keturunanku mengapa kau tega membiarkannya mati, aku tidak akan membunuhnya walau itu dari rahimmu, Stella!"ucap Steven frustasi.

"Begitu ya? Aku melakukannya karna yang ku tahu adalah seorang Steven adalah lelaki yang hanya mencintai Clara Samantha. Dia tidak pernah perduli akan istrinya dirumah, yang di pikirkannya adalah pernikahannya dengan Clara. Lalu aku sebagai manusia berakal memikirkan nasib anakku jika aku memaksanya untuk tetap tumbuh di rahimku, jika kau memang menerimanya bagaimana dengan Clara? Sudikah dia merawat anakku ini yang bukan darah dagingnya? Aku sudah bisa menebak akan jadi apa anakku kelak. Dan itulah alasanku mengguggurkannya. Demi kebaikan bersama"balasku tenang namun membuat mereka bungkam 1000 bahasa.

[3] My Wife StellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang