"Kenapa Dit? Ngeliatin siapa?" tanya Nabil.

Ternyata Nabil sadar jika Ditya sedari tadi memerhatikan sesuatu.

"Eh..eng..engga kok. Gue mau beli camilan bentar ya Bil. Lo tunggu sini dulu." ucap Ditya. Ia pun langsung pergi meninggalkan Nabil. Dan Nabil malah bingung sendiri melihat sikap Ditya yang mendadak aneh.

Ditya langsung menyusuri bagian camilan. Sebenarnya tujuan utama ia kesini adalah mencari Safir. Siapa tau ia belum jauh. Namun nyatanya, Safir lebih cepat bergerak. Ia sudah tak ada disitu.

"Shit." umpat Ditya.

Ia pun mengambil beberapa camilan lalu kembali menyusuli Nabil.

"Udah Dit?" tanya Nabil.

"Udah. Ayo bayar." ajak Ditya.

Mereka pun membayar belanjaan dan setelah itu langsung pergi meninggalkan supermarket.

~~~

Saat Safir hendak menaiki mobilnya untuk pulang, ia merasa ada yang memanggilnya. Dan ketika ia menoleh, betapa paniknya ia. Matanya yang masih sembab, harus dihadapkan pada Nabil dan Ditya. Oh damn!

"Hai kak Safir! Lama gak ketemu ya. Di sekolah juga jarang liat." sapa Nabil ramah.

Canggung pun menyelimuti Safir dan Ditya. Mereka hanya sesekali menatap lalu membuangnya.

"Eh..iya, hai Bil. Aku ada kok di sekolah. Kamu aja kali yang jarang liat.hehe." ucap Safir sambil memasang senyum 'terpaksa'.

Ditya hanya memandang Safir dingin. Dan itu membuat Nabil curiga.

"Kak Ditya? Kok kak Safir gak di sapa sih?" tanya Nabil.

Dan tiba - tiba saja, Ditya dan Safir langsung batuk secara berbarengan. Satu alis Nabil pun terangkat.

"Eh..iya. Hai... Fir." sapa Ditya dengan nada terbata - bata.

Safir tersenyum kecil. "Hai juga Ditya."

Safir yang merasa obrolan mereka akan berjalan tidak baik pun, akhirnya segera bertindak.

"Hmm.. Dit, Bil, maaf nih, gue balik duluan ya. Soalnya ada janji sama temen jadi gak bisa lama - lama." ucap Safir.

Nabil dengan antusias pun menanggapinya positif. "Oh gitu. Iya kak iya gapapa kok. Hati - hati ya kak."

"Temen apa temen Fir? Jangan - jangan Zico lagi temen lo. Eh jangan nethink Ditya." batin Ditya sambil bergeleng - geleng. Dan itu dilihat Safir.

"Lo kenapa geleng - geleng?" ucap Safir yang mencoba akrab kepada Ditya.

Ditya menautkan alisnya. "Kepo amat. Masalah gitu buat lo?" ucap Ditya dengan nada sinis. Dan itu membuat hati Safir mencelos.

Dulu yang kalo ada apa - apa selalu cerita, sekarang serba ditutupin. Gak mau cerita. Kadang hidup seaneh itu. Yang sepertinya baru kemarin masih akrab, sekarang sudah seperti tak kenal. Sakit rasanya hati Safir.

"Oh. Ngga kok. Gue nanya doang. Masalah?" ucap Safir tak kalah sinis. Ia berusaha tegar dihadapan Ditya. Padahal hatinya tidak demikian.

Ditya tersenyum miring. "Bodo amat."

Nabil yang merasa suasananya sudah tidak enak, memutuskan untuk menarik Ditya.

"Aku juga balik ya kak. Permisi." ucap Nabil sambil menarik tangan Ditya paksa.

JLEB. (13)

"Sakit ya liat lo sama dia kayak gitu." batin Safir sambil memandang sendu ke arah dua orang itu.

Friendship or Relationship? [ END ]Where stories live. Discover now