Pengumuman [edited]

1.5K 103 4
                                    

Maret 2014

Nana perlahan membuka kedua matanya begitu ia mendengar suara alarm yang berbunyi sangat nyaring pagi itu. Samar-samar Nana mendengar suara kicauan burung di luar sana.

Nana beranjak dari kasurnya lalu membuka jendela kamarnya. Ia tersenyum masam menatap jendela kamar Ferdi yang tertutup rapat, sudah dua minggu Nana dan Ferdi tidak saling berhubungan.

Mereka tidak putus ataupun bertengkar, hanya saja Nana ingin Ferdi fokus belajar untuk menghadapi Ujian Nasional. Dan hari ini adalah hari terakhir Ujian tersebut.

Tok. Tok. Tok

Nana menoleh kearah pintu kamarnya yang perlahan terbuka. "Nanaku!" panggil Sarah begitu memasuki kamar Nana.

"Eh elu, dikirain siapa." sahut Nana.

Sarah menutup pintu kamar Nana lalu langsung melempar tubuhnya ke atas kasur Nana yang masih berantakan.

"Ngapain lu pagi-pagi kesini? Tumbenan." ucap Nana lalu duduk di ujung kasurnya.

"Ku kangen sama kamu". sahutnya.

Nana berdecak lalu melempar bantal ke arah Sarah. "Jijik!"

"Ack!" ringis Sarah lalu balas melempar bantal ke arah Nana, namun lemparannya meleset.

"Rusuh dah pagi-pagi, bangun bangun!" Nana mendorong tubuh Sarah untuk bangun dari tempat tidurnya.

Sarah beranjak dari kasur sambil menpautkan bibirnya. "Iya iya."

Nana merapihkan kasurnya yang berantakan. Ia merapihkan seprai dan melipat selimut tersebut.

"Masih belom ngasih kabar tuh orang?"

Nana terdiam, ia tersenyum lalu kembali merapihkan kasurnya. "Emang gue yang nyuruh dia kok biar gak ngubungin gue. Lagian hari ini hari terakhir UN, nanti palingan dia juga bakal ngasih kabar."

"Tapikan seenggaknya dia nanya kabar lo kek tentang keadaannya. Bener-bener deh , dibilang gak usah ngubungin ternyata beneran gak ngubungin sama sekali lho, Na."

Nana tertawa kecil. "Ribet lo ah, kan di bilang emang gue yang nyuruh. Paul juga lo!" Nana duduk di ujung kasurnya, ia menatap jendela kamar Ferdi yang tertutup dengan rapat.

Sarah menatap Nana miris. "Kangen kan? Udah Line aja sih."

Nana menoleh ke arah Sarah. "Percuma gue Line sekarang juga orangnya lagi ujian oon."

"Oh iya ya." Sarah tertawa seperti orang bodoh sambil menggaruk ujung kepalanya yang padahal tidak terasa gatal sama sekali.

Setelah mengobrol lama dengan Sarah, Nana memutuskan untuk mengantar Sarah pulang sampai depan gerbang rumahnya. "Maaf ya Sar, gak bisa nganter pulang. Dirumah lagi gak ada orang soalnya." ucap Nana.

"Yelah, selo aja sih Na. Gue balik ya!" pamitnya.

"Iya, hati-hati."

Nana berjalan memasuki rumahnya, ia melirik meja makan yang hanya terdapat beberapa lauk untuk di makan. Ia teringat dengan bi Endah yang sedang pulang ke kampung halamannya dari dua hari yang lalu.

Nana melanjutkan perjalanannya menuju ruang tengah. Ia langsung menduduki dirinya di sofa yang panjang lalu menyalakan TV, setidaknya untuk menghilangkan sedikit rasa kebosanannya. Ia merebahkan dirinya di sofa, kemudian terus mengganti channel TV tersebut, mencari acara yang menurutnya asyik untuk di tonton.

Nana menghela napas panjangnya. "Bosan." gumamnya. Ia mematikan TV tersebut dan memilih untuk tertidur di sofa.

"Na? Nana?" Seseorang memanggil namanya dan sesekali menyentuh pipinya. Nana perlahan membuka kedua matanya yang terasa berat. Ia memicingkan matanya untuk melihat siapa yang telah membangunkannya.

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETEWhere stories live. Discover now